🎵Alan Walker - Alone
Tiba-tiba, *buggg*
**
Ariyal mendengar sesuatu menghantam bagian mobil bagian belakang. Ia penasaran, apakah itu. Sontak Ariyal menengok ke belakang. Diletakannya Alqur'an miliknya di dashboard depan kemudinya. Ia Berjalan berhati-hati menuju Sumber bunyi tadi. Ariyal terkejut melihat seorang gadis tergeletak disana.
"Kimora.. ra... bangun ra, lo kenapa ra. Please, bangun." Tangan Ariyal menggoncang tubuh Kimora, tapi hanya sia-sia. Ariyal dengan sigap menggendong Kimora dengan gaya bridal.
Diletakkannya gadis yang pernah menolaknya itu di kursi penumpang depan. Dengan perasaan hati-hati, Ariyal menidurkan tubuh Kimora. Kemudian dibenarkan posisi tidur dan seatbelt yang terpasang agar dalam posisi yang nyaman.
"Aduh, ra. Lo kenapa sih pake acara pingsan segala. Ya Allah." Ariyal nampak panik. Ia berniat membawa Kimora ke RSU Abdul Muluk. Iapun memasuki mobil dan mulai menyalakan mesin. Ia lakukan kendaraan roda empat itu melewati jalan ZA Pagar Alam yang cukup ramai.
"Ya Allah, Kimora. Lo kenapa sih." Tak henti-hentinya bibir Ariyal berdoa pada Allah, berharap tidak terjadi apa-apa pada Kimora.
***
Setiba di Rumah sakit, Ariyal memarkirkan mobilnya. Kemudian ia matikan mesin mobil miliknya dan mencabut kunci yang tergantung. Ariyal terkejut bukan main.
"Heh gue mau dibawa kemana. Lo mau nyulik gue ya? Lo mau perkosa gue? Hah? Turunin gue yal. Gue mau balik!"
Ariyal tersenyum lega dan tak henti-henti bersyukur. Ternyata gadis pujaannya. Bukan, tetapi gadis 'mantan' pujaannya itu telah sadar dari pingsannya.
Nampak bibir pucat dan keringat dingin menghiasi wajah Kimora. Kimora tampak lemas. Tapi Ariyal tetap Ariyal. Yang cuek diam dan dingin.Ariyal segera keluar dari mobil dan membuka pintu mobil sebelah kiri. Dengan wajah datar serta dingin. Ariyal berkata pada Kimora. "Cepet turun,gue gendong."
Kimora terperangah, salah tingkah. "Eemm eh, gue bisa kok jalan sendiri. Lagian gue gapap kok. Ngapain lo bawa gue ke rumah sakit?"
Tanpa sepatah katapun, Ariyal bergegas menarik Kimora cukup kasar untuk keluar mobil. Tanpa ba-bi-bu, Kimora dinaikkan ke punggung Ariyal dengan sigap. Takut cewe itu bakal lebih banyak omong lagi.
"Yal turunin gue,plis. Malu diliat orang-orang!"
Ariyal tidak menggubris perkataan Kimora sama sekali. Melewati lorong rumah sakit, menuju ruangan dokter langganannya.
Tibalah di sebuah ruangan di lantai 2. Tertera nama dr. Lazuardi di atas pintu."Cepetan masuk. Lo berat banget!" Celetuk Ariyal.
"Yeeh,sapa juga yang nyuruh lo buat gendong gue?" Jawab Kimora tidak mau kalah.*tok..tokk* mereka memasuki ruangan dr. Lazuardi. Tercium aroma khas ruang kerja dokter. Harum akan bau obat.
"Eh, nak iyal. Mari sini silahkan duduk." Sambut sang dokter penuh ramah.
"Iya dok, ini dok tolong periksa teman saya. Tadi dia tiba-tiba pingsan, dok." Jelas Ariyal.
"Baik nak, silahkan kamu tunggu di ruang tunggu ya nak iyal."
Ariyal menganggukkan kepala dan berjalan ke arah tempat duduk alias sofa empuk di ruang tunggu dr. Lazuardi.
**
@gramedia, Bandar Lampung
Devi sibuk memilah milih novel yang ia cari. Namun, sedari tadi ia tak kunjung menemukannya. Entah sudah yang ke berapa kali ia membolak balikkan novel yang ada di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One
Teen FictionMulut ini diam namun hati ini tak begitu saja bungkam Disaat harus memilih antara berhenti untuk diam lalu bertindak atau tetap bungkam dan bersiap menahan pedihnya kehilangan -kimora asyifa-