12. Malaikat Tanpa Sayap

27 1 0
                                    

Brak

Leta melempar handphonenya kehadapan Leo, ia bahkan tak memperdulikan jika handphonenya itu rusak.

"Loe apa-apaan sih masukin foto ke IG??" Aleta bersedekap dengan raut wajahnya yang datar.

"Ehh dokter Leta, ada masalah dok??" Leo berusaha menahan tawanya agar tak pecah karna melihat kekesalan di wajah Aleta.

"Serah!!" Aleta mengambil handphonenya lalu pergi begitu saja, ia bahkan tak memperdulikan lagi perutnya yang telah berdemo meminta diisi.

"Let jangan marah donk!!" Leo menahan pergelangan tangan Aleta, lalu memegang kedua bahunya.

"Let gue ngelakuin ini biar loe nggak murung lagi, gue tau loe kehilangan Alex, tapi loe nggak boleh terpaku terus di masalalu, loe harus maju." Leo menatapnya serius.

"Gue nggak sekuat itu Le, maaf gue butuh sendiri." Aleta melepaskan tangan Leo di pundaknya dengan perlahan lalu pergi meninggalkan Leo dengan penyesalannya karna telah membuat Aleta semakin murung.

^^^

"Kenapa sulit rasanya lupain kamu dan semua kenangan kita Lex??" Aleta berbisik pada batu nisan didepannya.

"Kenapa kamu ninggalin aku dalam keadaan seperti ini Lex, semuanya rumit. Jika aku suruh memilih, lebih baik kamu pergi sama wanita lain ketimbang kamu ninggalin aku selamanya kayak gini, kenapa kamu tega ngelakuin semua ini, kenapa, kenapa!! Jawab aku kenapaa!!" Lalu Aleta tertawa miris, tepatnya menertawakan dirinya sendiri.

"Kamu persis kayak orang gila."

Aleta menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah suaminya sendiri, Mark.

"Saya memang gila, permisi." Aleta melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Tunggu!!" Mark berteriak keras, membuat Aleta berbalik untuk menatapnya.

"Apa??"

"Mommy nyuruh kita pulang cepat, karna beliau memerintahkan agar kita menghadiri acara pengangkatanku sebagai Presdir." Katanya dengan tenang tanpa menoleh pada Aleta.

"Baiklah aku sekarang akan langsung pulang." Aleta sekarang benar-benar pergi menjauh.

"Lex, maafin kakak ya karna nggak bisa menyayangi wanita yang kamu sayangi sesuai permintaan kamu, kakak harap kamu mengerti." Mark menaburkan bunga dan pergi meninggalkan pusara adik tersayangnya.

^^^

Pesta pengangkatan Mark digelar dengan elegant dan amat mewah, tamu undangan yang hadir pun tak teritung jumlahnya. Semua itu karna kolega-kolega bisnis Edward Corp yang sangat banyak.

Sementara itu seorang wanita cantik yang mengenakan dress terusan berwarna peach sangat terlihat manis serta membuat semua pasang mata melihatnya, ia berjalan dengan santai ke arah pesta yang sedang berlangsung, ia berangkat belakangan karna harus mengurus pasiennya terlebih dahulu.

Sementara itu seorang wanita cantik yang mengenakan dress terusan berwarna peach sangat terlihat manis serta membuat semua pasang mata melihatnya, ia berjalan dengan santai ke arah pesta yang sedang berlangsung, ia berangkat belakangan karna harus...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Is Covered In Black Clouds  >{Slow Update}<Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang