Kisah Klasik

55 4 0
                                    

"Akhirnyaaa sampai juga disekolahan tercintaaaa." Ariana merentangkan kedua tangannya seturun dari mobil Haza.

"Lebay deh lo Ariari." Selena melepas kacamata hitamnya yang sedari tadi dipakai selama didalam mobil. *biarkayakartiskatanya*

"Yaudah kuy." Haza mulai melangkahkan kaki menuju kelasnya.

"Eh curut! Nungguin Karin sama yang lain kaliii." Selena menarik tas Haza.

"Eh iya, lupa gue. Hehehe.." Haza menepuk pelan dahinya. "Itu merekaaa."
"Yaudah kuy samperin." ajak Selena.

Mereka bertiga berjalan menghampiri mobil Karin. "Lama bet dah mobil lo Rin, seberapa BERAT muatan lo?" kata 'berat' sengaja diperjelas oleh Ariana sambil melirik Adele.

"Nggak usah lirak lirik, matanya nggak bisa balik ke tengah, tau rasa lo!" Adele melontarkan kacang yang ada digenggamannya ke kepala Ariana. "Aduhh, atit tau Del! Bilangin sama Mamas Hamzah loo ntar." rengek Ariana.

Pletak!

Mereka memeukul pelan kepala Ariana. "Biar lo nggak halu!" kata Karin.

"Kalian jahad, sakit hati mawar bang." Ariana berteriak.

"Bodo!" jawab yang lain serentak sambil berjalan meninggalkan Ariana. "Jangan ninggalin gue kek!" Ariana berlari mengejar mereka dan mensejajarkan langkahnya.

"Dahh!" Haza dan Selena melambaikan tangannya ketika sudah sampai di depan kelas mereka IPS II. Sedangkan yang lain menuju ke kelas mereka IPA III.

"Eh Za!" Selena menepuk pelan pundak Haza. "Kenapa Sel?"
"Eumm, nggak jadi deh. Hehehe.." Selena menundukkan kepalanya. "Serah lo Sel serah." jawab Haza dengan nada yang terdengar jengkel.

"Sori Za, belum siap gue."

"Emang mau ngomong apaan sih? Tentang apa?"

"Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu.."

"Kok suara lo jadi kek cowok Sel." Haza menoleh kearah Selena.

"Itu bukan suara gue bego! Lihat noh, pangeran berkumis tipis lo!" Selena memutar kepala Haza menghadap ke sumber suara. "Idiihhh, ogah gue mah!" Haza bergidik.

"Pagi bebeb Haza, pagi Selena." sapa si cowok yang bernama Zidan, Zidan Alghifari. "Pagi Zidan." jawab Selena sambil cengar cengir melihat ekspresi Haza.

"Aa Idan udah nungguin dari tadi loh beb, kok bebeb sampai sekolahnya siang anedd." bibir Zidan dimanyun manyunkan sambil memainkan sisir ungu bermotif bunga-bunga. Entah apa alasannya cowok itu sangat suka dengan bunga. Waktu Haza tanya alasannya, Zidan malah menjawab "Soalnya kayak hatinya Aa Idan yang selalu berbunga-bunga kalo lagi sama bebeb Haza."

"Siapa suruh!" jawab Haza judes.

"Naluri hati Aa Idan yang mengisyaratkan beb." Zidan menaik turunkan alisnya.

"Gue nggak peduli! Udah minggir ah gue mau lewat!" Haza mendorong pelan bahu Zidan tetapi tangannya ditahan oleh tangan Zidan. "Emmmm selembut sutra." Zidan mengelus-elus tangan Haza. Haza menghentakan tangannya kuat-kuat dan akhirnya terlepas. "Jijik Dan!" Haza mengucapkannya tepat di telinga Zidan lalu pergi meninggalkan Zidan dan Selena.

"Kasian bet idup lo Dan!" Selena menepuk pundak Zidan.

***
Pelajaran pertama kelas IPA III adalah Seni Budaya yang diajarkan oleh guru muda berwajah tampan dan tentu saja mengundang banyak perhatian para siswi SMA 77. Terutama Ariana.

Sedari tadi Ariana sudah heboh tak karuan karena tau bahwa pelajaran pertama adalah Pak Rafa. "Gue udah cantik belum Del?" tanya Ariana kepada Adele yang duduk disebelahnya. Adele daritadi sumpek dengan sahabatnya yang satu itu hanya mengangkat jempolnya tanda iya.

Heart LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang