02

1.2K 160 8
                                    

Kebetulan atau takdir?

Malam ini Seungcheol datang lagi ke bar yang ia datangi kemarin, karena jujur saja dia ingin melihat lelaki itu sekali lagi. Atau mungkin lebih.

Dia sudah gila sekarang, Seungcheol belum mengenal namanya bahkan dia tidak tahu seperti apa suaranya terdengar, tapi Seungcheol yakin kalau nama dan suaranya pasti akan seindah paras dan sosoknya yang sangat menawan.

Dia sudah bertanya pada Mingyu, tapi bocah itu bilang tidak tahu meskipun dia bilang seperti pernah melihat orang itu, apalagi Wonwoo, ingat malam itu saja, tidak.

"Tuan, apa anda sudah akan memesan sesuatu?" Tanya seorang pelayan wanita dengan gesture genit, mencoba menggoda Seungcheol. Ck, andai saja pelayan ini tahu kalau Seungcheol sama sekali tidak tertarik dengan seorang wanita.

"Belum..." jawab Seungcheol singkat.

"Panggil aku kalau kau siap memesan" pelayan itu sedikit menggigit bibirnya menggoda, tapi Seungcheol hanya bergumam.

Mata bulat purnamanya kembali meniti seluruh sudut bar untuk mencari sosok yang telah berhasil menawan hatinya. Berharap sosok menawan itu muncul disana.

Setelah hampir tengah malam, Seungcheol akhirnya pulang karena penantiannya tak mendapatkan apapun, bagaimana mungkin Seungcheol berpikir kalau lelaki itu akan datang kesini lagi, bodoh. Mungkin saja kemarin malam lelaki itu hanya datang untuk berkencan dengan pacarnya. Iya pacarnya!!! dan Seungcheol hampir saja mengabaikan fakta bahwa lelaki menawan itu sudah punya pacar hanya karena dia ingin melihat sosok cantik itu lagi.

.

-Dunia Bersamamu-

.

Beberapa hari ini Seungcheol mencoba untuk tidak memikirkan lelaki yang ia lihat di bar. Meskipun ia penasaran, bahkan mungkin ia telah jatuh cinta pada orang itu, tapi Seungcheol pikir itu adalah hal yang sia-sia. Jelas-jelas Seungcheol sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau lelaki itu sudah mempunyai pasangan yang bahkan sangat matang jika dibandingkan dengan Seungcheol.

Dia sudah kalah sebelum memulai. Begitu kata Mingyu.

Seungcheol bukanlah tipe lelaki yang akan berbuat curang untuk merebut milik orang lain. Itu bukan sikap seorang gentleman. Meskipun Seungcheol sangat ingin memilikinya. Seungcheol tidak akan pernah menghancurkan prinsipnya sendiri.

"Kau melamun lagi" Seungcheol tersenyum kecil mendengar ucapan Wonwoo. Lelaki itu menyerahkan berkas laporannya pada Seungcheol.

"Dia masih memikirkan lelaki yang beberapa hari lalu kita lihat di bar itu" sambar Mingyu dari meja seberang. "Aku tidak bicara padamu Kim Mingyu. Kerjakan saja apa yang sedang kau kerjakan" ucap Wonwoo dingin, dia masih marah pada Mingyu. "Kenapa dengan cengiranmu itu Choi Seungcheol? Dan siapa lelaki yang kita lihat di bar?"

"Kau terlalu mabuk, yang terjadi malam itu saja kau tidak ingat apalagi orang asing yang kita lihat" Mingyu menyambar lagi. "Budak! Kau diam saja , sudah ku bilang aku tidak bicara padamu" ucap Wonwoo sangar menunjuk Mingyu dengan telunjuknya. Dia masih marah pada Mingyu.

"Kalian terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Kenapa tidak jadian saja" Seungcheol terkekeh nakal.

"YAA!" kali ini Seungcheol yang menerima teriakan dari Wonwoo. "Aku tidak seperti kalian, aku masih tertarik dengan dada besar" ucapnya dingin.

"Kau yakin tidak tertarik dengan penis besar milikku?!"

"Tentu saja tidak! Besar apanya! Cih" Wonwoo melengos.

"Tunggu dulu, apa kau pernah melihat penis Mingyu?!" Tanya Seungcheol.

"APA!!! Ten-tentu saja tidak! Mana mau aku melihatnya" teriak Wonwoo, melotot sangar pada Mingyu yang sekarang terkekeh geli, lalu pergi keluar ruangan dengan wajah sudah memerah malu.

"Bukankah dia sangat lucu kkk" Seungcheol ikut tertawa bersama Mingyu.

"Apa kau kau baik-baik saja selama ini menyukai lelaki straight, yang benar-benar lurus seperti Jeon Wonwoo?" Mingyu menaikan satu alisnya menatap Seungcheol. "Kenalanku selalu bilang jika seorang gay seperti kita menyukai lelaki lurus lebih baik mundur saja, kalau hatimu tidak kuat, kau bisa membunuh dirimu sendiri" Seungcheol sudah tau perasaan Mingyu sejak mereka kenal. Mingyu dan Wonwoo sudah bersahabat sejak SMA dan hingga saat ini Mingyu masih mencintai lelaki bermata sipit itu.

Mingyu menghentikan tawanya, wajahnya berubah sedikit sendu. "Wonwoo, anak itu sudah membuatku jatuh cinta terlalu dalam padanya, meskipun dia sudah tau keadaanku dan aku yang mempunyai perasaan padanya, tapi dia tidak menjauh atau berubah, dia masih memperlakukanku sebagai sahabatnya. Dia orang pertama yang menerima keadaanku bahkan sebelum orang tuaku menerimanya. Sampai kapanpun aku akan menunggunya, selama apapun itu" jelas Mingyu.

"Heol! Kim Mingyu... Hei! hantu apapun yang sedang merasuki sahabatku, keluarlah sekarang!"

"Aissh"

"Kalau sedang serius begitu, kau jadi terlihat bukan Mingyu yang ku kenal"

"Apa sekarang kau jatuh cinta padaku?" Mingyu menaik turunkan alisnya menggelikan.

"Apa bokongmu siap ku masuki?!" Timpal Seungcheol dengan wajah remeh.

"Mati saja kau!" Hahaha. Seungcheol tertawa kencang setelahnya.

.

-Dunia Bersamamu-

.

Akhir minggu ini Seungcheol tidak pergi dengan teman-temannya karena dia berencana akan merapikan apartemennya, dia butuh suasana baru untuk tempat tinggalnya. Jadi sekarang dia akan pergi keluar untuk membeli cat tembok dan perlengkapan lain yang dia butuhkan.

Hidup sendirian di kota besar seperti Seoul, Seungcheol harus pandai mengelola keuangannya jadi dia pikir tidak perlu membayar tukang untuk pekerjaan yang bisa ia kerjakan sendiri. Belum lagi, dia harus mengirim uang ke orang tuanya di Daegu. Beda dengan Kim Mingyu yang berasal dari keluarga cukup berada. Terlihat dari baju-bajunya yang bermerk dan mobil mahal pribadinya, sedangkan Seungcheol masih menggunakan mobil dari kantor.

.

Seungcheol sudah berada di tempat untuk membeli keperluannya hari ini. Dia berbelanja cukup cepat karena sudah ia tulis dari rumah.

Saat dia dan salah satu pegawai toko akan memasukan barang-barang ke dalam bagasi mobil, keduanya di kejutkan dengan suara benda pecah di toko bunga yang terletak dua toko ke kiri dari posisi mereka.

Seorang wanita cantik berpakaian mewah keluar dari sana dengan wajah marah, dia lalu memakai kacamata hitamnya. Kesombongan jelas terpancar dari wanita itu. Setelah itu, seorang muncul dari sana sambil mmbungkuk minta maaf pada orang-orang yang mungkin terganggu karena keributan kecil dari tokonya.

Seungcheol dibuat terkejut saat melihat wajah lelaki ramping dari toko bunga tersebut. Wajah itu, wajah yang sangat dia rindukan seminggu ini. Akhirnya Seungcheol melihat sosok itu lagi, sosok yang berhasil menawan hatinya sejak awal.

"Paradise..." ucap Seungcheol, dia sengaja berhenti sejenak untuk melihat plang di depan pintu masuk toko bunga yang terlihat sangat cantik dari luar. Seungcheol tidak melihat lelaki ramping itu, dia hanya melihat seorang perempuan muda yang sedang menyapu bekas pecahan vas dan tanah di lantai.

Bahkan nama toko bunganya pun sangat pas. Mungkin Seungcheol akan merasa seperti di surga kalau dia bertemu lagi dengan sosok malaikat cantik yang belum ia kenal itu di dalam sana. Seungcheol tertawa kecil dengan pemikirannya, moodnya menjadi tambah baik lagi sekarang.

Kebetulan kah? Atau memang   takdir mulai bermain dengan Seungcheol. Disaat Seungcheol sudah mulai melupakan sosok itu dan berhenti mencari sosoknya, kini Seungcheol malah dipertemukan kembali dengan orang itu dengan cara yang tak terduga.

Nampaknya Seungcheol benar-benar akan melupakan fakta kalau lelaki incarannya kali ini sudah memiliki pacar. Lalu mau kau kemanakan prinsip mu itu Choi Seungcheol.

.
.
.

Tbc

Voment???

Dunia Bersamamu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang