DUA PULUH TIGA (END)

6K 369 71
                                    

Selamat menikmati Beautiful to Me chapter terakhir ^^

Semoga baper..

oOo

Harga diri Hinata kembali terjatuh. Dengan penuh amarah Hinata melangkah kembali menuju ke arah pintu. Namun sebelum Hinata sanggup menggapai gagang pintu, tubuhnya lagi-lagi diperangkap oleh Sasuke. Telapak tangan Sasuke menenggelamkan wajah Hinata ke arah dada bidangnya.

Lengan besar Sasuke mendekap Hinata erat. Bahkan tangan Hinata yang berontak ingin lepas pun tak sanggup berbuat banyak. Dengan membabi buta, tangan-tangan mungil Hinata memukul punggung tegap Sasuke.

"Lepaskan aku!" Hinata masih berontak. Namun Sasuke masih bergeming di tempatnya. Bahkan Sasuke dengan suka rela menerima segala pukulan yang diberikan Hinata.

Hati Sasuke nyeri. "Le-lepaskan a-aku, Uchiha!" Sasuke tahu jika Hinata telah menangis di pelukannya. "L-lepas!" Kini tangan Hinata memukul Sasuke tanpa tenaga. "Lepas!" Nafas Hinata terengah.

Hinata lelah. Hinata tak ingin dipermainkan lagi oleh Sasuke. Namun Hinata tak dapat berbuat banyak. Kini Hinata hanya mampu menumpahkan segala perasaannya dengan menangis. Hinata terisak keras. Terlebih lagi saat Hinata merasakan usapan menenangkan yang dia rasakan di punggungnya, bukannya menjadi reda tangis Hinata justru terdengar semakin keras lagi.

Sasuke meletakkan dagunya pada ujung kepala Hinata. Tangan kirinya masih melingkar posesif pada pinggang Hinata. Sementara tangan kanannya mengusap punggung Hinata yang kini masih bergetar. Hinata masih menangis, namun tangisnya tak sekencang tadi. Isaknya masih dapat Sasuke dengar tapi Sasuke tahu jika kini Hinata mulai sedikit tenang.

Sasuke melepaskan pelukannya saat dia merasakan nafas Hinata yang mulai terdengar teratur. Meskipun begitu dia masih melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping Hinata. Salah satu tangannya bergerak ke atas. Mengusap lelehan air mata yang kini sedang mengalir dengan begitu deras.

Onix Sasuke menatap lavender Hinata intens. Senyuman tipis terbentuk di bibir Sasuke.

"Hinata..." Sasuke memanggil Hinata dengan begitu lembut. "Jangan pernah kau menyimpulkan sesuatu berdasarkan pemikiranmu sendiri!" Senyuman Sasuke masih membuat Hinata terpaku di tempatnya. "Aku tahu jika kau pintar, tapi tidak semua yang kau pikirkan itu benar!" Sasuke menyentil pelan dahi Hinata.

Reflek Hinata memekik kaget. Tangannya menyentuh dahinya. "Apa maksudmu?"

Sasuke lagi-lagi tersenyum. "Ada hal yang ingin aku tunjukkan kepadamu."

Hinata menyatukan kedua alisnya dengan bingung. "Apa?"

Sasuke tidak menjawab pertanyaan Hinata. Namun tangannya menggenggam jemari Hinata dan menuntun gadis itu untuk berjalan mengikutinya. Wajah Hinata semakin kebingungan saat mereka berhenti di depan sebuah ruangan yang terletak di ujung atap. Hinata pernah mengintip apa isi ruangan tersebut. Namun kaca jendela tertutup tirai dari dalam dan kondisi pintu selalu terkunci.

Sasuke tersenyum lagi saat Hinata menengok ke arahnya dengan raut bingung dan penasaran. Tangan kanan Sasuke bergerak ke arah saku celananya untuk mengambil dompet miliknya. Sasuke mengambil sebuah kunci yang dia selipkan di dalam dompet hitam mahalnya.

"Kau menyimpan kunci ruangan ini di dalam dompetmu?" Hinata bertanya dengan ekspresi tak percaya.

"Ya." Wajah Sasuke begitu hangat saat menatap Hinata.

"Ck ck ck." Hinata menggelengkan kepalanya. "Memangnya sepenting apa isi di dalamnya?"

Sasuke lagi-lagi tersenyum. "Hidupku ada di dalamnya."

Beautiful to Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang