PART 14 ALISHA

944 27 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari hari setelah itu, liburan semester 5 berakhir, aku pamit pada ibu. Ibu terlihat khawatir jika aku melakukan hal aneh seperti bunuh diri di kosan ku di jogja. Aku meyakinkan pada ibu.

Jujur saat itu, warna mataku seperti ikan mati. Lemas dan seperti orang tidak punya harapan. Aku sedih tentu saja di dalam mimpiku selalu terngiang haru, saat kami masih di bangku SMA.

Saat menaiki kereta. Aku hanya duduk sambil menahan air mataku keluar. Awal semester 6, menginjak umur 24 tahunku, hari hari kelas DKV yang seharusnya jadi semangat, membuatku lemas.

Banyak teman DKV ku yang mengkhawatirkan keadaanku. Aku hanya bialng " aku tidak papa" jika ada yang bertanya " apa yang sedang terjadi padaku ?"

Akhir semester 6, Alisha mengabariku lewat line. Menyuruhku untuk pulang, katanya karena khawatir padaku.

Liburan semester 6 itu aku tidak pulang, Alisha yang marah,mengechat ku berulang –ulang sampai di pertengahan liburan 1 bulanku itu. Dia datang ke jogja untuk menemuiku.

" el!! El!! Buka pintunya" katanya yang saat ini di depan kos ku.

Aku membukakan pintu kosku, lalu dia memarahiku dan memaksaku pulang.
Agh!! Lagi-lagi aku tertipu oleh Alisha, bukan kerumahku tapi menuju rumah haru, karena dia membohongiku aku marah.

" apa apaan itu al ? kau berbohong padaku ? "

" el, diamlah!! Ada sesuatu yang lupa diberikan ibu haru padamu, saat haru dimakamkan'"

" aku sudah tidak ingin tahu itu, aku ingin pulang saja"

" el!!" PLAKKK!! Tampar Alisha.

Akhirnya aku kerumah haru. Dan disana, 2 adik haru sudah tumbuh besar, dan jujur kaka si dion yang namanya RAKA mirip sekali dengan haru.

"deg.."

"agh!! Aku benci ini, aku mengingat haru lagi" kataku.

" eh nak el,? Udah gede ya, ngapain kesini mau cari haru ya " kata ibu haru

" Oh, maaf nak else, tante terbiasa berkata begitu, ketika kamu datang, sebenarnya ketika haru meninggal, nak else ingat tidak saat kecelakaan ada buket bunga".

Serentak aku kaget dan " eh, iya betul tante".

" Pihak ambulance membawa itu dan kotak ini" katanya sambil menyerahkannya padaku.

Jujur saja aku kaget, buket bunga itu bau darah haru yang mengering selama 1 tahun. Warna bunganya makin pucat. Beserta kotak, yang aku takut ketika membukanya.

" nak else, tidak perlu membukanya, jika tidak ingin. Pasti berat bukan. Oh iya, ini hape haru. Ada beberapa hal penting, yang saat tante buka dan baca isi pesanya, itu ditujukan untuk nak else, dan- tante" kata ibu haru sambil menangis.

Alisha lalu menenangkan ibu haru. Dan karena aku tidak ingin ibu haru mengingat kematian haru lagi. Aku langsung pamit setelah ibu haru tenang dengan Alisha.

- Bersambung -

Memories Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang