Tupperware

2.3K 340 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cahaya matahari yang menembus kaca jendela membuat Ali langsung membuka matanya. Sedetik kemudian Ali merasakan selimutnya ditarik sepenuhnya oleh sang ibunda. Ali menggerutu kecil sambil memeluk guling, tapi gulingnya juga ditarik oleh Meyra.

"Udah jam 8, ayo bangun!" ujar wanita paruh baya itu sambil melipat selimut. Ali menggaruk kepalanya sebelum kemudian seorang anak kecil berusia 4 tahun meloncat ke kasurnya dan langsung menggoncang goncangkan tubuh Ali.

"Kakak Aliiii aku mau mamammm!"

Ali mengucek matanya untuk sadar sepenuhnya. Matanya berkedip kedip menatap seorang anak kecil yang memeluk boneka dengan senyum manis menampakkan gigi susunya. Dalam sekejap Ali langsung membawa adik kecilnya itu ke dalam pelukkannya.

"Abel mau mamam? Mamam sama apa?"

"Nasi goyeng."

"Oh mau makan sama nasi goreng? Yok ke bawah yok makan sama kakak." Ali membungkuk di tepi kasur sampai adik perempuannya itu naik ke punggungnya. Dari belakang, Meyra menyunggingkan senyuman melihat Ali yang dengan ceria membawa Abel menuju ruang makan.

Ali duduk di kursi meja makan setelah mencuci mukanya terlebih dahulu. Iya, cuma cuci muka. Kalo hari libur gini biasanya Ali suka males mandi pagi, kecuali kalo mau pergi ke luar. Kalo di rumah doang mah, paling koloran doang sambil main PS. Mandinya entar lagi kalo inget.

Di ruang makan Ali dapat melihat ayahnya dan kakak laki lakinya sudah duduk menyantap sarapannya lebih dulu. Ali menarik kursi lalu mendaratkan bokongnya di sana. Tangannya dengan cepat mengambil sepiring nasi goreng dan kerupuk. Seperti biasa, Ali makan pake tangan kiri.

"Pfftt.."

"Napa lo cekikikan gitu?" kata Ali sambil mendelik ke arah Nuno, kakaknya.

"Lo masih cebok pake tangan kanan ya? Haha." Spontan Ali langsung melempar kerupuk ke wajah Nino dengan wajah cemberut.

"Abisnya tuh tangan manis kaga pernah dipake makan sih."

"Udah dibilang tangan gue asin semua, kagak ada yang manis." Ali melanjutkan makannya cuek. Males aja gitu masalah ini lagi yang diperkarakan.

Ali ini paling gak bisa akur sama kakaknya. Pernah tuh ya, waktu Ali kesasar pas liburan di Bandung. Ayah dan Bundanya kebetulan lagi di luar negeri, jadi Ali nelpon Nino minta tolong. Eh bukannya ditolong, malah disuruh nginep di mushola.

"Kak, gue lagi di Cikutra nih. Gak tau jalan balik ke villa. Jemput dong."

"Hah? Ngapain lo jauh jauh ke Cikutra?"

"Gak tau nih, kesasar. Mana gak ada signal internet lagi gak bisa buka google maps. Udah malem banget lagi."

"Udah lo gak usah balik ke villa. Di situ ada mushola kan? Lo nginep aja di mushola. Besok pagi pasti ada angkot. Nah lo tanyain jalan pulang ke Mang angkotnya."

The Last TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang