07 | Arwah Monique (III)

104 11 0
                                    

     Pukul tiga pagi, Ervan baru saja pulang dari acara drag race-nya. Cowok itu menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya. Karena merasa sudah sangat lelah, cowok itu memutuskan untuk lewat jalan pintas supaya bisa lebih cepat sampai. Mobil Ervan berbelok ke arah kiri ke sebuah jalan yang cukup gelap. Namun setengah jalan, tiba-tiba mobilnya mogok tepat di depan sebuah taman. Mesinnya mati total dan tidak bisa di nyalakan. Padahal bensin masih setengah.

Ervan berdecak keras."Brengsek, kenapa nih mobil?" Ia mencoba menyalakan mobilnya. Tapi tetap tidak bisa. Mesinnya seakan-akan mati total.

"Mobil bodo! Kenapa nggak mau nyala sih?!!" Ucapnya sebal.

Ervan benci situasi seperti ini. Mogok di jalan yang sepi pukul tiga pagi. Apalagi ia sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat di rumah. Dalam keadaan sebal, tiba-tiba saja Ervan merasa bulu kuduknya berdiri. Mendadak ia merasakan suasana yang sangat sepi, membuat Ervan ingin cepat-cepat pergi dari sana. Ia agak takut sekarang. Namun ia berusaha untuk tenang dan terus mencoba menyalakan mesin mobil.

Tiba-tiba Ervan mencium bau bensin. Ia jadi berpikiran jika tangki mobilnya bocor. Dengan setengah hati, Ervan turun dari mobil dan memeriksa tangkinya. Saat asik mengotak-atik, kini ia malah mencium bau yang sangat menyengat. Seperti bau busuk.

"Sial. Siapa nih yang boker sembarangan?" Ujarnya sambil menutup hidung karena kebauan.

Tapi kemudian Ervan merasakan ada yang melintas di belakangnya, dan refleks ia menoleh. Tapi yang ia lihat hanyalah jalanan yang sepi dan rumah-rumah di sekitarnya yang sepi juga. Dan saat ia menoleh ke arah taman, ia melihat ayunan yang bergerak-gerak sendiri. Padahal Ervan tidak merasakan adanya angin yang berhembus. Ia mencoba untuk tidak memperdulikannya dan kembali masuk ke mobil.

***

Ervan terus dan terus mencoba menyalakan mesin mobilnya. Tapi tetap saja tidak bisa.

"Dasar mobil rongsokan!" Katanya putus asa.

Lalu Ervan mendapat ide untuk menelpon temannya yang di drag race. Ia akan menyuruh temannya kesini untuk membantunya.

"Halo?" Suara di sebrang sana menyahut.

"Di, tolongin gue. Mobil gue mogok. Bisa ke sini, nggak?" Ujar Ervan.

"Ah, lo nyusahin gue aja dah. Gue pengen pulang ini." kata temannya itu.

Ervan berdecak. "Nanti gue kasih imbalan deh," katanya.

"Hmm.." temannya sepertinya berpikir.

"Ayolah, Di. Gue sendirian di sini, nggak ada yang bisa di mintai pertolongan!" Ujar Ervan memelas.

"Yaudah deh! Emang lo di mana?" Kata temannya.

Ervan langsung sumringah. "Gue kirim lewat pesan aja alamat jalannya. Jangan pake lama. Sekian dan terimakasih," katanya lalu menutup sambungan telepon.

Ervan kemudian mengirim alamat jalannya lewat sms. Hatinya sedikit lega sekarang. Dan sambil menunggu, Ervan mengambil sebatang rokok di saku celananya.

***

     Namun saat ia asik menghisap rokok, Ervan merasakan mobilnya terguncang hebat selama beberapa menit sehingga kepalanya membentur keras pada setir. Ia meringis kesakitan saat mobil itu sudah tenang.

PRANG!! Ervan sangat kaget saat kaca mobil di sebelah kirinya tiba-tiba pecah. Seperti sengaja di lempari oleh seseorang.

"Woy, siapa tuh?" Ervan meneriaki seseorang yang bahkan tidak ada siapapun di sana.

Ervan sangat kesal, dan ia kembali turun dari mobil mencoba mencari si pelaku. Namun suasana sangat sepi dan tidak ada tanda-tanda seseorang di sekitarnya. Ervan merasa ada yang tidak beres. Ia kembali masuk ke mobil dan mencari-cari benda apa yang membuat kaca mobilnya pecah. Ervan di buat heran saat mengetahui bahwa benda itu hanyalah sebuah batu. Ukurannya tidak besar pula. Bagaimana bisa sebuah batu kecil mampu memecahkan kaca mobilnya? Mustahil!

***

Tiba-tiba Ervan kembali merinding. Bahkan kali ini ia mendengar suara seseorang bersenandung. Seperti suara seorang perempuan. Sangat jelas terdengar seakan jarak dia dan suara itu hanya antara hidung dan mulut.

Tapi ini aneh. Tidak ada seorang pun di sana. Ervan mulai ketakutan. Lalu ia bersender dan memejamkan mata mencoba untuk tenang. Ervan berkali-kali menarik dan menghembuskan nafas. Dan suara senandung hilang seiring dengan Ervan yang sudah mulai tenang. Ia kemudian membuka mata.

Astaga! Sekarang tepat di depan Ervan duduk seorang perempuan. Perempuan itu duduk tepat di atas bagian depan mobil Ervan sambil melihat ke arahnya. Ervan mematung melihat sosok itu. Ia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya kini. Sosok Monique! Ia duduk diam menatap Ervan dengan wajah sangat pucat. Di mulutnya keluar busa.

"L... lo.. lo.. Mo..."

Tiba-tiba sosok Monique menghilang. Ervan celingak-celinguk mencari. Tiba-tiba dari belakang sebuah tangan mencekik Ervan.

"AAAAAA!!!" Ervan berteriak. Ia sempat melirik ke arah kaca kecil yang ada di atasnya. Ternyata Monique!

Ervan mencoba melepaskan tangan itu dari lehernya. Namun tangan itu sangat kuat dan susah di lepaskan. Ervan kemudian mencoba membuka pintu mobilnya. Ia bersukur pintu mobilnya bisa di buka, dan dengan sekuat tenaga Ervan melepaskan diri dari cengkraman Monique.

Ia bisa melepaskan diri dan segera berlari keluar dan menjauh dari mobilnya.

"Tolong... tolong..." Ervan berteriak meminta tolong.

Saat Ervan menengok ke belakang, sosok Monique kini berdiri tepat di sebelah mobilnya yang jauh. Ervan terus berlari dan berteriak minta tolong. Kemudian sebuah mobil datang dari arah depan, dan berhenti. Ternyata itu adalah teman Ervan yang tadi ia telepon.

"Woy kamvret!" Temannya memanggil Ervan yang terduduk di trotoar.

Ervan menoleh dan langsung masuk ke dalam mobil temannya itu. "Putar balik, Di. Putar balik!!" Kata Ervan heboh.

Adi mengerutkan keningnya bingung. "Lo kenapa, sih? Kayak di kejar-kejar setan aja," ujarnya sambil melihat Ervan yang mandi keringat.

"Gue emang di kejar setan! Buruan putar balik bego!" Sahutnya.

"Hah? Serius?" Adi membulatkan matanya.

"Bacot lo! Buruan putar balik. Yaelah!" Ervan gusar.

"Terus mobil lo gimana?" Tanya Adi.

"Bodo amat! Biarin aja di sono, yang penting gue selamat!" Sahut Ervan.

***

Tepat saat temannya akan putar balik, Ervan dapat melihat sosok Monique yang melayang mendekat ke arah mereka.

"Buruan!!!!" Ervan berteriak histeris membuat temannya itu panik.

Kemudian mereka keluar dari jalan itu dan meninggalkan mobil Ervan di sana. Sebenarnya Ervan berat melakukannya, tapi nyawanya jauh lebih berarti dari pada mobilnya yang mogok.

TO BE CONTINUE

Haiii readers!! Gimana ceritanya? Amatir banget yaa :((( tapi tetep vomment cerita author yaa :(((

Big thanks! 😁

MONIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang