S

1.4K 166 2
                                    

Suara auman keras. Percy menoleh, mencari sumber suara. Saat menemukan sumbernya, matanya membulat sempurna. Di puncak bukit, Aslan tengah mengaum keras. Pasukan membanjir dari samping kanan dan kirinya.

Kemudian Aslan berlari menuruni bukit. Ia berlari menuju ke arah Jadis, yang tengah terdisorientasi. Kemudian, seakan tersadar, Jadis menyabetkan tongkatnya, dan sekelompok centaur berubah menjadi batu.

"Percy!" Annabeth menyentak Percy kembali ke realitas. "Kita harus ikut membantu!"

Percy mengangguk. Mereka melompat turun dari pegasus dengan senjata terhunus. Mengabaikan luka di pergelangan kakinya, Percy berlari menyusul Annabeth yang sudah di depan.

Mereka bertarung habis-habisan, menggempur tiap barisan musuh. Percy merasakan sedikit nostalgia, saat ia bertarung melawan pasukan Gaea di Perkemahan Blasteran.

Ketika ia tengah menebas seekor minotaur, terdengar sorakan kemenangan. Beberapa meter dari tempat Percy berdiri, Jadis tengah mengabur secara perlahan, dengan Aslan di sampingnya. Kemudian tubuh Jadis benar-benar menguap dan hilang.

Percy langsung ambruk, merasakan sakit di pergelangan kakinya menyebar. Samar, ia melihat Annabeth berlari menghampirinya, membawa sebuah botol. Annabeth berlutut, dan meminumkan cairan yang ada di botol tersebut ke mulut Percy. Cairan tersebut terasa seperti cokelat yang dicairkan, kesukaannya.

"Nektar," gumam Percy. "dari mana kau mendapatkannya?"

"Diamlah," desak Annabeth yang, entah mengapa terdengar bergetar. "jangan banyak bicara."

Percy minum dalam diam. Seiring tegukan, tubuhnya menghangat. Rasa sakit di kakinya berkurang. Dan ketika Annabeth menggeser botol dari mulutnya, Percy sudah bisa duduk tegak.

"Aku baik-baik saja, wise girl." kata Percy sambil nyengir.

Annabeth menatapnya sedetik, mengerjap, kemudian memukul bahu Percy. "Kau--ini--selalu--"

Percy tertawa. "Maafkan aku, kalau begitu."

Annabeth meledak. Ia menubruk Percy dengan pelukannya. Percy tersenyum dan mengecup dahi Annabeth. Kemudian Percy membalas pelukan Annabeth, menepuk punggung Annabeth pelan.

"Masa yang menyenangkan, ya?"

Percy melepaskan diri dari Annabeth, terkejut. Ia menoleh, dan mendapati Aslan tengah menatap mereka. Aslan menolehkan kepalanya. Percy mengikuti pandangan Aslan, dan mendapati keempat Pevensie tengah berpelukan.

"Kalian sudah menepati janji."

Percy memberikan cengirannya yang terbaik, dan berkata, "Tentu saja. Bagaimana tidak? Demigod seperti kami tidak suka melanggar janji."

"Aku tahu itu. Kalau begitu, aku tinggalkan kalian. Manfaatkan waktu sebaik mungkin"

Aslan berjalan menjauh. Percy menghadap Annabeth lagi, menariknya mendekat, dan menciumnya. Annabeth mengalungkan tangannya di sekeliling leher Percy. Ia sungguh merindukan masa-masa seperti itu.

Perlahan Percy menarik diri, dan menatap wajah Annabeth. Diperhatikannya tiap garis wajah, tanpa terlewat barang sedikitpun. Wajah Annabeth bersemu merah. Mata kelabunya bersinar lebih redup dari biasanya. Rambut pirangnya berantakan seperti biasa, namun bagi Percy, Annabeth sangat cantik hari itu.

"Kau tahu, wise girl? Aku benar-benar merindukan saat-saat seperti ini."

Annabeth menatap tepat ke arah mata Percy. "Kau pikir aku tidak? Tapi setelah diingat-ingat, kehidupan kita tidak pernah damai, kan? Selalu ada masalah."

"Setidaknya masih ada harapan."

Percy meletakkan dagunya di puncak kepala Annabeth, memejamkan mata. Begitu pula dengan Annabeth. Ingin rasanya mereka bisa damai seperti itu, selamanya.

Saat Percy mulai berkhayal, sebuah dehaman membuat mereka saling melepaskan diri. Percy mendongak. Keempat Pevensie tengah menatap mereka.

Peter yang pertama kali bicara, "Kalian ini. Perang baru selesai, dan kalian sudah enak-enakan berdua di sini?"

Kemudian Susan, "Ini tempat umum, tahu."

"Dasar demigod," kali ini Edmund.

"Kalian manis sekali." celetuk Lucy.

Sementara itu, Annabeth dan Percy hanya bisa melontarkan senyum malu. Bagaimana tidak? Keempat orang baru saja menyudutkan mereka.

"Baiklah!" Percy melompat berdiri. "Aku harus mengirim pesan! Sampai jumpa!"

~#




Time And SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang