SATU

14.1K 633 10
                                    

Hinata POV

“Aku tidak punya waktu untuk bicara denganmu. Jangan menggangguku. Dasar jelek!”

Deg. Deg. Deg. Deg.

Hosh, hosh, hosh.

Mimpi itu lagi? Setelah tiga tahun lamanya, kenapa aku masih belum bisa melupakan kejadian itu?

Aku melihat jam berwarna lavender di samping tempat tidurku. Sudah jam 05.00 pagi, masih terlalu cepat untuk bersiap-siap pergi ke sekolah baruku.

Akhirnya aku putuskan untuk pergi joging saja. Aku mengganti baju tidur dengan kaos jersey merah dan celana training tiga per empat lalu memakai sepatu olahraga. Aku mengikat ekor kuda rambut indigo panjangku untuk memudahkan saat berlari nanti.

Aku keluar dari kediaman Hyuga sambil berlari-lari kecil. Huuuh. Aku benar-benar merindukan Konoha. Udara di sini masih sangat sejuk saat pagi hari, berbeda sekali dengan di London.

Konoha masih tetap indah seperti dulu, orang-orang disini masih sama ramahnya. Tidak banyak yang berubah. Lalu bagaimana dengan orang itu? Apakah dia masih setampan dulu? Atau dia sekarang telah menjadi lebih dewasa?

Tidak! Tidak! Aku menggelengkan kepalaku keras menghalau kenangan masa lalu yang bersliweran di kepalaku. Aku harus melupakannya. Titik.

Ah, sepertinya aku harus segera pulang. Nii-san pasti akan mengomel kalau aku terlambat. Aku memutar tubuhku untuk kembali berlari menuju kediaman Hyuga yang terletak di ujung jalan, aku membalas sapaan dari beberapa orang yang juga sedang berolahraga. Beberapa cowok bahkan ada yang secara terang-terangan memandangku secara langsung.

Setelah tiga tahun kepergianku dari Konoha, sekarang orang-orang berbalik memperhatikanku. Singkat kata, aku Hyuga Hinata kini berubah menjadi gadis yang cantik.

oOo

Aku berjalan di koridor Konoha International High School (KIHS) dengan digandeng oleh Neji nii-san. Beberapa siswa nampak memperhatikan kami dengan wajah penasaran.

Siapa gadis cantik berambut indigo yang datang bersama sulung Hyuga tersebut?

Apakah dia kekasih Neji yang baru?

Wah, gadis yang bersama Neji sangat cantik.

Siapa gadis itu? Semoga bukan pacar Neji.

Kyaaa, Neji-kun datang dengan siapa?

Ck. Tidak bisakah mereka berisik lebih pelan? Aku memutar mataku bosan.

Melihatku yang terus menggerutu sepanjang jalan, nii-san hanya menatapku sekilas lalu mengacak poniku pelan.

Aku menggembungkan pipiku kesal sambil memperbaiki poniku yang berantakan. Neji nii-san hanya terkekeh kecil kemudian menarik tanganku ke salah satu ruangan yang ternyata adalah ruang kepala sekolah.

“Apa perlu aku antarkan ke dalam?” Nii-san bertanya dengan wajah khawatirnya.

Aku terkekeh mendengar kekhawatiran berlebihan dari kakakku ini. “Nii-san, aku ini bukan anak kecil. Aku sudah dewasa. Selama di London aku bahkan baik-baik saja.” Aku tersenyum menatap kakakku yang tampan ini. Ku lihat Neji-nii menghembuskan nafasnya kemudian membalas senyumku. “Sebaiknya Nii-san ke kelas sekarang. Sebentar lagi bel akan berbunyi.” Aku mendorong bahu Neji-nii dengan pelan sambil menggerakkan tanganku seperti mengusirnya.

Nii-san hanya terkekeh. “Baiklah, aku akan ke kelas dulu sekarang. Hubungi aku kalau ada apa-apa.”

Aye, aye Captain.” Aku mengecup pipi nii-san sekilas lalu masuk ke ruangan kepala sekolah setelah mengetuknya beberapa kali.

Beautiful to Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang