"Kau sangat berantakan, my son," tegur ibunya ketika Draco baru sampai di Manor. Tampak baju pemuda itu hanya dikenakan begitu saja tanpa dimasukkan ke celananya, mantelnya hanya disampirkan di lengan kirinya dan rambutnya sedikit acak-acakan.
Narcissa sedikit keheranan melihat aura kebahagiaan yang berputar-putar di sekitar wajah anaknya itu. Hal yang tak pernah terjadi sejak kematian ayahnya di penjara Azkaban. Draco selalu diselubungi tirai kelam selama hampir dua tahun ini. Emosinya semakin meledak-ledak dan wajahnya jauh dari raut ramah. Matanya selalu menyimpan kesedihan sekaligus kemarahan terhadap hidupnya. Narcissa sudah melakukan banyak usaha untuk memperbaikinya tetapi hati anaknya sudah terlanjur dingin.
Pagi ini amat mengagumkan melihat semburat bahagia kembali ke wajahnya setelah sekian lama. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi semalam dan mempengaruhi suasana hatinya. Narcissa berharap hal ini akan terjadi seterusnya. Bagaimanapun, dia sangat mengharapkan kebahagiaan anaknya.
"Morning, Mom. Maafkan aku sudah membuatmu khawatir. Aku baik-baik saja, hanya ada sedikit gangguan semalam yang membuatku terlambat untuk pulang. Aku ingin membicarakan sesuatu padamu, Mom. Tapi ada beberapa hal yang harus aku lakukan sebelumnya. I love you, Mom," terang Draco tersenyum sambil mencium kening ibunya dan berlalu menuju kamarnya.
Narcissa hanya tersenyum tipis dan mengangguk membalas ucapan anaknya. Dia tidak akan bertanya lebih jauh lagi. Dia hanya merasakan firasat baik kali ini.
Terakhir dia melihat anaknya berakhir dalam keadaan mabuk berat setelah mengakhiri hubungannya dengan wanita jalang itu. Narcissa sangat membenci Pansy sekalipun dia pernah menjadi sahabat Draco. Wanita licik yang memanfaatkan keterpurukan anaknya. Dia tidak akan pernah memaafkan ketidaksopanan Pansy yang membuatnya nyaris mengutuknya. Dia menemukannya dalam keadaan setengah telanjang di kamar Draco di suatu pagi. Bahkan dengan gilanya, dia malah menyapa Narcissa dengan ucapan selamat pagi yang menjijikkan. Draco hanya memandang kecut terhadap sikap si jalang itu. Hanya sekali dan Draco tidak pernah membawanya lagi ke Manor. Tampaknya anaknya tahu bahwa ibunya tidak menyukai pasangannya. Bahkan Draco sekarang sudah meninggalkannya, kabar yang sangat disyukuri Narcissa.
Narcissa berjalan menuju taman belakang Manor yang sangat luas dan indah. Di sana terdapat sun room dimana dia sering menghabiskan waktu dengan menenggelamkan pikirannya sambil menyibukkan diri menikmati pemandangan taman yang dipenuhi berbagai macam bunga-bunga cantik, beberapa tanaman perdu, disertai pohon-pohon yang meneduhkan dan rumput-rumput hijau terbentang memancarkan segarnya. Dia membuka salah satu pintu kacanya dan merasakan udara dingin nan nyaman menerpa wajahnya, meresapi setiap helai wangi bunga dan rumput yang tercampur di penciumannya. Musim dingin tampaknya mulai berakhir, meskipun masih ada salju di beberapa tempat tapi lebih banyak menyisakan lelehan-lelehannya di dedaunan dan meninggalkan kelembaban pada pohon kayu.
Dia memiliki janji dengan Mrs. Zabini dan mereka akan menghabiskan waktu di sun room taman manor ini. Narcissa mulai menyiapkan berbagai cemilan untuk menemani pertemuan mereka di ruangan itu. Tidak lama kemudian, Kreacher si peri rumah muncul dengan bunyi pop pelan.
"Madam, Mrs. Zabini and her son sudah menunggu di ruang tamu," katanya sopan.
"Bawalah mereka ke sini, Kreacher," sahut Narcissa lembut. Perlakuan keluarga Malfoy terhadap peri rumah sudah jauh lebih baik dibanding di masa Voldemort. Terlebih setelah diterbitkan undang-undang tentang peri rumah.
Tak seberapa lama, tampak seorang pemuda seusia Draco sedang berjalan di sebelah wanita berambut hitam legam yang senada dengan baju yang dikenakannya dengan bentuk badan yang proporsional.
"Hai, dear. Long time no see. Aku hanya bertemu dengan Blaise selama ini. Ini pagi yang indah untuk kita nikmati bersama, Azelia," sambut Narcissa seraya memeluk sahabat lamanya itu. Wanita cantik berambut legam itu hanya terkekeh geli. Dia masih kagum dengan keanggunan Cissy sejak pertemuan pertama mereka. Apapun situasinya, wanita aristokrat itu tidak pernah kehilangan kontrol dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mudblood and Ferret
FanfictionKetika perang dunia sihir kedua telah berakhir, saatnya melanjutkan hidup yang normal kembali..... Setelah dua tahun lulus dari sekolah sihir Hogwarts, Hermione Granger bekerja sebagai Kepala Divisi Hubungan Muggle di kementerian. Semuanya berjalan...