09

741 119 9
                                    

Maaf...

******************
Jangan lupa vote ★ dulu sebelum baca
******************

"Kau yakin mau membantu tim 2? Tanya Mingyu pada Seungcheol, dia sudah bersiap pulang sementara Seungcheol masih duduk anteng di mejanya.

"Apa ucapanku tadi belum jelas?"

"Cuma mastiin aja, soalnya malam ini aku mau mengajakmu ke Itaewon. Temannya temanku baru buka club disana, hari ini pembukaannya."

Seungcheol menggeleng dengan wajah tidak tertarik
"Ya sudah aku pulang dulu" ucap Mingyu menepuk bahu Seungcheol lalu keluar ruangan.

"Cepat juga dia" Mingyu memutar-mutar kunci mobilnya bosan. Dia kira Wonwoo masih disekitar sini ternyata sudah tidak ada.

Mingyu sebenarnya kangen sekali dengan lelaki emo itu. Sangat malah. Wonwoo berada satu ruangan dengannya, setiap hari ketemu, dia ingin melihat senyumnya, juga tawanya yang membuat hidungnya mengerut imut, menyapanya, menyentuhnya. Tapi Mingyu menahan semua itu, biarlah dia tersiksa sendiri dengan perasaannya, dia hanya ingin Wonwoo menyadari kesalahannya. Itu saja.

Kenapa dia keras kepala sekali sih?!

.
.

"Ada apa lagiiii iniii" Wonwoo teriak gemas karena mobilnya belum juga menyala, padahal dia sudah berulang kali menyetaternya. "Sepertinya aku harus mengajukan fasilitas baru ke perusahaan" Wonwoo menyenderkan tubuhnya ke kursi mobil. Lebih baik di menelfon orang bengkel saja. Dari pada sok membuka kap mobil mencari masalahanya, padahal tahu mesin mobil saja tidak. Wonwoo bukan Mingyu yang bisa melakukan apa saja.

Eh? Kenapa jadi bicara Mingyu? padahal kan Wonwoo masih marahan sama sahabatnya itu. Dan sekarang dia makin marah lagi karena ingat Mingyu belum juga minta maaf padanya, biasanya kan Mingyu selalu cepat meminta maaf. Kenapa sekarang tidak? Bahkan Mingyu mendiamkannya. Bocah menyebalkan itu!

Apa kau merasa kehilangan?

Wonwoo tidak kehilangan kok, buat apa dia merasa seperti itu. Harusnya kan dia senang, karena tidak diganggu dan digoda Mingyu. Bocah itu sangat berisik.

Tch!

Wonwoo keluar dari mobil setelah menghubungi bengkel langganan perusahaan, lebih baik dia menitipkan mobilnya saja ke penjaga area parkir, dia bisa segera pulang tanpa harus menunggu orang bengkel datang.

"Wonwoo-ya ada apa?" Saat akan pergi ke lift, dia berpapasan dengan Minhyun. Salah satu kenalannya dari divisi lain.

"Mobilku rusak, sepertinya minta diganti" jawab Wonwoo sedikit bercanda.

"Terus sekarang mau kemana?" Lelaki kurus itu sejenak berpikir.

"Bisa tolong antarkan aku ke halte depan?" Wonwoo bertanya tanpa menjawab Minhyun lebih dulu. Kalau saja rumah Minhyun sejalan dengan rumah Wonwoo, dia pasti akan meminta tumpangan padanya.

"Tentu. Ikut aku" Wonwoo menghela napas lega, dia tidak perlu capek berjalan sampai ke halte depan. Pekerjaannya hari ini sudah cukup membuatnya lelah.

Wonwoo mengikuti langkah Minhyun berjalan menuju mobilnya. Kalau saja Wonwoo sedang tidak perang dingin dengan Mingyu, dia bisa saja menyuruh Mingyu mengantarnya ke tempat tinggalnya, bocah itu pasti langsung meng-iya-kan meskipun tempat tinggal mereka beda jalur.

Mingyu lagi?

Wonwoo mengumpat lirih sambil memukul kecil kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Minhyun. Wonwoo hanya menanggapi dengan gelengan kecil.

Kedua lelaki itu memasuki mobil tanpa saling bicara lagi. Wonwoo memainkan ponselnya selagi Minhyun sibuk dengan kemudi mobil.

Dinnn

Dunia Bersamamu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang