01 | Bad Influence

279 11 10
                                    

HARD ROCK 09.00 pm


Ruangan itu tidak terlalu terang. Beberapa lampu menyala pada sudut yang sudah tertata. Alunan musik terdengar keras. Di sebuah sofa dapat terlihat Siana, Abel, Monique, Casia, Ervan, Andro, Xena, dan Jonathan sedang duduk dan mengobrol. Malam ini Monique akan mentraktir teman-temannya untuk minum.

"Genks, mau minum apa?" Tanya Monique.

"Cola aja," kata Xena.

"Gue juga sama, Cola," kata Jonathan.

"Lho, kok pada pesen Cola, sih?" Monique protes.

"Gue lagi malas drunk, Mon," kata Xena, dan diikuti anggukan oleh Jonathan.

Monique memutar bola matanya mendengar jawaban Xena.

"Yang lain gue pesenin screw driver aja, ya? Ntar nambah gampang!" Ujarnya kepada Ervan, Andro, Casia, Abel, dan Siana.

"Oke, Mon," Casia mengacungkan jempolnya setuju.

Monique tersenyum lebar dan memberitahukan pesanannya kepada seorang waiter.

"Elu besok ulang tahun, kan, Mon?" Tanya Andro dengan aksen Jakartanya.

"Hehe, iya, And. Kenapa? Lo mau ngasih gue kado?" Jawab Monique.

"Nggak, sih. Tapi gua mau ngajakin kalian ke vila milik keluarga gua. Buat ngerayain ulang tahun lu, Mon. Gimana?" Kata Andro.

"Leh uga tuh!" Sahut Ervan.

"Beneran?" Ujar Monique terlihat senang.

"Buat seru-seruan aja, supaya ultah lo lebih berkesan!" Kata Andro.

"Gue setuju!" Kata Siana.

"Yang lain gimana, nih? Setuju kagak?" Andro menatap teman-temannya yang lain.

Mereka manggut-manggut pertanda setuju. Toh sebuah pesta tidak akan menyakiti seseorang, kan?

Kemudian waiter datang membawa minuman pesanan Monique tadi.

"Let's get drunk, genks!" Seru Monique sambil menuangkan screw driver ke dalam gelas.

Mereka semua kemudian meminum screw driver bersama. Kecuali Xena dan Jonathan yang hanya menikmati gelas Cola mereka. Musik yang dibawakan DJ menghentakkan telinga. Malam ini DJ membawakan lagu-lagu dari Led Zepelin.

Andro yang mulai pusing, mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah bungkus plastik kecil dan terdapat beberapa butir obat. Cowok itu mengeluarkan dua butir obat lalu menelannya dengan sekali tegukan.

"Lo makan apaan, And?" Tanya Ervan.

Andro meneguk air mineralnya lalu berkata, "Drugs," jawabnya.

Teman-temannya sedikit terkejut mendengar jawaban Andro. Cowok itu menjawab santai dengan wajah tanpa dosa. Seakan obat yang ia teguk hanyalah sebuah permen.

"Sejak kapan lo make begituan?" Ervan bertanya.

"Dua bulan yang lalu. Semenjak orang tua gua bercerai. Gua stress banget. Masalah juga ada terus di rumah," jawab Andro yang kelihatan agak pusing. "Dengan drugs, gua jadi lebih santai dan lebih tenang. Nggak kepikiran lagi sama masalah-masalah yang buat gua mumet!" Tambahnya.

"Masa, sih?" Tanya Monique.

Andro mengangguk mantap. "Selain itu, gua juga lebih bahagia dengan ini," ujarnya sambil mengangkat bungkusan plastik berisi obat-obat terlarang itu.

"Wah, jadi pengen nyoba juga," kata Ervan. "Gue lagi sakit hati banget kalah taruhan sama Zerald sialan itu!" Cowok itu dalam hati mengutuk orang yang bernama Zerald. Saingannya di Drag Race.

"Ambil aja kalo mau," Andro meletakkan bungkusan itu di atas meja. "Yang lain juga kalo mau, ambil aja." Katanya.

"Guys, narkoba itu bisa bikin candu. Jangan coba-coba, deh." Kata Xena memperingati teman-temannya yang lain.

"Lho, tapi karena dia gue jadi nggak beban lagi, La." Kata Andro. "Kita kan anak clubbing, masa nggak make begituan?" Lanjut Andro.

"Memang siapa yang menganjurkan anak clubbing harus make narkoba?" Tantang Xena.

"Gua! Gua yang menganjurkan," jawab Andro. "Orang cupu ya nggak bakalan mau make begituan!" Ledeknya tersenyum sinis.

"Wah ngeledek nih. Gue nggak cupu!" Ujar Casia.

"Jangan ngremehin. Sini gue minta!" Kata Abel merebut bungkusan itu dari tangan Ervan.

"Gue... juga mau dong," Monique ikut-ikutan.

"Gue juga, woy," Seru Siana.

"Guys, nanti kalian bakalan kecanduan terus. Narkoba nggak baik di konsumsi, mending juga alkohol yang efeknya nggak terlalu bahaya," kata Xena masih berusaha menahan teman-temannya.

"Berisik! Kalo kecanduan ntar gua yang beliin!" Andro berucap.

"Joe, lo nggak mau nyoba juga?" Ervan bertanya kepada Jonathan yang diam saja.

"Joe nggak ikutan!" Xena menyahut. "Kita pulang aja, yuk." Cewek itu menarik Jonathan pergi dari tempat itu.

"Eh, jangan lupa besok pesta ultah gue! Kalian harus ikut," Monique meneriaki dua sahabatnya itu.

"Ngumpul di rumah gua. Nggak pake telat!" Andro menambahkan.

***

Tak terasa, sekarang sudah pukul sebelas malam. Waktu sangat cepat berlalu. Para anak muda itu semakin mabuk dan terhanyut dalam kuasa obat terlarang itu plus screw driver yang mereka minum.

"Udah hampir tengah malam," kata Andro yang masih lumayan sadar. "Kita pulang aja yuk, besok kan kita pesta lagi,"

Akhirnya mereka semua pulang ke rumah dengan keadaan mabuk berat. Untung saja Andro masih bisa menyetir mobil dan mengantarkan teman-temannya pulang. Walaupun Andro menyetir mobil sangat lambat dan kadang berkelok-kelok.

TO BE CONTINUE


Haiii readers!!
Welcome back to my story channel *plak
Hahaha nggak deng :D maksud author, selamat membaca cerita horror author yang amatur ini yaaa wkwkwk.
Hope you guys love it, dan jangan lupa vote or comment yaaa
THANKYOUUUUUU 😊

MONIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang