Chap 13

96 2 3
                                    

Aku menoleh kebelakang, dan aku langsung mengamatinya dari atas kebawah, aku tidak pernah menyangka kalau orang itu yang menepuk pundakku.

Apakah itu Ryan Butler?
Mengapa dia menepuk pundakku? Dia bahkan tidak mengenalku sama sekali

Tanpa basa basi aku langsung memulai pembicaraan dengannya

"Kau Ryan Bulter ?"

"Ya, dan kau pasti Lea"

"Bagaimana kau bisa mengetahui namaku?"

"Justin"

"Maksudmu, kau tahu aku dari Justin?"

"Ya" jawabnya dingin

"Dan bagaimana bisa kau tahu bahwa aku berada disini" tanyaku, lalu dia meraih tanganku dan membawaku pergi

"Ayo ikut aku" ujarnya, sambil mengenggam tanganku, aku tidak mengerti mengapa dia membawaku pergi dari sini secara tiba-tiba.

--

Ryan POV

Justin memintaku untuk menjaganya ,jujur saja sebenarnya aku tidak mau melakukan ini tetapi aku harus melakukannya dengan sepenuh hati untuk menuruti permintaannya, karna dia temanku sejak kecil.

Dia cantik, tetapi aku baru mengenalnya, kuharap dia bukan sosok wanita yang menyebalkan.

--

Aku tidak tahu harus membawa dia kemana, dan dari tadi aku hanya memutar jalanan yang sama, aku juga tidak tahu mengapa aku membawanya kesini, dan membuatnya meninggalkan mobilnya ke peyto lake.

Ini pasti efek ganja dan alkohol semalam.

Aku adalah seorang pemabuk, aku sudah kecanduan dengan alkohol begitu juga dengan ganja, aku bahkan menyediakan minuman kesayanganku di mobilku sendiri

"Um, Ryan. Terimakasih karna kau sudah menemaniku seharian, mobilku masih di Peyto Lake bisa kau antar aku kesana? Aku tidak mungkin pulang tanpa mobilku" ujar Lea, yang menganggu lamunanku.

"Kau tenang saja, mobilmu sudah dirumah"

"Kau pasti bercanda"

"Kau bisa melihatnya saat kau sudah dirumah nanti"

Aku hanya mengamatinya sesaat,  dan Sekarang keheninganpun terjadi ini adalah situasi yang sangat canggung. Aku bahkan tidak mengenalinya, jadi apa yang harus kuperbuat, aku sangat susah untuk bersosialisasi dengan orang baru.

Lea POV

Dia begitu dingin, dia lebih tampan dari yang aku kira.

Bayangan Justin masih menghantui pikiranku, aku tidak tahu sedang apa dia sekarang. Aku hanyalah sebatas sahabat, tidak lebih. Tetapi dalam pertemanan antara wanita dan laki laki pasti ada namanya rasa cemburu satu sama lain,dan aku salah satu yang merasakan hal itu, namun aku akan tetap mendukung justin dengan wanita pilihannya nanti, tidak mungkin jika dia tidak berkencan dengan salah satu wanita di luar sana. Aku yakin sekali dan firasatku berkata demikian.

"Justin sudah menceritakannya semua kepadaku." Ujar ryan memecahkan keheningan.

"Maksudmu?"

"Sudahlah lupakan, aku kira kau mengerti maksudku, lagi pula itu juga tidak perlu dimengerti."

Aku hanya mengabaikan perkataannya, aku tidak menyukai Ryan. Dia begitu dingin bahkan lebih dingin dari sebongkah es batu. Entahlah aku baru mengenalnya hari ini.

Aku menyambungkan kabel speaker yang bergantung di antara radio mobil ryan dengan ponselku, dan aku memutarkan lagu eenie meenie.

Aku sangat menyukai lagu ini, dan ini sangat merangsangku untuk menari.

U N T I T L E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang