17 - Si Pencari Masalah

53 5 0
                                    

"Di?" Tanya Nichol pada Widi.

Nichol mengantar Widi pulang ke rumahnya setelah selesai belajar private di rumah Nichol.

'Enghhh.. Erang Widi saat sudah bangun.

"Oh.. Gua udah nyampe ya?" Tanya Widi sebangunnya.

"Iya."
Nichol mencubit pipi Widi karena ia gemas.

"Kok lucu sih?"
Blush.. Pipi Widi memerah lagi.

"Oh, jadi pipi lu dari kemarin merah mulu karena gua ya?" Goda Nichol sambil menaik turunkan alisnya.

Yah, ketahuan.

"Apaan sih. Udah ah mau ke dalem. Dah... makasih ya.." Ucap Widi dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

Nichol hanya tersenyum lalu balik lagi kerumahnya.

Sesampainya dirumah, Nichol melihat adiknya sedang nonton TV di ruang tamu, ia langsung mengecup kening adik tersayangnya.

"Hai adikku cayang.." Sapa Nichol setelah mengecup Priska.

"Ih abang.. Sejak kapan jadi alay sih?" Tanya Priska.

"Sejak aku mendapatkan sayang dari adik tercinta ku.." Rayu Nichol.

"Gombal..." Ucap Priska.

"Bi Inuh mana de?" Tanya Nichol.

"Disono noh.." Priska menunjuk arah dapur.

Kadang sandiwara dibutuhkan untuk kebaikan seseorang. Walau kamu tahu, cepat atau lembat, secara perlahan sandiwara itu terbuka dengan sendirinya.

Nichol berarah ke dapur. Melewati Papanya dan Mama tirinya. Tak ada senyum apalagi sapa darinya.

"Nichol. Yang sopan dong sama mamanya?" Ucap Papa Nichol.

"Mama saya bukan dia,Pak. Permisi." Ucap Nichol dengan santai dan lanjut lagi berjalan ke dapur.

"Sabar ya sayang. Dia belum bisa beradabtasi rupanya..." Ucap Papa Nichol.

"Iya mas.." Jawab Mama tiri Nichol.

Nichol mendapati mamanya(Bi Inuh) menangis di dapur. Nichol langsung memeluk mamanya. Dia ingin memberi kekuatan.

Katanya udah ngerelain dia sama yang lain? Tapi kok masih aja tetep ngeladenin rasa sakitnya?

Tanya Nichol dalam pikirannya sendiri.

"Mama sabar ya.. Dia ga pantes buat mama. Harusnya dia ga sama mama. Dia ngecewain mama terus. Aku ga mau mama kenapa napa ma..." Ucap Nichol dengan lembut.

"Mama sabar ya.." Nichol menyeka air mata mamanya.

Ia tak kuasa melihat orang kesayangannya menangis.

"Ma, minum dulu nih.."
Nichol menyodorkan minum ke mamanya, dan mamanya pun menerima.

"Makasih ya.." Ucap Mamanya.

Nichol hanya membalas dengan senyuman.

Brengsek. Babi emang. Si pakar masalah. Batin Nichol.

Keesokan harinya, Nichol menjemput Widi seperti biasa untuk berangkat sekolah bersama.

"Oke. Kita udah sampe." Ucap Nichol saat sudah memarkirkan mobilnya.

"Ya udah ayo." Ajak Widi.

"Oh iya, Gua duluan ya Nic. Mau ke ruangan Bu Delta nih. Dah.." Pamit Widi, lalu berlari ke arah ruangan Bu Delta.

"Lah, gua ditinggalin.." Umpat Nichol lalu ia masuk ke dalam.

"Hai Di..." Sapa Ify sesampainya Widi di kelas.

"Hai Fy.." Sapa balik Widi.

"Gimana programnya? Lancar?" Tanya Ify.

"Lancar kok Fy.." Jawab Widi dengan senang.

"Yah.. berarti entar kita ga sekelas lagi dong?" Tanya Ify dengan sedih.

"Ga dong. Walaupun emang kita ga sekelas lagi, tapi kita harus sama sama. Oke?" Tanya Widi.

"Oke" Jawab Ify.

"Eh, gua tadi ngelihat dua prince di sekolah kita berantem tau. Ajibgilee.. Nichol seksi banget coy.. Apalagi tuh keringet ngucur ngucur gitu..." Ucap salah satu teman sekelas Widi yang mulai bergosip.

"Iya.. si Alby juga.." Ucap temennya yang lain.

Jelas Widi mendengar itu semua. Widi akan ke ruangan Bu Delta saat jam istirahat. Karena memang biasanya kalau ada yang berantem pasti Bu Delta lah yang memberi hukuman.
                      __________

"Kalian ya. Susah sekali kalau diberi tahu. Nichol, Alby! Ini sudah berkali kali kalian bertengkar. Kalian mau jadi jagoan hah?" Tanya Bu Delta dengan muka sangarnya.

Alby terlihat sangat panik, ia takut sebetulnya kalau sudah berurusan dengan Bu Delta. Alby merupakan anak yang pintar dan berprestasi, jadi kalau sekalinya dapat hukuman, ingin mati rasanya.

Sedangkan Nichol. Nichol si bad boy yang sangat tampan nan menggoda itu terlihat biasa saja. Karena memang dia sudah terbiasa dengan itu semua. Nichol nampak tenang dan santai saat diomeli oleh Bu Delta.

Sesekali Alby meringis sakit karena lukanya yang belum mengering. Padahal tadi pagi Alby hanya ingin memberi tahu sesuatu pada Nichol, namun malah dapat bogeman dari Nichol.

Nichol nampak tak peduli dengan lukanya yang belum mengering juga. Menurutnya, pukulan Alby belum seberapa dibanding ukiran mimpinya tersebut. Nichol selalu muak dengan pernyataan Alby yang seolah mengetahui masa depannya.

Tok tok tok..

Bu Delta membukakan pintu.
"Iya bu, silahkan masuk." Ucapnya.

Terlihatlah disana yang datang.

Ada Mama nya Alby, Bi Inuh dan Priska.

Saat Alby melihat Priska, ia langsung terperangah.

Hatinya baik. Kenapa gua lebih dulu bisa lihat hatinya ya daripada cantiknya?
Sepertinya mata batin Alby mulai menerawang lagi.

Nichol yang memperhatikan Alby pun merasa aneh. Kenapa pandangannya tidak terlepas dari Priska? Apakah si pemimpi ini mulai tertarik dengan adiknya yang masih bocah?
Pikir Nichol.

Setengah Hati.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang