Deg. Deg. Deg.
Sasuke menatapnya?
Sasuke masih terus menatapnya?
Hinata tidak dapat mengalihkan padangannya dari sepasang onix itu.
Apakah Sasuke menyanyikan ini untuk dirinya?
‘Kenapa Sasuke harus membuatnya merasa seperti ini? Merasa menjadi sosok yang diinginkannya. Bukankah dulu dia tidak mau melihatnya lagi?’
Hinata menyentuh dadanya dengan erat. Baginya, yang ada di depannya saat ini hanyalah Sasuke. Dia tidak lagi melihat keberadaan teman-temannya yang lain bahkan suara alat musik yang terus dimainkan pun terasa sunyi bagi Hinata. Dalam sekejab semua yang ada di sekitarnya mendadak bergerak melambat kemudian berhenti.
Sasuke terus memaku lavender Hinata seolah tidak mengijinkannya untuk mengalihkan pandangan sedetik pun darinya.
Perasaan bahagia menyeruak di setiap organ dalam tubuh Hinata, dia merasa menjadi sosok yang diinginkan oleh Sasuke. Hati Hinata terasa melambung tinggi, namun detik itu juga ia merasa terjatuh seketika.
Tatapan itu?
Tatapan itulah yang membuatnya jatuh terjerat.
Tatapan itulah yang membuatnya merasa menjadi sosok yang istimewa.
Namun, tatapan itu jugalah yang membuatnya seolah harus menelan pil pahit di saat yang bersamaan.
Kenangan cinta pertama? Benarkah itu cinta pertama? Pantaskah disebut cinta pertama? Bolehkah dia menganggapnya kenangan?
Ya, kenangan itulah yang membuatnya menjadi seperti ini. Menjadi sosok yang berbeda. Benar-benar berbeda menurut pandangan orang lain. Kenangan itu juga yang membuatnya berubah.
Bagi Hinata, cinta pertama untuk dirinya tak seindah cinta pertama seperti apa yang orang-orang katakan.
Tidak seperti cerita Sakura yang menjalin hubungan yang unik dengan Naruto ataupun seperti Ino yang selalu mendapat kata-kata atau perlakuan yang romantis dari Sai.
Bagi Hinata, cinta pertama sama seperti mengocok kartu. Seseorang tidak akan tahu kartu apa yang akan didapatkan. Sama halnya seperti sebuah permainan, cinta pertama yang membahagiakan atau tidak tergantung dari keberuntungan seseorang.
Hati Hinata terasa berdenyut nyeri mengingat kenangan paling buruk yang pernah dialaminya selama 17 tahun ini.
Pikirannya kembali kacau saat tiba-tiba ingatan buruk tiga tahun silam kembali terngiang di kepalanya.
~flashback on~
Hinata dan Sasuke berada di sekolah yang sama saat Junior High bersama Ino, Sakura dan temannya yang lain yang saat ini berada di studio.
Pada masa-masa awal masuk sekolah, Sasuke sudah menjadi perhatian semua orang di manapun dia berada. Siapa sih yang tidak tertarik dengan keturunan bungsu klan Uchiha itu? Dari namanya saja sudah menarik perhatian, Uchiha adalah salah satu keluarga terpandang di Jepang. Mereka merajai bisnis di bidang otomotif dan perhotelan. Apalagi klan Uchiha sejak dulu sudah tersohor karena para keturunannya memiliki paras yang rupawan.
Begitu pula dengan Sasuke, awal kedatangannya di sekolah sudah begitu menggemparkan semua orang. Wajah tampan yang terkesan dingin karena jarang tersenyum, kulit yang putih bersih khas Uchiha, tubuh yang tegap dan tinggi untuk seumuran anak Junior High, rambut raven bergaya emo serta mata onix tajam yang menjadi daya tarik utamanya.
Sasuke adalah pribadi yang dingin dan tertutup. Dia jarang mau berbicara dan menanggapi perkataan orang lain. Tapi justru inilah yang membuatnya digilai oleh para gadis-gadis. Pembawaannya yang tenang dan misterius membuat para gadis yang menjadi fans girl-nya akan berteriak-teriak memanggil namanya ketika dia lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful to Me (END)
FanfictionCerita ini sudah Tamat! Beberapa chapter termasuk ending di private Aku Hyuga Hinata, setelah tiga tahun kepergianku dari Konoha, kini semua orang berbalik memperhatikanku. Singkat kata, sekarang aku menjadi gadis yang cantik. Aku berniat membuktika...