JO 10 - Blushing

97 10 0
                                    

🎵Pasha feat Andien - Saat Bahagia

**
"Jika kita merasa beban hidup kita
sebesar kapal pesiar
Percayalah, nikmat-Nya seluas lautan"

**
Rasanya seperti mimpi Indah semalam. Tak henti-hentinya Kimora mengucap rasa syukur, karena Tuhan telah memberinya kebahagiaan dalam waktu dekat dari kesedihannya,kemarin.

Wajah sumringah terpancar dari wajah manis Kimora Assyifa. Tak biasanya ia bangun tidur sebelum adzan subuh. Bahkan ibunya terkejut melihat perubahan sikap Kimora yang drastis sedari kemarin.

Bu Rahayu mencium aroma sedap dari dapur rumahnya. Nasi goreng seafood. Duga bu Rahayu. Dilihatnya Putri semata wayangnya itu tengah berdiri di depan kompor mengenakan celemek biru muda, dengan rambut dikucir kuda. Bu Rahayu tersenyum, entah apa yang putrinya rasakan saat ini. Bahagia, ya! Sepertinya itu sudah pasti.

Kimora melihat ibunya bersender pada pintu dapur. Tersenyum nampak sangat manis.

"Eh ibu kesayangan Rara udah bangun. Nihh bu, Rara buatin Nasi Goreng Seafood bonus secngkir teh hangat untuk Queen Rahayu."

Kimora menarik kursi di ruang makan, mempersilahkan ibunya untuk duduk dan menikmati masakannya.

"Rara kok cerah banget wajahnya. Cerita dong sama ibu. Jangan yang sedih sedih mulu yang di ceritain."

Rara hanya terkekeh mendengar ibunya mengucapkn kata-kata barusan. Kimora menceritakan kejadian semalam bersama Aldi a.k.a Fabian. Bu Rahayu mengangguk dan menggelengkan kepalanya, mendengar cerita Kimora.

"Ibu masih ingat kan, 10 tahun lalu, waktu Ibu jemput Rara di TK Yufanti, Rara balik lagi ngasih gantungan kunci teddy bear  kesayangan Rara. Nah itu yang namanya Aldi bu."
mulut Bu rahayu membulat berbentuk huruf O, sambil menikmati sarapan yang telah disiapkan Putri kesayangannya itu.

Syukurlah, semoga Aldi bisa selalu membuat Kimora bahagia. Harap Bu Rahayu dalam hatinya.

**

"Assalamualaikum,  Rara."

Rara menjawab salam yang ia dengar itu. "Itu pasti Aldi!" Ucapnya bahagia. Kimora melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dengan penuh semangat. Ia langsung menarik gagang pintu, "waalaikum sallam. Masuk Al..."

Ariyal!

Kimora terdiam. Matanya terbelalak.

"Loh temannya kok gak disuruh masuk ra," ucap Bu Rahayu dari ruang tengah. Dengan gagap, Kimora mempersilahkan Ariyal untuk masuk. Mereka berdua dalam keheningan.

"Ra, berangkat bareng gue yuk!" Ariyal membuka mulut memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

Dengan datar, Kimora menjawab "maaf yal. Gue udah janji mau bareng sama Aldi."

Ariyal kecewa atas penolakan barusan. Aldi, sepertinya ia tidak asing dengan namanya.

Tak lama, Aldi datang mengendarai Motor N-Max silver miliknya. Kali ini Agya kepunyaannya sengaja ditinggal di rumah.

Kimora menyambut Aldi dengan raut wajah sangat bahagia, berbeda dengan ketika Ariyal tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Aldi." Kimora melambaikan tangannya. Dibalas dengan senyuman manis semanis senyuman Kao Jirayu.

"Em yal, gue mau berangkat sekarang. Lo mau berangkat juga atau masih pengen disini?"

Ariyal kaget. Gila aja, masa gue mau jadi patung disini. Batinnya.

"Eh iya, yaudah kalo gitu. Gue juga berangkat. Kalo gitu, em iya he'eh ya. Takutnya telat, nanti kena hukum sama Pak Hendro lagi kalo telat. Em eh hm yaudah gue berangkat, ra." Ucap Ariyal bergelagat aneh. Ia berjalan keluar namun tidak melihat ke depan. Ia malah melihat ke arah Kimora terus menerus hingga *jeduukkk*. Jidat Ariyal menatap tiang teras rumah Kimora.

Ariyal meringis memegangi keningnya. "Em ra, gue berangkat ya. Assalamualaikum." Ia memukul tiang yang sudah membuat jidatnya benjol dan wibawanya di depan Kimora menurun drastis.

Kimora dan Aldi yang melihat kejadian langka itu, terkekeh pelan. "Dasar Cowok aneh." Ucap Kimora dan tertawa lagi.

"Bu, Kimora berangkat. Assalamualaikum." Kimora mencium punggung tangan dan kedua pipi ibunya.

**
"Yuk, cap tude chuss.."
Aldi memberikan helm cangkang milik ibunya yang ia bawa untuk hari ini. Iapun lalu menancap gas N-Max miliknya.

"Dii. Agya lo kemana?"

"Oh jadi sekarang keenakan naik Agya gue. Padahal baru sekali lo nikmatin Agya gue. Haha" tawanya renyah.

Kimora memukul punggung Aldi. Mengerucutkan bibirnya kesal. Ia merasa bahwa Aldi beranggapan bahwa Kimora cewe materialis.

"Yee gitu aja ngambek. Hehe. Sengaaja kok. Gue gabawa si Agya. Sekali-kali bawa motor. Ditambah lagi bonceng cewek manis. Kan sejatinya, Imam itu berada di depan makmum. Bukan di samping. Hahaha."

Kimora tiba-tiba blushing dengan ucapan Aldi barusan. Ia hanya tertawa kecil.
"Wwoooo Aldi pinter gombal yaa. Tapi sayang gombalannya kaya keripik singkong. Kriyuk Kriyuk (baca:garing)

Sepanjang perjalanan mereka berdua selalu tertawa bahagia. Rasanya (masih) seperti mimpi.

"Saat bahagiaku
duduk berdua denganmu
Hanyalah BERSAMAMU"
.
.

Mungkin itulah lagu yang mewakili perasaan Kimora kini. Ia melihat bunga bermekaran di Taman yang kebetulan ia lewati bersama Aldi. Berbunga-bunga, persis seperti hatinya kini.

Tiba-tiba
.
.
.
.
.

Note: follow ig @deeonlys dan @justone_novel 😍😁

"Selamat Hari Kartini👸"

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang