PESAN BERHARGA

144 17 10
                                    

Mereka muncul di sebuah sudut gelap bayangan bangunan di pinggiran kota London, tidak jauh dari rumah orangtua Hermione. Draco bersikap waspada dengan lingkungan asing di sekelilingnya. Dia mendekatkan tangannya pada tongkat yang tersimpan di saku mantelnya hanya untuk berjaga-jaga sedangkan tangan lainnya tetap menggamit erat tangan gadis berambut brunnete di sampingnya.

Mereka masih tetap berdiri di tempat awal kemunculannya dan mengawasi sekitarnya untuk menilai situasi. Jalanan tampak lengang dengan hanya beberapa mobil yang sesekali melintas. Seorang pemuda penjual bunga dengan membawa beberapa buket bunga pada keranjang depannya dan dua buah kantong besar bersisian di sadel belakangnya terlihat sedang bersusah payah mengayuh sepedanya di sepanjang jalan yang sedikit menanjak itu sambil berliuk-liuk menghindari bekuan es di beberapa tempat di jalan aspal yang belum mencair. Napasnya yang terengah-engah menimbulkan gumpalan kabut tipis dari mulutnya, mengepul di sekitar wajahnya yang menjadi kemerahan akibat mengerahkan tenaga lebih banyak untuk melewati daerah itu. Rambut lurus pirang kotor menyembul tipis dari topi beani biru tua miliknya. Di trotoar seberang jalan, seorang wanita muda dan anak perempuan kecil berjalan menyusuri pinggiran jalan dengan langkah ringan dan sesekali anak kecil itu cekikikan di tengah-tengah pembicaraannya dengan wanita di sebelahnya. Mereka berjalan dengan wajah sangat ceria. Sepertinya mereka akan pergi ke suatu tempat dan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Sementara itu dari sebuah bangunan rumah bercat kuning pucat ada pria paruh baya sedang melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya dengan tergesa-gesa dan tampak kepayahan menyeret tubuh gemuknya. Kakinya tampak pendek dan rapuh menahan perut besarnya yang bergelayutan kesana kemari sesuai ayunan langkahnya. Bentuk wajahnya mengingatkan Draco pada Peter Petigrew si tikus pengkhianat, salah satu kaki tangan Voldemort. Hanya saja pria ini jauh lebih besar dan berpenampilan rapi. Dia berjalan cepat dengan sebelah tangannya memegang suatu benda, yang ditempatkan di telinga kirinya, sibuk berbicara sendiri seperti orang sinting. Keningnya berkerut berlipat-lipat sambil berbicara dengan nada menggerutu, seperti sedang kesal pada sesuatu. Kepalanya tampak menyatu dengan kedua belah bahunya, lipatan lemak mengerikan menenggelamkan leher dan dagunya. Draco sempat memperhatikan sikap yang dianggapnya ganjil itu sebelum otak cerdasnya mengingatkan dirinya bahwa dia pernah melihat Hermione menggunakan benda aneh itu untuk berbicara dengan pria brengsek yang bernama Smith. Draco tersenyum kecut mengingat pertemuan terburuk dengan saingannya dari bangsa Muggle itu. Smith tampaknya sangat berkeinginan kuat mendapatkan Hermione. Tidak ada yang memungkiri perubahan penampilan gadis yang tengah beranjak dewasa itu. Kecantikan berpadukan kejeniusan adalah kombinasi istimewa dalam sosok gadis mungil di sampingnya kini yang sanggup membangkitkan hasrat lawan jenis untuk mendekatinya.

Draco memandang wajah rupawan di sampingnya yang tengah memperhatikan arah lain. Sekilas sinar matanya menggelap seperti menyimpan kepedihan meskipun kedua belah pipinya tampak kemerah-merahan karena cuaca yang menghangat. Sebuah helaan napas panjang berasal dari Hermione menyentakkan kesadaran pemuda yang tenggelam dengan pikirannya. Mengalihkan pandangan menjadi satu-satunya cara untuk menghindari kecanggungan.

Hermione menoleh ke arah Draco dan berkata,"Kurasa kita aman. Kecurigaan hanya akan timbul jika sikap kita terlihat tidak wajar. Berpura-pura menjadi pasangan yang sedang berjalan-jalan adalah cara terbaik untuk tidak menarik perhatian."

"Kau menyakiti hatiku, Hermione. Kita adalah pasangan yang sebenarnya, bukan berpura-pura. Dan jangan mencoba untuk melarikan diri dariku selama kita berada di dunia Muggle. Situasi di sini sangat asing dan aku belum terbiasa. Seorang wanita yang mencintai prianya tidak akan membiarkan si pria begitu saja. Wanita lain akan sangat berbahagia jika menemukan pria setampan diriku sedang sendirian," sahut Draco dengan menarik sebelah bibirnya mengejek bertujuan menggoda si jenius pemarah itu sekedar menyirnakan kilau kemelut dari binar mata coklatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mudblood and FerretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang