"Percy, Annabeth, aku harap kalian bisa ikut aku," kata Aslan.
Percy, yang tengah minum jus labu, tersedak dibuatnya. "Ikut kemana?"
Aslan tidak menjawab, melainkan berjalan keluar dari Cair Paravel. Percy dan Annabeth bertukar pandang, dan keduanya bergegas mengikuti Aslan.
Mereka berjalan di pasir, dan saat Percy melihat pantai, entah mengapa ia jadi rindu perkemahan. Dan Poseidon. Dan ibunya. Semuanya. Laut biasanya merupakan teritorial ayahnya, tapi apakah di Narnia juga, Percy tidak tahu.
"Aslan," celetuk Annabeth. "kau bilang kami menjadi pelindung Narnia. Haruskah kami menetap di sini?"
Percy terdiam sesaat. Benar juga. Aslan tersenyum dan menjawab, "Siapa bilang pelindung itu harus menetap?"
"Itu berarti kami tidak perlu tetap di sini?" timpal Percy
"Begitu pula denganku. Kita akan sama-sama mengawasi dari kejauhan," kata Aslan. "dan datang saat Narnia benar-benar dalam bahaya."
Mereka kembali berjalan dalam diam. Tangan Annabeth bergerak dan menggenggam tangan Percy. Hingga mereka tiba di tengah pantai, Aslan berhenti.
"Ini saatnya kita berpisah," katanya. "kalian akan kembali ke kehidupan semula, dan aku akan kembali ke tempatku."
"Bagaimana caranya?" tanya Annabeth.
Aslan mengaum, dan detik berikutnya serasa kabur. Mereka seolah dijejalkan ke dalam ruang sempit, dan saat sensasi tersebut hilang, mereka sudah berada di perkemahan. Dengan catatan, di tengah-tengah api unggun. Otomatis, hal tersebut menimbulkan keributan.
"Demi Hephaestus, dari mana kalian muncul?" tuntut Leo. Reaksi pekemah yang lain pun kurang lebih sama. Semuanya menunjukkan keterkejutan.
"Diam!" perintah Piper. Gelombang charmspeak mengalir, membuat semua pekemah terdiam. "Percy, Annabeth, kalian itu membuat kami cemas saja. Kalian bilang akan ke perpustakaan dan tidak kembali sampai malam. Saat kami periksa, kalian sudah hilang entah ke mana."
Percy memberikan cengirannya. "Sebenarnya, kami menjalankan sebuah misi yang diramalkan sebelumnya."
"Misi?!" sembur Jason, yang sudah lepas dari kendali charmspeak. "Kalian membuatku kerepotan! Karena kalian pergi, aku harus mengurus ini itu di perkemahan. Dan itu seharusnya tugas kalian!"
Annabeth mengernyit bingung. "Mengurus perkemahan? Memangnya di mana Chiron?"
Nico, yang tetap tenang, menjawab, "Pergi mengurus entah apa di Perkemahan Jupiter."
Percy menegang. "Wise girl, sampai kapan kita libur kuliah?"
Annabeth tampak berpikir sesaat. "Seingatku kita libur selama musim panas."
Percy mengembuskan napas lega. "Yah, setidaknya kita punya waktu bersantai. Misi sudah selesai, tak ada masalah. Aku ingin pensiun dari urusan demigod ini."
Saat Percy hendak duduk di meja Poseidon, kerumunan membelah. Rachel Dare muncul dengan ekspresi tegang.
"Oh, tidak," keluh Percy. Dengan mata Rachel yang ditujukan padanya, tampaknya ada sesuatu yang sangat aneh.
"Percy," kata Rachel serak. "perjalanmu belum selesai."
~THE END~
A/N
Finally cerita ini selesai juga. Mungkin alurnya terlalu cepat, tapi saya memang tidak terbiasa membuat yang alurnya lambat.
Bagi yang masih penasaran, tenang saja. Saya akan buat sekuelnya. Tapi, belum tahu juga kapan bisa di post karena kemungkinan jadwal saya padat beberapa minggu ke depan. Jadi, tunggu saja ya.. Dan jangan hapus cerita saya dulu dari library kalian karena akan ada pengumuman kalau sekuelnya sudah di post.
Keep vote+comment, gracias!

KAMU SEDANG MEMBACA
Time And Space
Fanfiction(A Percy Jackson and Narnia Crossover) "Putra laut dan putri bijak kan arungi ruang dan waktu, Menuju masa lalu dimana perang terjadi Dua darah yang sama kan bertemu, Membantu mereka yang terpilih menuju kejayaan" Percy dan Annabeth akan mengarungi...