11 | Ide Jonathan

92 9 0
                                    

-Di rumah Jonathan, pukul enam sore-

Andro memenuhi permintaan Jonathan untuk datang ke rumahnya. Namun Andro rupanya hanya sendirian.

"Mana yang lain?" Jonathan bertanya saat membuka pintu dan mendapati sosok Andro yang hanya seorang diri.

"Masih pada kuliah. Nanti ke sini kok, udah gua kabarin." Jawab Andro.

Andro hari ini terlihat lebih baik. Penampilannya pun lebih rapi dari kemarin saat Jonathan bertemu dengan cowok itu. Kemudian Jonathan membawa Andro ke halaman belakang rumahnya. Cukup luas untuk sebuah halaman belakang. Di sana terdapat kursi-kursi dan meja untuk tamu. Serta beberapa meter dari kursi, terdapat sebuah pohon besar yang lebat. Entah pohon apa itu.

"Lo tunggu di sini. Gue mau mandi sebentar," Ujar Jonathan cuek. Lalu pergi meninggalkan Andro di sana.

Andro mengamati kepergian Jonathan yang kini telah memasuki pintu belakang. Sebenarnya ia agak was-was di tinggal sendirian. Apalagi ini sudah hampir senja. Namun Andro mencoba untuk tenang dan duduk di salah satu kursi. Cowok itu juga mengambil sebatang rokok untuk menemani kesendiriannya.

Tapi Andro tiba-tiba merasa merinding. Entah kenapa indra penglihatannya tertuju ke arah pohon besar di sana. Ia seperti melihat seseorang yang mengintip di balik pohon. Namun Andro tidak bisa melihat dengan jelas karena ia rabun jauh.

Andro mencoba memfokuskan lensa matanya kepada sosok itu. Samar-samar ia bisa melihat jika sosok itu memakai baju putih dan... kini sosok itu mulai merangkak menuju ke arah Andro. Semakin dekat, Andro sudah bisa menebak jika itu manusia jadi-jadian alias hantu!

Cowok itu membisu. Entah kenapa ia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Namun Andro beruntung, ia masih bisa bergerak dan berjalan menjauh darinya. Andro beranjak dari kursi dan berjalan mundur. Matanya tetap menatap pada sosok itu yang terus merangkak ke arahnya. Namun Andro menabrak sesuatu di belakang punggungnya sehingga ia terjungkang.

"Andro!" Ucap suara itu.

"AAA!" Andro refleks berteriak karena sebuah tangan menyentuhnya.

"AAA!" Orang itu juga berteriak.

"Casia?" Andro baru sadar jika orang yang menyentuhnya adalah Casia.

"Eh anjir lo tuh ngagetin gue aja!" Casia menendang tubuh Andro.

Andro bangkit dan berdiri di depan Casia.

"Lo kenapa tiduran di tanah?" Tanya Casia keheranan. "Terus juga kenapa lo teriak-teriak segala? Gaje banget!" Tambahnya.

Andro menengok ke arah di mana sosok itu tadi merangkak mendekatinya. Tapi rupanya sosok itu sudah menghilang.

"Nggak apa-apa, Cas," Ujar Andro, lalu berjalan menuju kursi.

Casia mengikuti Andro dan duduk di samping cowok itu.

"And, emangnya ada acara apa jadi lo nyuruh kita semua ke rumah Joe?" Tanya Casia mengerurkan alis.

Andro melirik Casia. "Big problem..." sahutnya sambil menghela nafas.

***

(Pada waktu yang sama)

Siana dan Abel turun dari mobil dan mengamati suasana rumah Jonathan yang terlihat sedikit berbeda. Namun saat mereka hendak melangkah masuk, mereka melihat Ervan yang turun dari taksi.

"Itu Ervan, kan?" Ujar Siana sambil menunjuk.

"Iya deh kayaknya. Tapi kok naik taksi, sih?" Abel heran.

Ervan tersenyum tipis melihat Siana dan Abel di sana.

"Van, tumben naik taksi. Mobil lo mana?" Tanya Siana.

MONIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang