01

2.2K 196 16
                                    

Seungcheol tidak pernah tahu keputusannya menyetujui ajakan Mingyu untuk menemani Wonwoo yang sedang patah hati ke bar akan membawanya bertemu dengan seorang lelaki rupawan pemilik paras yang membuatnya langsung bertekuk lutut ketika pertama melihat.

Mata bulat cemerlang bermanik cokelat terang, dengan hidung tinggi nan ramping, bibirnya tipis terlihat sangat lembut sewarna sakura pertama yang mekar di awal musim semi. Sangat menakjubkan, Seungcheol tidak tahu apa kata yang pas untuk menggambarkan sosok itu, lebih dari cantik, lebih dari sempurna.

Namun sepertinya Seungcheol harus kalah sebelum berperang, karena lelaki itu sudah dimiliki orang lain. "Bajingan yang sangat beruntung" Seungcheol mengutuk seseorang yang tengah memeluk dan mencium lelakinya disana. Cih, bahkan Seungcheol sudah mengklaim lelaki yang bahkan baru ia lihat beberapa saat itu sebagai miliknya. Kau gila Choi Seungcheol.

"Haha kau sudah kalah bahkan sebelum memulainya, Choi!" Mingyu mengerti kemana arah mata Seungcheol sejak pertama kali mereka masuk kesini. Sosok yang duduk seorang diri di sofa pojok itu terlalu bersinar untuk luput dari pandangan bahkan dengan cahaya remang seperti ini.

"Diam kau Kim. Kau urusi saja sahabatmu itu" Seungcheol menunjuk lelaki kurus yang sudah hampir tak sadarkan diri karena mabuk.

"Ya Tuhan! Wonwoo-ya, ayo kita pulang, kau sudah sangat mabuk" Mingyu mencoba menegakkan tubuh Wonwoo yang mulai limbung ke meja bar.

"Tidak... biarkan aku minum sebotol lagiii, ku mohonnn..." Wonwoo menarik kerah kemeja Mingyu mendekat, lalu merengek seperti anak kecil, benar-benar berbanding terbalik dengan Wonwoo yang dalam keadaan sadar. "Gadis itu... aku ingin melupakannya malam ini saja, Mingyu-ya" rengek Wonwoo lagi hampir menangis.

"Baiklah-baik kita lanjutkan minum di rumah. Sekarang ayo kita pulang" Mingyu menarik Wonwoo untuk berdiri, harusnya mudah karena tubuh Wonwoo yang kurus, tapi tidak saat sedang mabuk begini.

"Aku harus mengantar Wonwoo pulang. Kau juga pulanglah ini sudah sangat malam" ucap Mingyu sebelum benar-benar pergi dari sana, pekerjaan sudah menanti mereka esok hari.

Seungcheol menghabiskan sesapan bir terakhirnya, mata bulatnya masih menatap tajam pada sudut bar dimana lelakinya kini tengah bercengkrama bahagia dengan lelaki yang Seungcheol kira berusia pertengahan 30-an. Sialan!

Seungcheol melangkah pulang setelahnya.

.

Sementara itu di sudut bar tersebut.

'Oh dia sudah mau pulang'

"Apa yang kau lihat Jeonghan-ah" Lelaki berwajah cantik itu menoleh ke arah sampingnya, dia tersenyum cantik pada lelaki yang 10 tahun lebih tua darinya itu.

"Aku kira tadi melihat teman lamaku, tapi ternyata bukan" jawab Jeonghan membuat lelaki yang bersamanya mengangguk, lalu melihat jam.

Lelaki itu lalu mencium lagi bibir Jeonghan, kali ini lebih berani karena Jeonghan membuka akses untuk bermain lidah didalam mulutnya sendiri. Mmh.

Suara kecipak saliva terdengar saat lelaki yang bertubuh lebih besar menyudahi ciuman panas mereka yang membuat Jeonghan melenguh protes.

"Ini sudah terlalu malam, aku harus pulang" ujar lelaki itu sambil mengusap bibir Jeonghan yang basah. Jeonghan lagi-lagi merengek, dia masih belum puas menghabiskan waktu dengan kekasihnya, dia masih kangen, tapi kekasihnya malah mengajaknya pulang.
"Ayo, biar aku antar kau pulang"

"Baiklah" tapi Jeonghan akhirnya mengangguk setuju.

.

Jeonghan keluar dari kamar mandi dengan tubuh lebih segar. Sekarang sudah waktunya dia untuk tidur. Tapi, kejadian di bar tadi membuatnya masih terjaga, lelaki yang tadi menatapnya di bar sejak dia masuk, entah kenapa Jeonghan merasa penasaran padanya. Jeonghan sudah terbiasa ditatap penuh puja oleh perempuan dan laki-laki dan Jeonghan menyukainya.

Tapi tatapan lelaki itu berbeda.

"Apa yang ku pikirkan" Jeonghan menggeleng lalu merebahkan tubuhnya. Dia tidak perlu terlalu serius memikirkan lelaki yang tak dikenalnya itu.

.

-Dunia Bersamamu-

.

"Auggggh! Aku bisa gila" Seungcheol mengacak rambutnya asal. Bagaimana bisa dia tidak bisa melupakan lelaki yang ia temui di bar semalam.

"Kau kenapa?"

"Gimana bisa aku terus memikirkan lelaki yang tidak pernah sekalipun aku kenal! Apa ini masuk akal?!" Seungcheol melenguh panjang.

"Maksudmu lelaki yang kita lihat di bar semalam?" Tanya Mingyu, Seungcheol mengangguk. "Bicara tentang dia, sepertinya aku pernah melihat dia, tapi entahlah"

"Semalam benar-benar gila" ucap Seungcheol. "Ya, benar-benar gila" timpal Mingyu.

"Ngomong-ngomong aku tidak melihat Wonwoo pagi ini, apa dia tidak masuk?" Tanya Seungcheol.

"Dia tidak mungkin masuk" Jawab Mingyu. "Benar juga, dia terlalu mabuk semalam. Apa dia baik-baik saja?" Tanya Seungcheol.

"Ku rasa... ya" jawab Mingyu, ada sedikit ragu disana.

.

Sementara itu di sebuah kamar yang cukup luas.

Terlihat lelaki bersurai hitam menggeliat diatas ranjang berukuran cukup luas disana. Mata runcingnya terbuka perlahan memperlihatkan manik hitam kelam, lalu melihat sekeliling kamar yang asing namun juga tak terasa asing baginya. "Oh ini di kamar Mingyu, semalam aku pasti sangat mabuk!" Mingyu pasti membawaku menginap disini. Tapi dimana dia. Pikirnya.

Wonwoo menepuk-nepuk kepalanya yang terasa pusing, lalu tiba-tiba mimpinya semalam terlintas di kepalanya. "Ya Tuhan! Bagaimana mungkin aku mimpi melakukan itu dengan temanku sendiri!" ucap Wonwoo, entah kenapa mimpinya semalam benar-benar terasa nyata bagi Wonwoo.

Ini memalukan! Jangan sampai Mingyu tahu mengenai mimpinya itu. Demi Tuhan, Kim Mingyu itu lelaki, bagaimana mungkin Wonwoo mimpi melakukan itu dengannya! Dia masih normal, SUMPAH! Meskipun dua orang teman dekatnya gay, tapi tidak membuatnya gay juga. Wonwoo masih tertarik dengan makhluk berdada menggelantung, bukan yang menggelantung dibagian bawahnya.

"Sepertinya aku harus keramas air dingin" Wonwoo membuka selimutnya, lalu tiba-tiba matanya terbelalak. DIA TELANJANG BULAT! SEKALI LAGI! WONWOO TELANJANG BULAT DIATAS RANJANG MINGYU!

Wonwoo mendelik, jangan-jangan yang baru saja terlintas dikepalanya bukan hanya sekedar mimpi, tapi kejadian nyata yang ia ingat dari beberapa persen otak sadarnya semalam. Wonwoo dengan cepat bangkit dari ranjang empuk itu, lalu...

Nyut!!!

Ini tidak mungkin terjadi...

"ARRRGGGHHH!!!" teriakan Wonwoo menggelegar di kamar apartemen Mingyu. Apa yang terjadi semalam?

"Auch, akh, aaa" Wonwoo dengan pelan mendudukan dirinya kembali ke ranjang. Wajah Wonwoo berubah pias, bagaimana kalau ia benar-benar bercinta dengan Mingyu semalam?! Wonwoo lalu menoleh ke arah nakas ranjang. Disana ia melihat sebuah tabung bertuliskan merek obat entah apa itu, berukuran kecil dengan selembar kertas dibawahnya.

-Selamat pagi Wonwoo-ya, semalam benar-benar gila 'kan? Gunakan salep ini untuk mengurangi nyeri di bokongmu. Maafkan aku, tidak bisa menemanimu saat kau bangun, tapi aku harus segera mengambil mobilmu di bar dan juga membuatkanmu surat dokter untuk ijin kerja, hari ini kau istirahat saja. Siang nanti ada bibi yang datang untuk memasak makanan untukmu-

Lelaki Kesayanganmu - Kim Mingyu

"Kim Mingyu! Kau akan mati ditanganku!" ucap Wonwoo tajam sambil meremas kertas kecil itu.

"OUCH!"

-Tbc-

Voment???

Dunia Bersamamu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang