MALFOY MANOR

1.9K 184 16
                                    

Narcissa memimpin Hermione yang berjalan bersisian dengan Draco menuju sebuah kamar yang terletak di bagian sayap kanan rumah itu. Manor ini enam kali lebih besar daripada Hogwarts, tempat yang dianggapnya sudah luar biasa besar. Karpet beludru tebal berpola geometris yang berada di bawah kakinya membuatnya tersandung dan nyaris terjerembap ke lantai.

Draco meraih lengannya sigap dan berbisik menggoda,"Kau memang harus selalu di sampingku, Mione sayang. Belum lama kau di Manor dan kau sudah harus tergantung pada calon suami tampanmu ini, eh?"

Hermione mendelik ke arahnya kemudian mengibaskan tangannya sedikit kencang. Dia berupaya menghalau tangan Draco dari lengannya dan menepuk lengan pemuda itu dengan raut wajah gusar.

"Ouchh...kau menyakitiku, honey," Draco pura-pura meringis kesakitan sembari mengusap-usap lengannya. Mata pemuda itu berkedip jenaka seakan menertawakannya. Dia tetap bersikeras memaksa Hermione menyampirkan tangannya di lengannya.

"Pfft....you are such a drama queen, Ferret!," desis Hermione tajam dan membelalak marah ke arahnya. Andai tidak ada Narcissa, dia ingin sekali mengutuk Ferret albino ini.

Gadis itu lelah menghadapi sikapnya dan akhirnya menyerah. Dia membiarkan tangannya dikuasai Draco yang langsung disambut senyum menyeringai penuh kemenangan. Hermione hanya bisa memutar bola mata mengamati tingkahnya dan melayangkan pandangan ke arah lain dengan wajah ditekuk.

Mengusir kejengkelannya,Hermione mulai menjelajah lorong remang-remang itu melalui pandangannya. Di sepanjang lorong terdapat potret-potret tergantung rapi sedangkan semua mata di dalamnya sedang memperhatikan mereka dengan tatapan tajam. Hermione sedikit ngeri melihatnya.

Langit-langit Manor sangat tinggi dan tampak suram disertai pilar-pilar marmer berukuran raksasa yang menyatu dengan dinding sebagai penyangganya. Satu-satunya jenis penerangan di jalur itu adalah jejeran lilin-lilin hitam yang dipasang di sepanjang dinding. Cahaya bulan temaram yang menyembul dari jendela bergaya Victorian mendukung nuansa gothic style-nya. Jika ditambah dengan patung berbaju zirah dan memakai ketopong kemudian diletakkan di beberapa sudut, Hermione mungkin mengira dia sedang digiring menuju penjara bawah tanah. Dia bergidik membayangkannya.

Narcissa menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu hitam besar yang terbuat dari jenis kayu solid dicampur metal. Dia mengulurkan tangan pucatnya untuk meraih gagang pintu keemasan dengan ukiran kepala ular di atasnya disertai pegangan dari porselen putih. Pintu itu terbuka tanpa suara, menampilkan sebuah ruangan lain di baliknya.

Hermione tercengang memandang interior kamar yang tampak glamor itu. Dindingnya ditutupi wallpaper berwarna dasar emerald dengan motif artistik yang menimbulkan keindahan teksturnya. Sebuah ranjang mewah dilapisi dengan sprei berwarna lime terletak di dekat pintu mahogany brown yang menuju balkon. Di sampingnya jendela besar berjejer sampai batas dinding berikutnya. Gorden-gorden keemasan yang menaungi kamar ini membaurkan gaya Victoria dan kontemporer.

Di sisi lain terdapat beberapa lemari besar dan kokoh diletakkan berdampingan yang difungsikan sebagai lemari pakaian. Sebuah meja rias bergaya Italian Rococo berwarna keemasan dengan tatahan rumit di setiap detilnya menambah kesan klasik, mewah dan berkelas pada furniturnya.

Hermione masih mengagumi keindahan kamar itu ketika sebuah tangan hangat menyentuh pergelangannya. Mata kelabu Narcissa memandang dalam kegelian melihat keterpesonaan calon menantunya itu dengan desain interior kamarnya.

"Manor ini milikmu, Hermione sayang. Aku akan berkemas dari kamar utama jika kau menginginkannya. Malam ini kuharap kau bersedia untuk tidur di kamar ini dahulu. Keperluanmu sudah disediakan dan seorang peri rumah akan melayanimu. Sekarang beristirahatlah. Good night, dear," senyum Narcissa dan mencium pipi gadis itu.

Mudblood and FerretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang