Dejavu

1.1K 50 5
                                    

Sejak saat itu..

Hari-hariku penuh dengan Broody.

Ia selalu ada dimana aku berada. Layaknya semut kepada gula, Broody selalu disisiku.

Seakan tak mau melepaskanku atau kehilanganku.

Canda-tawa Broody membuatku hampir melupakan tentang Danny. well, baru HAMPIR.

****

Pagi ini, seperti biasanya. Broody menjemputku untuk berangkat ke sekolah.

"Pagi Alli!" Broody memelukku dan mencium pipiku, seperti biasanya setelah aku keluar dari rumah dan ia tepat menunggu di sebelah mobilnya.

Aku tersenyum manis kepadanya. "Pagi,"

Ia membukakan ku pintu, "Khusus untuk Putri cantik ku. Hehee," aku tersenyum lagi kepadanya.

Well, sekarang aku sudah benar-benar menjadi Putri nya dan ia adalah Pangeranku.

Didalam mobil, Broody memutar sebuah mp3 dari pemutar musik mobil. Sebuah alunan instrumen yang akan membuat indah harimu bagi siapapun yang mendengarnya.

"Kau tau, ada bazar buku di toko buku hari ini. Aku bertanya, apakah kau tertarik pergi kesana?" Aku melirik ke arahnya yang tampak mengikuti alunan musik instrumen.

"Aku tidak terlalu tertarik. Tapi aku akan bersedia mengantarmu jika kau memang ingin pergi,"

Aku kembali melihat ke arah jalan raya.

Kecewa membayangiku. Harusnya ku tau. Ia sama sekali bukan Danny.

Danny sendiri adalah lelaki yang sangat menyukai membaca buku walaupun ia tertarik kepada semua hal yang berbau sangat laki-laki. Maksudku, meskipun ia selalu bergaya tren, ia tidak pernah malu dan malas membaca buku. Karena menurutnya buku adalah pusat dari sumber pengetahuan.

"Hey, bagaimana?" Broody menyenggol sikutku dengan sikutnya.

Aku sadar dari lamunanku. "Eh, hmm aku berubah pikiran. Aku lupa kalau hari ini aku akan pergi bersama Kryssi, Rose, dan Georgia,"

Aku berbohong. Tololnya aku. Bagaimana kalau Broody tidak mudah dibohongi dan saat di sekolah nanti ia bertanya pada salah satu diantara mereka?

Broody terlihat mengerutkan kedua alisnya. "Well, baiklah kalau begitu,"

fuuuuhhh untunglah ia percaya begitu saja!

Mobil berhenti tepat di tempat biasa Broody memarkirkan colvo hitamnya. Sesegera mungkin ia keluar dan membuka pintu untukku. Seperti yang selalu ia lakukan.

"Allison!" Kulihat Kryssi memanggilku dari sebelah mobil nya yang ia parkirkan tak begitu jauh dari milik Broody.

Ia segera berlari menghampiriku. "Senang melihatmu pagi ini. Akhirnya aku tidak terlambat!"

Wajah Kryssi berseri-seri. Ia bangga karena hari ini ia tidak terlambat.

Well, terlambat datang kelas adalah aktivitas rutinnya. Sampai-sampai ia pernah hampir di coret dari daftar murid Mr. Lunor karena sudah terlambat 12 kali pertemuan. Bayangkan saja 12!

Aku tersenyum dan bergeleng melihat tingkah Kryssi.

"Kalian akan pergi ke toko buku apa hari ini?"

Glek.

Tak kusangka, Broody menanyakan hal itu kepada Kryssi.

Itu membuat darahku seraya naik-turun dibuatnya.

Kryssi tampak bingung akan apa yang dikatakan Broody. "Uhh mmm ke Glocs," Jawab Kryssi seraya tersenyum.

"Ohh well, berhati-hatilah dan tolong jaga Allison agar ia tidak bermain mata dengan pria disana!" Broody melirikku sebentar.

My FebruaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang