kembalinya vanessa

22 8 0
                                    

" kia" ucap aldo khawatir
" Kia" untuk yg kedua kaliny dia khawatir kia kembali seperti dulu.

Tanpa pikir panjang aldo langsung menelpon varo, memberitahukan keadaan kia.

#AlvaroPOV#

setelah diberitahu aldo, aku langsung menjemput kia dirumah sakit, sebenarny aku sempat syok mendengar bahwa kia berada dirumah sakit, tpi untunglah ternyata kia hanya menolong temannya. Tapi setelah melihat keadaan kia aku dibuat khawatir. Dia kembali seperti dulu.

3 hari berlalu..........
Kulangkahkan kaki ku menuju kamar kia, dia sedang memeluk kakiny dg tatapan kosong.

"Vino, vino" lirihny
" Vino hiks kmu dmn" aku yg melihat kia terpukul dan rapuh, merasa gagal menjadi seorang kakak, satu hal yg aku pikirkan siapa vino, kenapa disetiap kia dalam keadaan terpuruk entah sadar atau pun tidak,  dia selalu menggumamkan satu nama vino.

Lamunanku terhenti ketika hp ku menyala, menandakan seseorang menelponku.
"Halo var" sedikit info, aldo adalah sahabat sma ku,
" iya al"
" revan sudah sadar"
" syukurlah,"
" kalau gitu gue kerumah sakit sekarang, gimanapun juga dia temen kia"
" ok bro, gue tunggu"

Kuusap kepala kia,
"Kia kakak jenguk temen kamu dulu ya, kakak tau kamu peduli sama dia." Ucapku tpi kia tdk menyahut

#RevanohoranPOV#

kepalaku terasa sakit, kukerjapkan mataku secara perlahan, ini dimana? tanganku di infus,  2 kata yg bisa kusimpulkan rumah sakit. Ku coba untuk mengingat apa yg sebenarny terjadi

Flash back

Aku tersenyum melihat bintang yg begitu bersinar, suasana taman dimalam hari memang menenangkan. Pandanganku blur ketika kurasakan sesuatu yg sangat keras menghantamku dari belakang.

Kukerjapkan mataku, dimana ini?, aku terduduk dikursi dg tangan yg diikat.

"Rupanya kau sudah bangun" ucap seseorang
"Vanessa" ucapku tak percaya, bagaimana bisa dia tahu keberadaanku.
"Kenapa syok?"  Ucapny sambil tersenyum
"Apa maumu? Ucapku tajam
" kau" ucap vanesia
" aku akan memusnahkan apapun yg berhubungan dg ibumu revan" ucapny tajam,
" kau tahu, kakak ku begitu bodoh mencintai ibumu yg bankan tak pernah membalas cintanya, sintia dia menolak kakaku dan menikah dg orang yg aku cintai revan, dia merenggut kebahagianku" ucapny sambil menahan amarah, aku berusaha untuk melepaskan ikatan tali ditanganku,

" aku memberikan mu waktu untuk mempersiapkan dirimu, kira kira apa reaksi horan ketika dia mendapat poto mayat anak sulungny" aku harus tenang, dasar psycopat gila.

" dia akan membencimu" ucapku dg penuh kebencian,
"Horan akan senang revan, dia akan terbebas dari ikatan ibumu, setelah itu kita akan hidup bahagia" ucapny sambil tersenyum menerawang

"Kau telah membunuh ibuku wanita yg sangat dicintai ayahku sampai sekarang, dan kau tdk akan bisa menggantikanny" ucapku sinis, aku tidak takut padany, aku muak dgny, aku ingin membunuhny sekarang juga

"Tutup mulutmu, horan mencintaiku tapi sintia merebut ny dariku, aku akan membebaskannya dari kalian yg menghalangi cinta kita, dan kakak ku dia akan sangat senang" ucapny tajam, tdk sia sia aku menonton cara membuka ikat tali di youtobe, ikatan ku lepas.

Ceklek suara pintu tertutup
Setelah vanessa pergi aku berusaha mencari cara agar terbebas dari sini.

Setelah keluar dari neraka itu lewat jendela aku segera berlari, langkah ku terhenti disebuah gang kecil saat leherku ditarik dari belakang menggunakan tali. Sesak itulah yg kurasakan

" mau lari kemana kamu revan?, kau akan menjemput ibumu yg kotor itu di neraka" ucapny tajam. Tannganku mengepal, kutarik tali itu dari belakang, dan melepaskannya dari leherku, kemudian ku hempaskan tali itu, vannesa tersungkur
" beraniny kau"
" jangan pernah menghina ibuku jalang, kau lebih kotor, ibuku suci" emosiku sudah memuncak

"Rupany anak dari jalang sudah berani padaku" ucap vanessa sinis
"Aku sudah tidak takut lagi padamu." Tanpa di sangka vanessa membawa sebuah pisau dibelakangny, dg cepat dia menusukannya padaku, sakit itu yg kurasakan, aku tdk ingin terlihat  lemah,  ku cabut pisauku diperut,
"Argggg "ringisku kemudian satu tamparan keras lolos dari tanganku, mataku terbalut emosi tanganku secara refleks mencekik vanessa, vanessa pun kaget

" mati kau vanessa" ucapku, kudengar langkah kaki yg mendekat kearah ku, perutku terasa sakit, vanessa memanfaatkan kesampatan itu dg mendorong ku keras, kemudian dia bersembunyi
" revan" aku kenal suara itu, kutatap org yg memanggilku, tiba tiba tubuhku dilanda kepanikan dan ketakutan kualihkan pandanganku pada vanessa yang melemparkan senyum kemenangannya padaku.
" pergi dari sini" ucapku tajam, cukup, tidak boleh ada korban lagi, jika mati yg vanessa inginkan dariku, aku rela. Setelah berdebat, aku menanyakan hal yg ingin kutanyakan
" kenapa? Kenapa lo mau bantuin gue?" Ucapku tajam, kia tdk memperdulikan perkataan ku, dia sibuk menelpon seseorang. Setelah sekesai menelpon
Rev, lo masih kuatkan"
" pergi dari sini" ucapku, kulihat vanessa masih disana memperhatikanku ku dan kia.
"Lo gila ya, lo itu sekarat dan butuh pertolongan"
" gue gk peduli, dia bakal ngincar lo kia, kalau tau lo bantuin gue"
"Dia siapa? Gue gk peduli rev, lo gk boleh mati sekarang." Ucap kia sambil nangis
" dia bakal bunuh lo kia" bentak gue.
" gue gk peduli rev, kalau pun dia hiks mau bunuh gue, lo harus jagain gue hiks, hiks lo gk boleh mati.
" kenapa? Kenapa lo mau bantuin gue?" Ucap ku tajam
"Karna gue peduli, gue peduli sama lo, cukup mereka yg ninggalin gue." Revan yg melihat kia, dia tertegun atas penuturan kia,
"Thanks" satu kata yg gue ucapkan gue melihat vanessa sudah pergi kemudian semuany menggelap.

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang