15 - Mulai Suka

64 5 0
                                    

Hari berganti hari. Tak terasa sekarang sudah kembali ke pekan hari. Yap. Hari Minggu.

Nichol merasa bosan dirumah. Sebenarnya ia sudah bangun sejak jam 6 pagi padahal sekarang jam 8, namun tak ada kegiatan apapun yang dilakukannya di kamar.
Nichol mengambil handphone nya dan mengontak seseorang lewat salah satu sosmed nya.

Nicholic TOON : PING!!!
                                PING!!!

Widiana Jazzly : Kenapa?

Nicholic TOO: Joggginggg bareng yuk..

Widiana Jazzly : Biasa aja kali maz g nya.

Nicholic TOON : Ayo ih,bacot mulu dari tadi.

Widiana Jazzly : Apaan sih ngomongnya.

Nicholic TOON : Yaudah ayo.

Widiana Jazzly : Yaudah.. Jemput yak?😄

30 menit kemudian.
Lah, kok belum dibales? Tanya Widi dalam hatinya.

Kringg kringg kringg..

"Di, temenmu dateng. Buru samperin.." Teriak mama dari arah dapur.

"Iya ma.." Balas Widi dan langsung jalan ke halaman rumahnya.

"Lama nih balesnya. Eh, kok bawa sepeda, katanya joging?" Tanya Widi.

"Ga ah. Nanti princess gua kecapean." Balas Nichol.

"Tapi kok sepedanya satu?" Tanya Widi lagi.

"Iya lah. Kan biar sosweet satu sepeda berdua." Goda Nichol.

Dan Widi hanya bisa memaklumi sikap Nichol yang mulai sering menggodanya.

"Ya udah. Princess silahkan naik." Ucap Nichol.

"Ok. Gua pamit ke mama dulu."
Nichol memarkirkan sepedanya lalu menggenggam tangan Widi.

"Ayo. Gua juga mau sekalian pamit."

Lalu mereka menemui mamanya.

"Lho, kalian belum berangkat?" Tanya Mama Widi.

"Ma.. Aku mau pam..."
"Tante, Nichol ijin bawa putri tante dulu ya...  Nichol janji bakal jagain dia terus Tan.." Izin Nichol pada mamanya Widi. Padahal sebelumnya Nichol memang sudah izin duluan.

"Iya. Hati hati ya.." Ucap Mamanya Widi sambil tersenyum.

"Ngomong ngomong.. Itu tangan ga bisa lepas ya?😄" Ucap Mama membuat Widi tersipu.

"Gapapa Tan. Biar dia ga ilang. Soalnya Nichol ga mau kecolongan." Jawab Nichol dengan blak blakkan membuat Mama Widi tersenyum lucu. Sedangkan Widi jadi tambah tersipu.

"Ya udah Tan. Pergi dulu ya.." Pamit Nichol lagi.

"Okee..." Mama Widi bersalaman dengan Nichol dan anaknya. Lalu mereka pun pergi berboncengan dengan sepeda.

Sepanjang perjalanan, Widi hanya diam menikmati perbuatan manis Nichol.
Serasa tak ingin momen ini pergi. Widi suka merasakan keresahan hati kalau memikirkan Nichol. Bagaimana nanti dirinya dengan Nichol?
Ia terus berdoa pada Tuhan agar akhirnya dengan Nichol akan bahagia.

Namun Widi merasakan sesuatu yang terjadi pada mereka. Dan itulah yang membuat Widi takut.

Sampailah mereka di taman. Biasanya memang suka dijadikan tempat olahraga pagi oleh sebagian orang.

Pertama tama yang dilakukan oleh Nichol dan Widi adalah duduk terlebih dahulu di taman itu.

"Nic, kalau nanti misalnya kita dihadepin masalah, jangan jauh jauhan ya..."

Nichol mendengar aneh kalimat Widi.

"Apaan sih. Ya engga bakalan lah. Gua tuh ga bakalan jauh dari lu. Karna.."
"Karna gua ga bisa" Lanjut Nichol.

Widi jadi tersenyum malu mendengarnya.

"Nic, tadi katanya kita mau lari pagi, tapi kok malah jadi acara duduk duduk gini sih?" Tanya Widi.

"Gapapa ah. Pengen nikmatin masa masa gini sama lu." Jawab Nichol dengan tenangnya.

Nic, gua makin takut. Ga tau kenapa. Umpat Widi dalam hatinya.

"Udah ah Nic, kita lari pagi aja. Daripada kayak gini, ngomongnya ngelantur mulu.." Elak Widi yang mengajak Nichol berdiri.

Mereka pun lari pagi bersama. Saat Widi kecapean, Nichol langsung menggendong Widi ala bridal style.

Widi suka malu kala menjadi pusat perhatian disitu.
Selama Nichol berduaan, ada saja perasaan aneh yang ia rasakan.

Perasaan itu berubah dengan sendirinya dari hari ke hati. Eh maksudnya hari*.

Kala mereka lelah berlari pagi, Nichol membawa Widi ke warung kecil dekat taman itu untuk membeli minum.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya dengan berjalan santai. Nichol selalu menggenggam tangan Widi.

"Nic, daritadi nih ga kelepas mulu sih?" Ucap Widi yang nemaksudkan tangan mereka.

"Gapapa lah Di. Kan udah gua bilang, gua ga mau lu nya kecolongan."
Widi blushing lagi mendapat perlakuan seperti ini.

"Lah, pipi lu kenapa dah?" Tanya Nichol dengan blak blakkan.

Yah, ketauan.

"Apaan sih engga ah. Mungkin panas kali." Elak Widi.

"Oh ya?" Goda Nichol.

"I-iya." Elak Widi lagi.
"Udah ah, ayo." Potong Widi sambil menggenggam tangan Nichol agar lebih erat.

"Noh kan, yang minta lepas siapa yang ngeratin genggaman siapa?" Tanya Nichol yang malah membuat Widi semakin blushing.

"Apaan sih. Udah ah ayo. Banyak cincong deh." Ajak Widi.

Biarlah suka ku datang dengan sendirinya. Sebab rasaku datang tanpa sepengetahuanku dan diluar kendaliku. -Nicholic Toon.-

Setengah Hati.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang