WHY MUST ME SEASON 2
.
.
.
HAPPY READING
Sorry for typo(s)
.
.
.Lambaian kain-kain berwarna putih bersih tertiup semilir angin membawa aroma bunga yang memenuhi ruangan serba putih dan berkaca bening seperti air. Kicauan burung membawakan melodi indah menyambut datangnya hari bahagia ini. Hari yang dinantikan banyak orang terlebih kedua sejoli dengan senyum yang selalu terpatri diwajahnya.
Gereja, yang akan menjadi tempat mereka mengikat janji mulai didatangi para tamu dengan warna-warni pakaian yang berbeda menambah kesan indahnya hari ini.
Di salah satu ruangan, wanita yang sekarang duduk di depan cermin itu tersenyum begitu bahagia namun juga tampak kecanggungan dalam dirinya. Sebentar lagi ia akan menyandang status yang berbeda. Walau tak dapat dipungkiri bahwa sarung tangan yang membungkus kedua telapak tangan hingga lengannya mulai basah akibat keringat dingin yang keluar di sela pori-porinya itu. Orang lain yang menemaninya juga ikut tersenyum, ia memaklumi bagaimana perasaan wanita dengan gaun pengantin putih bersih itu saat ini. Tak dapat dilukiskan dengan apapun. Ia mengusap bahu pengantin wanita itu pelan, "Hari ini hari bahagiamu, tunjukkan kau perasaan bahagiamu, bukan rasa gelisahmu. Apa kata orang nanti jika pengantin wanitanya bergetar ketika mengikrarkan janji?" Wanita paruh baya itu memberikan semangat untuk anak perempuannya. Ia memaklumi jika anaknya merasa sangat gugup.
Yoona, wanita itu mencoba tersenyum menghilangkan rasa gugup yang sejak semalam menerpanya, "Iya eomma, eomma tahu bukan ini akan menjadi pernikahanku yang pertama dan kuharap yang terakhir. Ini acara sakral dan aku takut membuat kesalahan."
Nyonya Im tersenyum haru, tak menyangka anaknya sudah sebesar ini dan akan menikah dengan lelaki ia harapkan akan memberikan Yoona kebahagiaan.
"Eomma harap kau bahagia bersama suamimu sayang. Jaga dirimu baik-baik." Nyonya Im tak dapat membendung air matanya lebih lama lagi, padahal belum juga acara pemberkatan anaknya namun ia sudah lebih dulu menangis.
Yoona melihat ibunya menangis pun juga ikut merasa terharu, namun ia lebih bisa mengontrolnya. Dengan lembut ia hapus air mata yang mengalir di kedua pipi ibunya, "Aku akan bahagia eomma, jadi eomma tidak perlu khawatir akan apapun. Sehun akan menjagaku begitupun diriku sendiri. Kalau eomma menangis kecantikan eomma akan berkurang bagaimana? Dan kalau appa melirik yang lebih cantik bagaimana?" Yoona mencandai ibunya berharap ibunya akan tertawa terhadap candaan tak masuk akalnya.
Nyonya Im pun tersenyum, "Iya..terima kasih sayang." Ia memeluk anaknya penuh kasih sayang. Sebentar lagi ia akan menyerahkan anaknya pada orang lain. Sebenarnya, itu adalah hal terberat yang harus dilakukan seorang ibu.
******
Di ruangan lain, seorang pemuda tampan nan gagah itu tersenyum ringan dengan membenarkan letak jasnya. Ia tak lain adalah pengantin laki-laki, Oh Sehun."Appa bangga padamu Oh Sehun, akhirnya kau bisa menikah dengan wanita pujaanmu juga. Kesabaran dan perjuanganmu membuahkan hasil yang manis." Oh Yunho, ayah dari Oh Sehun tersenyum bangga akan anak bungsunya ini. Tak terasa sudah bertahun-tahun lamanya sejak Sehun mengutarakan kemauannya untuk mendapatkan seorang Im Yoona. Walau sempat terhalangan beberapa hal, ia tak pernah gentar.
"Terima kasih Appa, selama ini kau berjuang sendirian memberiku kasih sayang setelah eomma tiada..." Sehun menjeda kalimat yang akan ia ucapkan selanjutnya. Mengingat ibunya telah tiada membuat dirinya dilanda rindu kepada sosok malaikatnya itu.
Andai saja...
Andai saja keluarganya masih lengkap sekarang, pasti hari ini akan sangat membahagiakan. Namun, sebagai seorang anak ia patutlah bersyukur masih diberi kasih sayang yang banyak dan tulus dari ayah dan orang di sekitarnya. Ia hanya bisa berdoa untuk ibunya di surga.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY MUST ME? SEASON 2 [END]
FanfictionSECOND BOOK OF WHY MUST ME? Kebohongan tak akan selamanya mengendap di dasar. Suatu hari akan muncul kepermukaan dan berujung rasa tidak percaya