TIGA BELAS

2.6K 311 59
                                    

Deg.

Jantung Hinata berpacu begitu cepat ketika lavendernya menangkap pemandangan yang dia sendiri tidak yakini apakah itu nyata atau sekedar khayalannya saja.

Tidak mungkin.

Uchiha Sasuke?

Tubuh mungil Hinata terpaku tepat di tempatnya. Badannya kaku dan tidak memiliki kuasa untuk bergerak.

'Tidak mungkin.' Hinata berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu memang hanyalah sekedar bayangan Uchiha Sasuke seperti yang belakangan ini selalu tiba-tiba muncul di sekitarnya.

Mata Hinata masih tertuju pada sosok pria tegap berbalut jaket biru gelap yang terasa familiar bagi Hinata. Pria tersebut sedang menyandarkan tubuhnya pada besi pembatas taman dengan posisi salah satu kaki yang sedikit ditekuk. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku. Kepalanya tertunduk menatap ke arah bawah.

Hinata masih menatap sosok yang dia kira Uchiha Sasuke tersebut. Menunggu hingga bayangan tersebut hilang dengan sendirinya seperti yang biasanya terjadi.

Deg.

Rambut raven sosok di hadapannya sedikit tertiup angin hingga menimbulkan efek beriak yang terlihat begitu indah. Tiupan angin yang terasa nyata. Ģerakan rambut yang terlihat nyata. Dan aroma tubuh yang tercium nyata.

'Bohong. Tidak mungkin. Dia nyata?'

Deg. Deg. Deg.

Tiba-tiba wajah yang sejak tadi tertunduk tersebut kini terangkat. Onix dan lavender bertemu hingga membuat nafas Hinata tercekat seketika. Wajah pria tersebut juga nampak sama terkejutnya seperti Hinata.

Lavender Hinata masih terkunci padanya. 'Kenapa dia ada di sana? Tidak!'

Seettt.

Tubuh Hinata berbalik begitu menyadari bahwa sosok di depan sana benar-benar Uchiha Sasuke. Uchiha brengsek Sasuke benar-benar ada di Ame dan sekarang berada tepat beberapa meter di hadapannya.

Kaki mungil Hinata melangkah tergesa. Tidak. Dia tidak ingin bertemu dengan Sasuke. Dia tidak siap. Langkah kaki Hinata semakin cepat, tubuhnya berusaha berlari untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan Uchiha Sasuke yang lebih lanjut dari pada ini.

"Hinata?"

Eeeh?

Wajah Hinata memandang horor ke arah belakang. 'Kenapa dia justru mengejarku?' Kini Hinata benar-benar sedang merutuki tubuhnya yang terlahir dengan kaki yang pendek.

Tidak!

Hinata masih berusaha berlari sekuat mungkin. Secepat mungkin. Kalau bisa Hinata ingin bumi menelannya bulat-bulat saat ini juga. Apa pun itu, asalkan dia tidak berjumpa dengan pria itu. Tidak! Tidak! Tidak! Hinata tidak ingin bertemu dengan Uchiha Sasuke.

Mata Hinata menatap penuh harap ke arah pintu depan hotel yang tinggal berjarak beberapa meter dari tubuhnya. 'Sebentar lagi. Sebentar lagi sampai.'

Greeeb.

Deg.

Tubuh Hinata berhenti terpaksa saat Sasuke telah berhasil menangkap tangan kanannya. Tangan besar Sasuke berhasil menghentikan ayunan langkah kaki Hinata.

'Kenapa aku selalu sial? Kami-sama.' Wajah Hinata menunduk menghindari tatapan Sasuke.

Hinata berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Sasuke. Genggaman tangan yang begitu besar yang meskipun pelan namun terasa menyakitkan bagi Hinata. Hinata mengibaskan tangannya dengan keras. Meskipun terasa tidak mencengkeram namun tetap saja genggaman itu enggan terlepas. "Lepaskan aku, Uchiha!"

Beautiful to Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang