04

937 121 3
                                    

Masalah.

"Bisakah kau diam? Masih pagi sudah buat orang pusing!" Pagi-pagi sekali teriakan Wonwoo sudah memenuhi ruangan kantor.

"Apa kau balikan sama Sohye? Tinggal jawab saja apa susahnya"

"Bukan urusanmu! Pergi ke mejamu sana!"

"Aku tidak mau pergi sebelum kau menjawab pertanyaanku" gigih Mingyu, dia sudah menunggu Wonwoo sejak tadi di basement untuk menanyakan ini. "Terserah!" Wonwoo menaruh tas punggungnya di sebelah meja lalu menyalakan laptopnya.

Mingyu bersikeras akan menunggu jawaban Wonwoo, kini dia berdiri bersila tangan di depan meja Wonwoo. Dia sedang kesal sekarang. Kemarin Mingyu memergoki Wonwoo dan Sohye di salah satu restoran didalam pusat perbelanjaan. Itu artinya Wonwoo bohong, karena dia sudah membatalkan janji dengan Mingyu dan bilang kalau ada urusan keluarga mendadak di luar kota.

"Kenapa kau tidak jujur kalau kau membatalkan janji karena mau pergi sama Sohye?" Tanya Mingyu karena Wonwoo benar-banar tak acuh padanya.

"Terserah aku mau pergi sama siapapun. Memang apa masalahnya kalau aku pergi dengannya?" Wonwoo balik tanya dengan tampang kesal karena merasa diadili oleh Mingyu sekarang.

"Kau mau pergi sama siapapun, itu terserah! kau pergi bersama perempuan jahat itu pun aku tidak peduli!" Jawab Mingyu, "Yang sekarang aku permasalahkan kau sudah bohong padaku. Kau tau sendiri aku tidak suka dibohongi" suara Mingyu makin tinggi.

"Siapa yang kau panggil wanita jahat?!"

Mingyu memutar bola matanya kesal. Bagi Mingyu, Wonwoo terlalu egois dengan pemikirannya sendiri hingga tak mau mengakui kesalahannya dan malah membalik keadaan seolah Mingyu yang salah disini. Padahal Mingyu hanya ingin membahas masalah kebohongan Wonwoo, tapi sepertinya lelaki itu lebih terfokus pada Sohye. Mingyu benci perempuan jahat itu.

Sepertinya Mingyu harus mengalah lagi dari perdebatan dengan Wonwoo. Dia tidak mau mereka berdua sama-sama sakit hati dengan perdebatan tidak berguna ini. Mingyu melangkah lebar ke arah mejanya, lalu menaruh tasnya sembarangan hingga membuat suara gaduh.

.

"Park Sunha, kau sedang apa diluar, kenapa tidak masuk saja?" Seungcheol yang baru sampai didepan ruangannya melihat seorang wanita berdiri disana.

"Choi Seungcheol, akhirnya kau datang juga" Sunha menghela napas lega, "Titip ini untuk Mingyu, aku tidak berani mengganggu pertengkaran mereka"

"Mingyu dan Wonwoo bertengkar?" Sunha mengangguk. "Tidak apa-apa kan aku titip ini, aku harus kembali ke ruanganku" Seungcheol mengangguk, lalu menerima berkas dari Sunha sebelum wanita itu pergi.

Seungcheol memasuki ruangan mereka bertiga, kebetulan mereka ditempatkan di divisi yang sama, 3 teman lain di divisi ini berada di ruangan lain didepan ruangan mereka, termasuk Sunha. Entaj kenapa Seungcheol merasa aura dingin yang lain saat memasuki ruangan, bukan sekedar dingin AC didalam sini. Kau tahu kan?

Seungcheol langsung duduk diam di meja kerjanya setelah menyerahkan berkas itu pada Mingyu. Sapaannya saja hanya dibalas singkat oleh dua orang itu, padahal rencananya dia mau cerita pada mereka tentang pertemuan tak terduganya dengan lelaki bar itu kemarin, tapi Seungcheol tahu diri kedua sahabatnya sedang dalam keadaan tidak mau mendengar curhatan kasmaran darinya.

Jadi sekarang Choi Seungcheol sudah mengakui dia sedang kasmaran? Dengan lelaki cantik yang sudah mempunyai kekasih itu?

.

-Dunia Bersamamu-

.

Sejak pagi Jeonghan terlihat murung, terlihat dari seringnya dia menghela napas . Biasanya dia selalu semangat jika sudah berada di toko bunganya, tapi kejadian kemarin seolah meneror Jeonghan, apa lagi saat dia melihat bekas goresan di lantai.

Dunia Bersamamu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang