Setelah peristiwa pertemuan dengan Sasori di studio beberapa waktu yang lalu, Sasuke dan Hinata belum pernah bertemu sama sekali.
Tentu saja hal ini hanya ada di dalam pikiran Hinata seorang, karena nyatanya walaupun Hinata selalu sibuk untuk mengerjakan tugas bersama Toneri, Sasuke selalu ada untuk mengawasi mereka, meskipun tanpa Hinata sendiri ketahui keberadaannya.
Hanya teman-temannya saja yang mengetahui perilaku Sasuke ini. Walaupun Sasuke sendiri tampak enggan dan tidak pernah mau secara 'gamblang' mengatakan ketertarikannya dengan Hinata. Tapi teman-temannya jelas memahami apa yang sedang Sasuke rasakan.
Walaupun begitu kembali lagi pada prinsip awal mereka bahwa mereka hanya akan sekedar membantu dan mengingatkan. Sikap dan langkah apa yang harus ditempuh, tetaplah harus Sasuke sendiri yang memutuskan.
Sama seperti sekarang ini, Hinata dan Toneri tampak sedang mengerjakan tugas mereka di taman belakang sekolah bersama dengan Tenten dan Matsuri. Hinata berhasil membujuk Tenten untuk menemaninya. Sedangkan Sakura dan Ino saat ini sedang berada di perpustakaan mencari beberapa buku yang berkaitan dengan tugas mereka.
"Apakah dia hanya akan terus begitu saja?" Sai melihat Naruto yang menunjuk ke arah Sasuke dengan menggunakan dagunya.
"Aku sudah berkata pada kalian, bahwa dia terlalu pengecut." Sai menjawab disertai senyuman palsunya.
"Ck, merepotkan."
"Dia terlalu banyak diam. Seperti bukan seorang Uchiha."
"Woi, Teme. Setidaknya lakukanlah sesuatu. Apa kau tidak sadar kalau Toneri sedang berusaha mendekati Hinata-chan?" Naruto berteriak ke arah Sasuke yang masih menyenderkan tubuhnya pada dinding pembatas atap.
Sasuke hanya diam tanpa mempedulikan teriakan Naruto. Tatapan Sasuke tak pernah melepaskan Hinata sedetik pun. Dia mengamati Hinata yang saat ini sedang duduk di taman untuk melanjutkan penelitiannya.
Terkadang Sasuke akan menggeram saat dia melihat Toneri yang sedang berusaha mencari kesempatan untuk dapat berdekatan atau bahkan mencoba untuk menyentuh Hinata.
'Aku akan benar-benar membuat perhitungan kepadanya.' Sasuke mengucap janji di dalam hati.
Sai berdiri menghampiri Sasuke yang masih tak bergeming di tempatnya. "Kau tahu kalau dia mempesona kan?"
Sai terkekeh saat Sasuke berbalik menatapnya dengan tajam. Tapi tak urung Sasuke membenarkan ucapan Sai di dalam hati.
"Hinata-chan juga sangat manis." Naruto menampilkan cengirannya sambil seolah sedang membayangkan wajah Hinata.
'Benar, Hinata sangat manis dan imut di waktu yang bersamaan.'
"Dia juga tidak merepotkan seperti gadis lainnya." Shikamaru berkata sambil menguap.
'Dia memang tidak pernah merepotkan. Walaupun terkadang dia berisik, tapi itu justru membuatnya terlihat menggemaskan.' Raut wajah Sasuke terlihat lebih lunak saat kembali menatap Hinata.
"Yah, setidaknya hal itu bukan pendapatku saja." Sai kembali terkekeh saat Sasuke dengan cepat melihat ke arahnya dengan mata yang seolah siap meloncat keluar.
Sai mengalihkan perhatiannya ke bawah, ke arah Hinata dan yang lainnya. "Setiap hari dia selalu mendapat puluhan surat cinta di lokernya." Sasuke menaikkan alisnya menatap ke arah Sai. "Hanya ingin kau tahu."
'Aku memang sudah tahu.'
Sai diam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya. "Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani menyatakan cinta secara langsung."

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful to Me (END)
FanfictionCerita ini sudah Tamat! Beberapa chapter termasuk ending di private Aku Hyuga Hinata, setelah tiga tahun kepergianku dari Konoha, kini semua orang berbalik memperhatikanku. Singkat kata, sekarang aku menjadi gadis yang cantik. Aku berniat membuktika...