"Wise girl!" Percy memanggil nama Annabeth di depan pintu kamar Annabeth, mengetuknya.
"Ya, sebentar lagi aku selesai!"
Percy menatap pintu di depannya tidak percaya. Seorang Annabeth membutuhkan waktu lama untuk berpakaian? Ajaib.
Hari ini adalah hari penobatan raja dan ratu Narnia, atau lebih tepatnya keempat Pevensie. Dan karenanya, Percy dipaksa mengenakan kemeja resmi ala kerajaan. Tapi itu lebih baik diandingkan mengenakan jubah seperti Peter dan Edmund.
Percy tak habis pikir, bagaimana mungkin Annabeth membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berpakaian. Hampir satu jam berlalu, dan Annabeth tak kunjung membuka pintu berpelitur emas tersebut. Memangnya apa yang dipakai Annabeth hingga selama itu?
Saat Percy hendak memanggil lagi, pintu di hadapannya terayun membuka. Di ambang pintu, berdirilah Annabeth dengan ekspresi gugup.
Percy tidak mampu memercayai matanya. Annabeth mengenakan sebuah chiton Yunani putih dengan panjang sampai tumit. Rambutnya dijalin dalam untaian emas, dan ditekuk membentuk lingkaran indah. Di lengannya yang terbuka, terlingkar sebuah gelang emas yang melingkar di bagian ujungnya. Dan bagian buruknya, Annabeth menjadi mirip dengan Athena, minus rambutnya yang pirang tentunya.
"Annabeth, kau benar-benar.." Percy menggeleng. "..berbeda."
"Aneh, ya?" tanya Annabeth.
Ujung-ujung mulut Percy berkedut, dan ia tertawa pelan. "Tentu saja tidak. Hanya saja, kau terlihat seperti Athena, kau tahu?"
Annabeth memukul lengan Percy pelan. "Tentu saja, dia kan ibuku."
"Ya, ya. Kalau kau sudah siap, lebih baik cepat. Yang lain sudah menunggu."
Percy menarik tangan Annabeth dan mereka berjalan menuju ruang singgasana. Mereka memang diizinkan untuk tinggal di kastil keempat Pevensie untuk penobatan.
Ruang singgasana sudah ramai saat mereka tiba. Rupanya semua rakyat Narnia ingin melihat raja dan ratu mereka.
"Kita ikut berdesakan di sini?" keluh Annabeth. "Pakaian ini sungguh merepotkan."
"Tentu saja tidak. Kita akan ikut di sebelah singgasana. Kau lihat? Di sebelah Aslan." Percy menunjuk tempat Aslan berdiri. "Lagipula, kenapa kau pakai baju itu?"
"Bukan aku yang ingin! Saat aku bangun, pakaian ini sudah ada di sebelahku dengan surat ancaman dari Aphrodite. Aku harus memakainya atau.." Annabeth menghentikan ucapannya, wajahnya memerah.
"Atau?" pancing Percy.
"Lupakan! Lebih baik cepat!" Annabeth mengangkat roknya sedikit, dan berjalan cepat ke singgasana.
"Hei! Tunggu!" Percy bergegas mengikuti Annabeth yang sudah cukup jauh di depan.
Saat berhasil menyusul Annabeth, mereka sudah tiba di depan Aslan. Percy tersenyum canggung dan berdiri di sebelah Aslan, diikuti Annabeth.
"Selamat pagi, anak-anak." sapa Aslan. "Apa kalian tahu di mana raja dan ratu kita? Sebentar lagi waktu penobatan."
Percy mengangkat bahu, namun Annabeth menyela, "Itu mereka!"
Percy mengikuti arah pandang Annabeth, dan melihat keempat Pevensie tengah berjalan mendekat. Kerumunan menyebar begitu mereka lewat.
"Baiklah. Kurasa ini saatnya." ujar Aslan.
Keempat Pevensie tiba di depan dan berdiri di depan singgasana masing-masing. Lucy paling kiri, diikuti Susan, Peter, dan Edmund di ujung kanan. Semua yang hadir langsung terdiam. Mr. Tumnus maju membawa empat buah mahkota.
"Baiklah!" Aslan berseru. "Aku akan memulai upacara penobatannya!"
"Kepada laut timur yang berkila, aku nobatkan, Ratu Lucy, yang pemberani." Mr. Tumnus memasangkan mahkota perak di kepala Lucy.
"Kepada hutan barat yang lebat, aku nobatkan, Raja Edmund yang adil." Edmund menunduk dan Mr. Tumnus memasangkan mahkota di kepalanya.
"Kepada matahari selatan yang terang, aku nobatkan, Ratu Susan yang lemah lembut." Mr. Tumnus memasangkan mahkota ke kepala Susan.
"Dan," lanjut Aslan. "kepada langit utara yang cerah, aku nobatkan, Raja Peter yang perkasa." terakhir, Mr. Tumnus memasangkan mahkotanya ke kepala Peter.
Keempat Pevensie duduk di singgasana masing-masing, dan Aslan berseru lagi, "Sekali raja dan ratu Narnia, selamanya raja dan ratu. Semoga kebijaksanaanmu semarak sampai bintang-bintang jatuh dari langit."
"Long live the royals!" sorak para tamu undangan.
"Kemudian," seru Aslan lagi, membuat semuanya terdiam. "selain keempat raja dan ratu kita, aku punya dua pahlawan yang tak kalah pentingnya."
"Dua pelindung kita," Aslan terdiam sesaat. "Perseus Jackson, son of Poseidon, dan Annabeth Chase, daughter of Athena."
Mr. Tumnus menghampiri mereka, membawa sebuah kotak. Ia membukanya, dan mengeluarkan dua buah pin emas bergambarkan singa, kemudian memasangkannya pada Percy dan Annabeth.
"Kupersembahkan pengingat bagi mereka, agar senantiasa melindungi Narnia kapanpun dan di manapun."
Para tamu bersorak. Percy dan Annabeth menundukkan kepala, senyum terpancar di wajah keduanya.
"Let's enjoy the party!"
~#
A/N
Hai guys! I'm back! Saya sangat bersyukur akhirnya bisa update lebih cepat. By the way, saya mau tanya, ada yang sudah menonton The Chronicles of Narnia : The Lion, The Witch, and The Wardrobe? Saya ingin minta saran mengenai penobatan tadi, karena saya lupa. Kalau ada, bisa disisipkan di kolom komentar antau di pesan, terima kasih.
Keep vote+comment!

KAMU SEDANG MEMBACA
Time And Space
Fanfiction(A Percy Jackson and Narnia Crossover) "Putra laut dan putri bijak kan arungi ruang dan waktu, Menuju masa lalu dimana perang terjadi Dua darah yang sama kan bertemu, Membantu mereka yang terpilih menuju kejayaan" Percy dan Annabeth akan mengarungi...