02 | Villa

150 8 2
                                    

RUMAH ANDRO, 03.00 PM

Tepat seperti yang sudah di janjikan Andro, hari ini mereka akan pergi ke villa keluarga Andro untuk merayakan ulang tahun Monique. Abel, Siana, Casia, Monique, Xena, dan Jonathan telah berada di rumah Andro. Mereka semua sepertinya sudah siap berangkat. Tetapi Ervan belum juga memunculkan keberadaannya di sana.

"Ervan mana nih, lama banget tu anak," Monique menggerutu sebal.

"Santai aja dulu, mungkin dia masih di jalan," kata Casia yang duduk di sofa.

"Nih, biar santai dikit," Andro menyodorkan bungkusan yang berisi drugs.

"Wah, lo beli lagi, And?" Monique berseru. Matanya berbinar melihat benda itu.

Andro mengangguk, "Iya, dong. Gue juga udah sisain buat pesta kita di villa nanti." Katanya.

"Apa?" Xena membulatkan matanya. "Lo gila, And? Sama aja kita pesta narkoba. Nanti kalo ketahuan orang gimana? Kita bisa di laporin ke polisi dan masuk penjara. Mending nggak usah berangkat aja kalo begini caranya," katanya.

"Di sana itu sepi, Xen! Nggak bakalan ada yang tahu. Lo nggak usah dramatis banget lah jadi orang," kata Andro.

"Tau lo, Xen. Kebanyakan nonton sinetron sih!" Cibir Siana tertawa sinis.

"Lo ggak usah sok suci, deh. Nih minum punya gue," Casia menyodorkan satu butir obat kepada Xena.

Jonathan menepis tangan Casia sehingga obat itu terjatuh ke lantai. "Nggak usah maksa orang yang nggak mau," katanya.

Rupanya obat terlarang itu sudah mampu menguasai mereka hanya dengan sekali mencoba. Baru saja tadi malam mereka mengkonsumsi, obat itu sudah membuat mereka kecanduan. Seperti ingin lagi dan lagi.

***

Kemudian sosok yang di tunggu-tunggu kehadirannya muncul juga. Ervan cowok jakung berambut keriting itu membunyikan klakson mobilnya berkali-kali. Membuat siapa saja pasti terganggu mendengarnya.

"Wahai para remaja, keluar lah engkau sebelum rumah ini gue bakar," suara Ervan terdengar di luar sana.

"Orang gila udah datang tuh. Yuk kita cabut," ujar Andro memimpin teman-temannya yang lain.

Mereka semua berjalan keluar dan mendapati sosok Ervan yang terlihat dari jendela mobilnya.

"Keluar aja lama banget! Hampir jamuran nih gue!" Kata Ervan saat teman-temannya berada di dalam mobil miliknya.

"Heh, sotoy! Seharusnya kita yang ngomong gitu. Lo lama banget otw-nya, brengsek," Abel menyahut dari kursi belakang.

"Hehehe," cowok itu cengengesan."By the way, Xena sama Joe mana?" Ervan menengok ke kursi belakang dan tidak mendapati sosok yang ia cari.

"Di belakang noh," sahut Andro. "Joe bawa mobil sendiri, dan Xena ikut sama Joe," tambahnya sambil menghisap batang rokok.

"Oh, begitu?" Kata Ervan.

"Bacot banget, sih. Buruan tancap gas, bodo!" Desak Casia dari belakang.

"Iye, iye, sabar dikit napa," Ervan menyalakan mesin mobilnya dan dalam hitungan detik, mobil itu sudah meluncur menuju villa keluarga Andro.

***


VILLA KELUARGA ANDRO, 05.00 PM


Setelah dua jam perjalanan, akhirnya mereka semua tiba di villa milik keluarga Andro. Villa itu lumayan besar dan di apit oleh pepohonan di sekitarnya. Villa milik keluarga Andro ini berada di ujung jalan dan jarak antara villa dan villa lain yang ada di sana sekitar 300 meter. Apalagi villa itu berada di ujung, jadi hanya orang-orang yang lewat yang tahu jika ada sebuah villa di ujung jalan.

Ervan memarkirkan mobilnya di halaman depan villa, juga Jonathan yang parkir di samping mobil Ervan. Walaupun di sekitar villa bersih dan sejuk, namun suasana di sana sangat sepi dan hening. Para anak remaja itu turun dari mobil dan mengamati keadaan sekitar.

"Ini beneran villa keluarga lo, And?" Abel bertanya sambil menatap tampang depan villa itu.

"Ya iyalah. Keren, kan?" Jawab Andro tersenyum bangga.

"Keren sih, tapi sepi kayak hati gue," ujar Abel.

"Cielah lo, Bel. Gitu aja baper," cibir Siana terkekeh pelan.

"Yaudah lah, ayo masuk. Kita cari ruangan yang enak buat pesta," kata Andro mengajak teman-temannya.

Mereka semua masuk, dan Monique malah berhenti di depan pintu. Tiba-tiba ia merasa tidak nyaman dengan villa itu.

"Kok perasaan gue nggak enak, ya," kata Monique pelan namun jelas.

Casia yang berdiri di belakangnya menanggapi, "Udah ah. Yuk masuk, ini kan ulang tahun lo, Mon. Kita bakalan seneng-seneng bareng!" Casia menarik tangan Monique masuk ke dalam villa.

***

Hal pertama yang mereka lihat ketika masuk adalah keadaan villa itu sangat kotor dan berdebu. Barang-barang berantakan dan tidak terurus. Jauh berbeda dengan tampang luarnya yang terlihat indah. Sepertinya keluarga Andro benar-benar melupakan villa-nya.

"And, keluarga lo parah banget. Punya villa sekeren gini nggak di urusin," ujar Ervan.

Andro hanya mengangkat bahu cuek. Cowok itu juga tidak mengerti kenapa keluarganya membiarkan villa ini begitu saja. Padahal, villa ini bisa saja di sewakan untuk orang-orang yang ingin menginap.

***

Mereka berpencar mengitari villa mencari ruangan yang tepat untuk berpesta. Ternyata villa ini sangat luas dan banyak terdapat ruangan-ruangan. Bahkan di beberapa tempat, terdapat barang antik yang memiliki nilai jual mahal.

Monique dan Casia memilih untuk pergi ke lantai dua. Dan di sana mereka tidak menemukan apa-apa selain sebuah kursi goyang yang sudah tua dan berdebu. Di lantai dua juga ada balkon yang menghadap langsung ke halaman belakang villa. Monique tertarik dengan kursi goyang itu dan mencobanya.

Casia menatap Monique geli. "Kayak nenek-nenek aja lo, Mon," cibirnya dengan tertawa di tahan.

Kemudian Casia meninggalkan Monique dan berjalan menuju balkon. Di bukanya pintu kaca itu dan seketika pemandangan di halaman belakang villa bisa terlihat. Tidak ada yang spesial. Hanya pepohonan dan sepetak tanah tanpa di tumbuhi bunga-bunga atau semacamnya.

***

Ketika Casia terdiam menikmati semilir angin yang menerpa tubuhnya, tiba-tiba indra pendengarnya menangkap sebuah suara seseorang yang bersenandung. Terdengar halus dan lembut. Suara itu berasal dari dalam sehingga Casia memutuskan untuk masuk dan mencari sumber suara. Dan saat masuk Casia mendapati Monique yang....

TO BE CONTINUE

PS : Jangan lupa vomment yaaa. Trims😊

MONIQUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang