LIMA

5.3K 383 27
                                    

Deg.

Hinata memegang dadanya lagi. Bahkan rasa sakitnya masih tetap sama.

Deg. Deg. Deg.

Hinata memejamkan matanya.

Dia ingat dengan jelas, perkataan Sasuke saat itulah yang membuat Hinata ingin berubah.

‘Dasar jelek.’

‘Dasar jelek.’

‘Dasar jelek.’

Kata-kata Sasuke adalah mimpi buruk Hinata selama tiga tahun ini. Hinata yang jelek. Hinata yang tidak tahu diri.

Baginya dulu, penampilan fisik bukanlah sesuatu yang penting. Kecantikan dari dalam adalah hal yang lebih dipikirkan oleh Hinata.

Dia tidak pernah memikirkan cacian, cibiran dan pandangan sinis dari gadis-gadis tentang penampilannya. Hinata bahkan tidak mempedulikan orang-orang yang meragukan bahwa dirinya adalah ‘Hyuga yang sesungguhnya’, walaupun itu memang menyakitkan tapi baginya selama orang-orang yang dekat dengannya tidak merasa masalah maka dia akan menganggap semua itu hanya angin lalu saja.

Hinata juga mengabaikan semua tanggapan negatif dari para gadis yang tergila-gila pada Sasuke. Hinata sempat merasa bodoh, bisa-bisanya dulu dia merasa bahwa Sasuke tidak mempermasalahkan penampilan fisiknya. Hinata berpikir bahwa Sasuke adalah orang yang berbeda, tapi nyatanya itu semua hanyalah sekedar harapan baginya.

Sasuke sama saja seperti ‘mereka’.

Hinata bahkan mengingat dengan jelas bagaimana usahanya untuk sekedar menjadi ‘cantik’. Bagaimana segala rasa sakit yang harus dirasakannya. Bagaimana perjuangan yang harus dilakukannya. Bagaimana pengorbanan yang harus dia berikan.

Hinata selalu berusaha mati-matian selama tiga tahun ini.

Hinata melakukan berbagai olahraga yang keras agar berat badannya menjadi ideal.

Dia mulai mempelajari berbagai hal tentang fashion dan make up yang dulu baginya hal itu merupakan sesuatu yang hanya membuang waktunya saja.

Hinata bahkan membeli berbagai buku tentang kecantikan dan diet serta selalu membacanya di sela-sela waktu belajarnya yang dulu dia gunakan untuk ‘memakan’ berbagai koleksi novel miliknya.

Hinata membuang segala pakaian lamanya dan mengganti dengan pakaian baru yang lebih modis. Dia menjadi lebih sering pergi ke salon untuk melakukan berbagai perawatan. Dia bahkan membeli segala perawatan kecantikan untuk wajah, kulit dan badan agar bisa melakukannya sendiri di rumah. Hinata belajar cara memakai make up untuk menunjang penampilannya. Beruntung Hinata tinggal di London, di kota yang sangat maju dalam bidang fashion.

Dia ingat betul bagaimana tersiksanya saat awal-awal melakukan berbagai aktivitas olahraga dan diet yang dijalaninya. Hinata bahkan sempat merasa putus asa dan menyerah menghadapi segala rutinitas dietnya yang berat, tapi setiap dia melihat pantulan dirinya di cermin seketika itu pula semangat akan muncul kembali.

Dia kembali mengingat setiap perkataan Sasuke saat pertemuan mereka yang terakhir, hal itulah yang seolah menjadi cambuk bagi Hinata.

Hinata berusaha keras merubah penampilannya. Dia berusaha keras untuk bisa menjadi cantik.

Hingga setelah tiga tahun ia mendapat hasil yang diinginkannya.

Menurut orang-orang yang melihatnya, Hinata tampil menjadi gadis yang cantik. Bahkan ketika berpapasan dengannya, mereka akan terdiam sebentar hingga menolehkan kepalanya untuk sekedar menatap Hinata.

Tubuh berisi Hinata berubah menjadi langsing dengan tinggi, berat dan bentuk yang ideal.

Mata levendernya tidak lagi menggunakan kacamata sehingga sorot teduhnya mampu menghanyutkan orang yang melihatnya.

Beautiful to Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang