different

33 8 4
                                    

Setelah peristiwa dimana revan mengantarku pulang, semua berubah, sosok dingin itu berubah menjadi lebih terbuka, menjadi sosok yg menyebalkan, aku senang akan hal itu, kebahagiaanku belum cukup sampai disitu sekarang hari hariku dipenuhi keceriaan, varo kakak ku dia telah kembali menemani hari hariku, dan satu hal yg membuatku terkejut keluarga horan yg membeli rumah olivia ternyata itu keluarga revan, pantas saja aku seperti tak asing lagi akan nama horan, kepanjangan dari revano horan.

Malam ini langit dipenuhi bintang bintang, aku suka bintang, dulu vino selalu menemaniku melihat bintang. Dg kembaliny kak varo dan berubahny revan, aku sedikit bisa melupakan vino walaupun hatiku seutuhny menanyakan dimna keberadaan vino. Dan tentang perasaanku pada kak devan semuany masih sama, aku berharap bahwa devan itu vino, karena dipertemuan pertama, mereka sama sama menolongku.

Kulangkahkan kaki ku keluar rumah, biasanya saat aku bosan di malam hari aku selalu pergi ketaman sambil melihat bintang.

"Argg" suara rintihan seseorang, seketika aku merinding,
"Argg, arggg" kulangkahkan kakiku menuju suara itu, suara itu berhenti di sebuah gang gelap, suara itu semakin melemah.

Dengan sedikit keberanian, dan penasaran yg menguasai diriku aku melihat seseorang tak jauh dariku yg merintis kesakitan, wajahnya tak jelas. Kunyalakan senter hapeku dan kuarahkan pada orang itu.

"Revan" kataku dg panik sekaligus kaget , dia yg awalny memejamkan mata, kemudian melihatku dg kaget
"Pergi dari sini" ucapnya sambil menahan rasa sakit, aku yg panik karna melihat darah yg banyak disekitar perutny, tidk peduli dg ucapannya, langsung menelpon dr. Aldo, dr pribadiku,

"Halo kia, kmu tdk apa apakan" ucapny panik
" cepat bawa ambulance ke sini temanku sekarat" kataku
" o...oke, kirimkan alamatny"
Setelah mengirim alamat,

"Rev, lo masih kuatkan"
" pergi dari sini" kalau saja aku tdk melihat keadaan mungkin sudah kupukul wajahny,
"Lo gila ya, lo itu sekarat dan butuh pertolongan"
" gue gk peduli, dia bakal ngincar lo kia, kalau tau lo bantuin gue"
"Dia siapa? Gue gk peduli rev, lo gk boleh mati sekarang." Ucapku sambil nangis
" dia bakal bunuh lo kia" bentak revan.
" gue gk peduli rev, kalau pun dia hiks mau bunuh gue, lo harus jagain gue hiks, hiks lo gk boleh mati.
" kenapa? Kenapa lo mau bantuin gue?" Ucap revan tajam
"Karna gue peduli, gue peduli sama lo, cukup mereka yg ninggalin gue." Revan yg melihat kia, dia tertegun atas penuturan kia,
"Thanks" lirihnya. Kemudian dia ambruk di pelukan kia.

Kia yg melihat revan terkulai lemas dipelukannya yg dipenuhi darah, menjerit histeris meminta pertolongan, seketika sekumpulan org datang dan membantu kia dan revan, revan dilarikan ke rumah sakit, ditemani kia,

#rumah sakit#
"Gmn keadaannya ka?" Ucapku panik
"Ikut keruangan kakak" akupun menuruti ka aldo
" dia baik baik saja, untung kamu segera nelpon kaka, kalau nggk mungkin dia sudh nggk tertolong, dia belum sadar, dan kakak gk tau kpn dia sadar.
" syukurlah, tpi gmn dg lukany?
" butuh beberapa waktu supaya lukanya kering."

"Emmm, Bagaimana ka aldo tau, aku ada di tempat itu"
" kakak denger suara yg minta tolong, lalu kakak dan para tim medis langsung berlari ketempat itu, dan untunglah ternyata itu benar kamu"
Kia yg mendengar hanya termenung, tatapannya kosong.
" kia" ucap aldo khawatir
"Kia" untuk yg kedua kaliny dia khawatir kia kembali seperti dulu.

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang