DURI DALAM DAGING

1.5K 199 26
                                    

Hermione segera membersihkan dirinya dan memakai lingerie satinnya yang nyaman sebelum membaringkan tubuh rampingnya di tempat tidur. Mantera penghangat di kamarnya sudah dipasang membuatnya semakin merindukan peraduan. Segala pikiran berkecamuk dalam otaknya. Dia merasa lelah dengan segala hal tidak biasa yang terjadi seharian ini. Hermione benar-benar tidak bertenaga sehingga langsung terlelap di atas ranjang king size miliknya.

Malam ini, hal terpenting yang dia lupakan adalah menutup jaringan floo miliknya. Terdengar suara gedebuk memecah kesunyian malam. Hanya terlihat bayangan gelap dari sesuatu yang terjatuh itu, mengingat Hermione selalu mematikan lampu ruang tengahnya sebelum pergi tidur. Terdengar suara umpatan pelan ketika sosok itu mencoba berdiri, merangkak memegangi pinggiran perapian untuk menahan berat tubuhnya.

Bayangan gelap itu beringsut menjauh dari perapian, menyeret kakinya dengan badan sempoyongan. Berkali-kali dia tersandung meja, kursi dan beberapa furnitur dalam kegelapan sampai akhirnya dia menemukan sebuah kamar yang tidak tertutup rapat.

Ketika dia memasuki kamar gelap itu, dia merasakan kepanasan di sekujur tubuhnya. Dengan kasar dia menanggalkan mantelnya, sedikit kesulitan karena kepalanya terasa oleng. Setelah terlepas, mantel itu dilemparkannya dengan sembarangan di kursi terdekat. Kemudian dia menarik sabuknya, melepaskannya dari bagian pinggang celananya. Kemejanya yang sudah tak beraturan dibukanya dengan paksa sampai beberapa kancingnya terlepas, menggelinding berhamburan ke lantai. Terakhir celana hitamnya dia loloskan dari kedua kakinya, meninggalkan celana boxer melekat di tubuh atletisnya.

Dengan kepala semakin terasa berat dan kesadarannya sudah di ambang batas, dia menyusupkan badannya ke dalam selimut sutra yang dia temukan di atas sebuah ranjang tanpa memperhatikan sekelilingnya sama sekali. Di alam bawah sadarnya menyatakan bahwa dia sudah sampai dengan aman di rumahnya, di Manor.

Di tempat tidur, dia mencari-cari guling kesayangannya yang setia menemani tidurnya selama ini. Tangannya meraba-raba sisi sebelahnya sampai dia merasakan sesuatu yang hangat tidak jauh di sampingnya. Dengan mata terpejam, dia menggeser tubuhnya mendekati sumber hangat itu dan memeluknya dengan perlahan. Sedikit heran gulingnya berbeda dari biasanya. Lebih hangat, lebih besar, dan ada beberapa bagian terasa lebih empuk daripada seharusnya. Dan ini terasa sangat baik. Mungkin Kreacher menggantinya dengan yang baru dan ia akan berterimakasih untuk itu. Samar-samar tercium wangi lilac dari guling barunya itu, menenangkan perasaan mual di perutnya dan meringankan sakit di kepalanya. Aroma itu mengingatkannya dengan seorang gadis yang beberapa waktu terakhir ini menjadi pusat orientasinya. Perlahan dia mulai dibuai ke alam mimpi, melupakan semua kepenatannya menjalani hari ini.

Hermione merasakan tidurnya kali ini sangat nyaman. Dia tidak terganggu mimpi buruknya seperti biasanya. Bahkan cuaca rasanya lebih hangat karena sesuatu yang memeluknya erat. Aroma selimutnya agak asing, seperti bau peppermint bercampur firewhiskey. Hal yang aneh untuk dipikirkan di pagi hari.

Hermione semakin menenggelamkan dirinya pada selimutnya yang terasa besar dan berat itu, mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidurnya. Samar-samar dia mendengar sebuah suara seseorang memanggil-manggil namanya. Matanya masih betah untuk terpejam dan tempat tidurnya lebih menggoda dibandingkan segala hal sekarang. Hari ini hari Minggu, hari libur bagi dirinya.

"What the hell, Hermione! Sejak kapan kau berhubungan dengan si death eater ini??!!," suara teriakan itu berhasil menyadarkan Hermione dari kenyamanannya.

Matanya dipaksa untuk terbuka lebar sementara cahaya matahari yang menyilaukan masuk melalui kaca jendelanya yang dipenuhi salju. Sedikit demi sedikit kesadarannya mulai terkumpul. Dia menyadari sebuah lengan besar sedang memeluknya sedangkan lengan lainnya berada di bawah kepalanya pengganti bantal. Dan sesuatu yang hangat dan berat itu bukanlah selimut melainkan dada bidang pucat seorang pria, dimana dengan nyamannya dia bersandar sepanjang malam ini. Ketika wajahnya menengadah melihat pemilik tubuh itu, yang juga memandang balik ke wajahnya, mereka berdua saling memandang dengan tatapan ngeri bagaikan akan dikutuk Voldemort.

Mudblood and FerretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang