4. Riwet

31 3 0
                                    

Aleta nampak tengah menahan sekuat tenaga kekesalannya pada tiga bocah yang berjalan didepannya itu. Si kecil Ara berdada ditengah-tengah aura permusuhan yang diciptakan oleh Bryan dan Rey yang berada disisi kiri dan kanannya Ara. Kedua bocah beda usia itu terus saja memperebuti siapa yang boleh menggandeng Ara. Sedangkan bocah kecil yang diperebutkannya malah tertawa tanpa dosa.

Ya Aleta sekarang tengah mengasuh kedua keponakannya plus satu calon anak tirinya. Dia sangat frustasi karna sedari tadi ketiga bocah berbeda usia itu sellau membuat rusuh, bahkan Ara yang kalem jadi ikut-ikutan membuat riwet Aleta.

"Bryan sama Rey nggak usah berantem, biar aunty gendong Ara aja." Aleta langsung menggedong Ara.

Kedua bocah itu cemberut, mereka sekarang tengah berada di kebun binatang, sudah sedari tadi mereka berkeliling, tapi entah mengapa seperti tak ada lelah untuk Bryan. Padahal sedari tadi Rey dan Ara merengek lapar, karna Aleta juga tak mungkin meninggalkan Bryan sendirian, jadi ya dia akan membujuknya terlebih dahulu.

"Bryan mau es cream gak??" Aleta membisikkannya ditelinga Bryan.

Berhasil!!!  Bryan mengangguk dan menarik tangan Aleta.

"Ara sama Rey juga mau??" Aleta menatap kedua keponakannya secara bergantian.

"Mau!!" Seru mereka dengan kompak sembari menganggukan kepalanya.

"Oke!!! Bang empat yaa rasa strawberry semua." Seru Aleta pada penjual es creamnya.

"Bagaimana kau bisa tau aku sukanya rasa strawberry??" Bryan menatap Aleta dengan ekspresi dinginnya.

"Hanya menebak, kau kan imut jadi strawberry cocok untuk bocah imut sepertimu." Aleta menjawab sekenanya saja, karna menurutnya itu tak terlalu penting.

"Kau sedang merayuku huh??" Bryan masih dengan mode warasnya, yaitu DATAR dan DINGIN.

Aleta mengedikkan bahunya acuh.

Mereka telah mendapatkan es creamnya masing-masing, namun jangan panggil Bryan jika bocah itu bisa tenang dalam watu lama, nyatanya sekarang ia telah kembali mengerjai Rey dengan mengoles-ngoleskan es cream di wajah tampan dan imut Rey. Tidak sampai situ, Bryan juga dengan sengaja mengambil es cream Rey sampai anak itu menangis karna kesal. Sedangkan Ara?? Gadis imut itu sedang bertepuk tangan dengan gembira, apa dia kira kedua anak laki-laki didepannya adalah pertunjukan badut??! Entahlah hanya dia dan tuhan yang tau!!

"Tuhan!! Sudah berapa kali aku bilang akan gila karna bocah satu ini?? 3 atau 4?? Tolong ingatkan aku untuk membeli tambang agar anak itu bisa diam, akan kugantung dia dipohon togee!! Ehhh??" Lagi-lagi Aleta dibuat pusing oleh kelakuan Bryan.

"Rey nggak boleh nangis yaa, jagoannya aunty masa cengeng sihh??" Aleta mencolek hiduk Rey, sedangkan bocah itu masih cemberut.

"Yaudah aunty beliin es creamnya dehh 2 malah, tapi janji nggak boleh nangis okee, janji??" Aleta mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji aunty." Rey mengaitkan jari kelingkingnya.

"Oke kita beli es cream lagii, bang 2 lagi yaa." Seru Aleta.

2 es cream sudah berada ditangan Rey, sekarang ia telah memanas-manasi Bryan dengan kedua es crim ditangannya.

"Kamu ada enggak 2 es creamnya??" Rey mulai memanasi Bryan.

"Dasar anak kecil, es krim aja pake pamer. Sabarrr Leta sabaar."  Aleta berkata dalam hati sembari mengelus dadanya.

Bryan melongo karna es krim miliknya dan milik Rey yang direbut olehnya sudah habis tak tersisa, lalu dia menoleh kearah Aleta dengan tampang memelasnya, inilah yang disebut sebagai mode gilanya Bryan.

Love Is Covered In Black Clouds  >{Slow Update}<Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang