14 - Mystery of His Past

1K 94 28
                                    

"Aku tidak punya pilihan, kan?" Soojung tahu benar bahwa yang dikatakannya hanyalah sebuah pernyataan kosong. Ia punya pilihan, ia pernah.

Permainan perasaan macam apa ini?

Persetan dengan perintah Tao atau atasannya. Ia tak peduli kali ini. Ia akan menjalankannya sendiri jika pria itu sama sekali tak bergerak dan diam dengan keadaan sekarang.

.

.

.

.

.

Tak banyak waktu yang diperlukan Kai untuk mengurus kepulangan mereka. Bahkan Kai tidak memusingi hal itu sama sekali. Victoria menguruskan semuanya, dan mereka bertiga mendapatkan jadwal penerbangan jam empat pagi.

Ya, bertiga.

Anak gila yang ditemukannya di kediaman pejabat busuk itu ikut serta. Memang takkan merepotkannya dalam waktu lama, akan ada orang yang menjemput mereka di bandara dan langsung membawa mereka menemui Kris.

Bagian bertemu dengan Kris ia tak suka.

Ia sama sekali tidak suka dengan ide bertatap muka dengan Kris yang sejak awal tahu memang tak ada rencana khusus untuk ini. Semua diserahkan kepadanya, tapi ia satu-satunya yang tak mengetahui apapun.

Demi Tuhan, Kai benci menjadi orang bodoh.

Dan di sinilah ia. Dengan Amber di sebelahnya yang acuh tak acuh pada atasan barunya, serta Kris yang duduk seraya menyilangkan kaki di hadapannya.

"Anak ini yang Tao maksud?" Kris memerhatikan anak yang dengan asyiknya melahap cookies cokelat tanpa memerhatikan keadaan di sekelilingnya.

"Ya," jawab Kai singkat, tidak berada dalam suasana hati yang baik. Sebenarnya, walau suasana hatinya baik pun, ia takkan pernah mau menjawab panjang.

Kris menaikkan sebelah alisnya dengan pandangan menilai. "Anak ini pasti sangat mengesankan hingga Tao dapat menerimanya dan menempatkan di bawahku."

"Hm."

"Nah, little girl. Kau harus bisa membuatku lebih terkesan dari Tao." Dengan seringai di wajahnya, Kris melemparkan pisau yang sedari tadi berada di pinggangnya ke hadapan Amber.

Gadis itu mengunyah cookies-nya dan menelannya sebelum mengambil pisau yang dilemparkan Kris.

"Apa aku harus membuat kepalamu pitak dengan ini?" tanyanya malas. Harusnya ia bisa menghabiskan semua cookies itu terlebih dahulu.

Kris terkekeh. Anak ini mengingatkannya pada Kai. "Kau bisa menghabiskan seluruh cookies yang ada, jika kau berhasil membuatku terkesan."

Mata Amber berbinar. Ia menelisik setiap inci ruangan, tak melewatkan apapun. Apa yang bisa dilakukannya?

Ah, ada lukisan pria tonggos ini di sudut ruangan. Amber melempar pisau di tangannya ke arah sana.

Tepat sasaran.

Amber tersenyum puas. Pisaunya tertancap tepat di leher lukisan Kris. Kai mengangkat alisnya sebelah, berusaha keras untuk tak menyeringai melihat wajah Kris yang tak terdefinisikan.

Kris menatap gadis kecil yang kembali melahap cookies cokelat lagi. Ia terdiam cukup lama, mengamati gerak-gerik Amber yang sama sekali tak peduli.

Kai berdiri dan hendak pergi ketika Kris membuka suara.

"Mau ke mana kau?"

Kai diam dan tetap melanjutkan niatnya.

Kill Me, My Murderer [KaiStal Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang