Jam diatas nakas menunjukan pukul 06:30 WIB.
Bryan terbangun dan menatap dengan bingung ke sekelilingnya, ia merasa asing disini. Pandangannya terhenti pada seseorang yang sedang tertidur dimeja dengan laptop yang masih menyala dan kertas berserakan dimana-mana.
"Nenek sihir itu lagi, kukira dia sudah pergi. Tapi dimana aku sekarang, dan kemana perginya daddy??" Bryan menggerutu sendiri dan berjalan ke arah Aleta.
"Heii bangunlahh!!! Kau apakah akan menjadi putri tidur??" Bryan mengguncang tubuh Aleta dengan kencang.
Aleta membuka matanya dengan ogah-ogahan.
"Ck bahkan kau tak pantas disebut putri, kau terlalu jelek!!" Bryan kembali mengguncang tubuh Aleta.
"Apa sihh Bryan aku masih ngantukkk!!" Aleta merentangkan kedua tangannya dan menguap. Terdengar bunyi krek krek menandakan jika otot-ototnya sangat kaku.
"Aku lapar tante, kau bodoh sekali, ini sudah jam berapa?!" Bryan semakin marah pada Aleta.
Aleta melirik nakas. "Baru jam setengah 7 dia sudah lapar??" Ia bertanya dalam hati lalu Aleta menatap Bryan dengan curiga. "Apa dia sedang mengerjaiku?? " Lagi-lagi ia bertanya-tanya.
Yang ditatap malah nyengir dengan menampilkan deretan giginya yamg putih.
"Kenapa kau tak memanggil maid saja sihh?? Aku masih ngantukk."Aleta kembali menjatuhkan kepalanya diatas meja.
"Aku maunya kau yang memasakkan!! Ck ibu macam apa yang membiarkan anaknya kelaparan?!" Bryan merajuk.
"Oke-oke aku akan memasakanmu sarapan, kau ingin apa?? Pancake, roti bakar, atau apa??" Aleta kini sudah berdiri tegak.
"Bubur ayam!! Dan itu harus kau yang memasaknya, karna aku akan mengawasimu." Bryan tersenyum setan.
"Ahh baiklah terserah kau saja, mau ikut atau tidak, tapi biarkan aku mencuci muka sebentar agak tak menabrak seauatu dijalan ke dapur." Aleta sudah melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Tidak, sebaiknya didapur saja, diasana juga ada wasttafle bukan, melihat kamarmu yang mewah pasti rumahmu juga sangat mewah bukan??" Bryan menarik Aleta, yang ditarik malah pasrah saja. Karna dia tau, percuma berdebat dengan anak kecil yang keras kepala seperti Bryan.
Kini mereka telah sampai didapur, Aleta tengah mencuci mukanya sedangkan Bryan sudah duduk manis di kursi pantry dengan menopang dagunya dengan kedua tangannya, untuk melihat Aleta memasak.
Aleta melihat itu. "Uhh dia manis sekali jika diam seperti itu." Aleta tersenyum gaje.
Aleta dengan cekatan mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan, pertama dia merebus nasi dari rice cooker, agar buburnya cepat matang, kemudian ia membuat kuah untuk bubur ayamnya menggunakan santan dan rempah-rempah khas indonesia, lalu menggoreng ayam, terakhir ia memotong daun bawang dan seledri. Ia mengambil setoples bawang dan kedelai, lalu meletakkannya di meja makan. Dalam waktu 45 menit semuanya sudah tersedia dimeja makan.
Bryan berbinar menatap bubur ayam yang berada dimeja makan, ia menganga setelah menyicipinya sedikit. Karna niat awalnya ingin mengerjai calon ibu tirinya itu, ia berfikir Aleta tak akan pandai memasak dan akan membuat dapur kebakaran. Nyatanya ia salah besar, karna Aleta malah sangat liahai dalam memasak.
"Bryan kalau kau mau sarapan terlebih dahulu silahkan saja, aku akan mandi terlebih dahulu okee." Aleta menghilang dibalik pintu penghubung dapur.
Dengan berlari Bryan menyusul Aleta.
"Tunggu!!" Serunya.
"Apa lagi Bryan??" Aleta tampak menahan kekesalannya.
"Aku juga ingin mandi, biasanya daddy akan memandikanku." Bryan memamerkan deretan giginya yang putih.
![](https://img.wattpad.com/cover/105500857-288-k407741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Covered In Black Clouds >{Slow Update}<
RomanceDiawali dengan perjodohan dan berakhir dengan?? Entahlah apakah akan bahagia ataukah sebaliknya?? Tuhan selalu memberi duka sebelum kebahagiaan hadir, maka jangan selalu berfikir bahwa tuhan tak adil, karna sesungguhnya Ia lah yang maha adil. -Auth...