JO 21 - Is it Relation(shit)?

91 10 4
                                    

🎵Rachel Platten - Fight Song.

**
"Everyone always have second chance, it's called tomorrow"
**

Ariyal tak ada niatan sedikitpun untuk mengikuti kemana perginya Aldi dan Kimora. Ia hanya mengangkat bahu dan bergumam. "Sabodo ah!"

*
"Lo mau ajak gue kemana sih,di?"

Aldi hanya menoleh kebelakang dan lagi-lagi menaikkan sebelah alisnya. Tak berkata apa-apa.

Kimora mendengus kesal. Ia hanya bisa mengikuti langkah kemana Aldi mengajaknya pergi.

"Di, bentar lagi gue tampil. Nanti kalo dipanggil gimana?" Tanya Kimora untuk sekian kalinya.

Aldi sama sekali tak menggubris ucapan gadis yang kini ia bawa lari. Entah mau dibawa kemana.

"Tunggu sini ya."

Aldi memegang pundak Kimora, dan meminta Kimora untuk duduk di kursi panjang.

Kantin Bu Sundari (Bu BS)

Yap. Aldi mengajak, memaksa lebih tepatnya. Aldi memaksa Kimora mengikuti Aldi hanya untuk pergi ke kantin.

Aneh.

Kimora tetap dalam posisi awal. Duduk di kursi panjang seorang diri. Mengayun-ayunkan kakinya dengan malas.

"Nih,makan"

Aldi menyodorkan sebungkus eskrim Aice coklat. Dua bungkus. Tetapi yang satu untuk dirinya sendiri.

"Makasih. By the way, kenapa?"

Aldi masih sibuk menikmati eskrimnya.

"Kenapa apanya?" Wajah Aldi bahkan tidak menengok ke Kimora.

"Hzzz.. kenapa lo tarik gue kesini,geraldyn afabian??" Celetuk Kimora.

"Gapapa. Mata gue sepet liat lo deketan sama Ariyal." Jawabnya singkat,namun sepertinya Kimora tak yakin dengan jawaban yang Aldi lontarkan.

Kimora memutar bola matanya, dan kembali mendengus.

'Lo kira mata gue gak sepet,liat lo tampil mesra di panggung sama Aleta'

Gumamnya dalam hati.

"Eh astaghfirullah." Kimora menepuk jidat.

Kan, Kimora baper lagi. hahaha.

Aldi yang melihat lagat aneh cewe yang duduk disampingnya,hanya tertawa kecil. Memang,cewe aneh.

"Ra, emang lo gak gerah ya? Pake kostum tadi."

Kimora menggelengkan kepalanya. Tetapi seper sekian detik kemudian ia mengangguk..

"Gimana sih maksud lo ra?" Tanya Aldi sembari tertawa.

"Ya jelas gerah lah. Gamungkin engga. Terus nih ya, mana kostum itu beratnya naudzubillah. Tapi untungnya tadi ada orang baik ngasih gue nutribo*st dingin. Bener-bener berhati mulia itu bocah." Ucap Kimora polos.

"Owalah, masaa?"

Kimora mengangguk. "Ho'oh"

"Bodo.. wleekk" ledek Aldi.

Kimora nampak kesal. Tapi ia tidak marah. Ia sudah terbiasa dikongekin seperti tadi.

Mereka berdua nampak asik menikmati eskrim masing-masing. Namun,tak lama datang seorang beratribut sepertinya panitia,menghampiri kimora.

"Kak Kimora Asyifa ya?" Tanya lelaki tersebut.

Kimora mengiyakan pertanyaan orang itu.

"Sebentar lagi giliran kakak tampil. Mohon segera ke dekat panggung ya kak." Himbau lelaki tersebut.

"Oh. Iya makasih yaa."

Kimora beranjak dari tempat duduk, hendak meninggalkan Aldi
"Di, makasih Aicenya. Gue ke aula dulu ya. Bye." Pamit Kimora.

"Eehhhh tunggu dulu. Bentar."

Aldi mendekati Kimora. Mengarahkan tangannya ke pipi Kimora. Membuat jantung Kimora berdegup tak beraturan.

"Huu dasar chubby, ky anak kecil aja makan eskrim pake belepotan."

Aldi mencubit pipi kanan Kimora, sebelumnya ia mengelap sisa eskrim yang membekas di pipinya.

Wajah Kimora bersemu merah.

"Ggg..guee ke sana dulu. Bye "

Kimora laju meninggalkan Aldi yang berdiri sambil tersenyum, lalu tertawa kecil melihat Kimora yang salah tingkah.

**

Saatnya giliran Kimora menampilkan kebolehannya. Awalnya ia dan teman kelasnya hendak menampilkan drama. Tapi tidak terwujud. Entahlah. Kimora hanya menuruti teman sekelasnya.

Kimora meraih mic dan mulai beraksi.

Kali ini, ia membawakan sebuah lagu dari musisi terkenal, James Arthur - Say You Won't Let go. Lagu itu ia pilih bukan tanpa sengaja, melainkan ia ingin mengutarakan isi hatinya pada seseorang yang entah siapa itu.

Eitsss.. jadi mellow gini.

Bercanda. Haha.. lagu itu bukan kimora yang berinisiatif, melainkan usulan kawan sekelasnya.

"Just say you won't let go.. "
*

Tepukan riuh ramai terdengar di seisi gedung. Ditambah lagi ketika seorang laki-laki berlari menuju panggung, menyerahkan sejumlah bunga kepada Kimora Asyifa.

Riuh penonton semakin menjadi. Perasaan kimora saat itu benar-benar membingungkan. Antara senang, kaget, bahagia, malu. Campur aduk pokoknya!

Kimora meraih bunga pemberian Geraldyn. Dengan senyum terlukis dari wajahnya.

Sudah pasti banyak yang bertanya-tanya. Ada hubungan apa sebenarnya Kimora dan Geraldyn.

Tak peduli dengan itu semua. Bahkan, yang Aldi rasakanpun tak jauh berbeda dengan kimora. Malu? Bukan lagi! Entah inisiatif dari mana. Entah dorongan dari mana, ia bisa tiba-tiba memberikan beberapa tangkai bunga pada Kimora.

Hahahaha

**
Satu persatu acara telah selesai. Kini gedung yang tadinya ramai menjadi sepi bak tak berpenghuni.

Hilir mudik para panitia nampak jelas. Sibuk merapikan kembali seisi ruangan yang telah dipakai untuk acara pensi.

Kimora bukanlah salah satu diantara mereka. Ia hanyalah murid biasa yang tak ada sedikitpun niat untuk terjun ke dunia organisasi. Terlalu malas bagi Kimora.

Tapi, meskipun ia tak turut serta menjadi panitia, Kimora tetap ikut membantu. Ya walaupun hanya sekedar membereskan stand kelasnya.

Dari kejauhan, Aldi berdecak kagum pada Kimora. Kimora sama sekali tidak merasa malu melakukan hal seperti itu.

Tak menunggu lama, Aldi menghampiri Kimora.

"Sini biar gue aja."

Tanpa aba-aba sebelumnya, Aldi mengangkat kardus berisi segala macam barang yang beberapa jam lalu dipajang di stand kelas Kimora.

Kimora hanya bisa melongo, heran, bingung, bahkan gugup.

Bagaimana tidak gugup? Lelaki yang berada di hadapannya saat ini adalah seseorang yang sama dengan Lelaki yang memberikan sejumlah bunga Mawar untuk dirinya.

Oh my Lord

"Ehh gausah. Biar gue aja, Al...Di" ucap Kimora,gagu.

Aldi tak menggubris perkataan Kimora. Ia tetap melanjutkan tujuan utamanya kemari.

Kimora lagi-lagi mendengus kesal. Tak bisa berbuat apa-apa selain hanya mengikuti Aldi dari belakang.

"Taro situ aja,di" kata Kimora sambil menunjuk lemari kaca yang berada di dalam kelasnya.

"Iya, gue tau. Bawel" jawab Aldi ketus,lalu menjulurkan lidahnya mengejek.

Kimora memutar bola matanya.

**

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang