Why Must Me? S2
.
.
.
.
.
.
TYPO(S)
.
Happy Reading
.
.5 Bulan Kemudian
Seohyun menarik kursi kerjanya dan mendudukkan dirinya menghadap pasangan suami istri yang beberapa bulan ini setia mengecek kandungan kepadanya. "Kandunganmu Yoona-ssi Sehat. Tetap jaga pola makan dan kesehatanmu. Dan rutin meminum vitamin."
Pasangan suami istri itupun tersenyum bahagia mendengar penuturan Seohyun. Dalam hati mereka masing-masing, mereka begitu bersyukur dan berdoa agar bayi mereka selalu sehat.
"Baiklah, terima kasih Seohyun, kami akan melakukan semua itu. Benarkan?" Yoona menoleh kepada Sehun bermaksud meminta persetujuan.
Sehun pun mengangguk menyetujui, bahkan tanpa disuruhpun ia akan melakukannya dengan ekstra.
Mereka pun pergi setelah mengucapkan salam perpisahan.
Mereka berjalan di sepanjang lorong. Yoona sibuk berceloteh tentang banyak hal tentang bayi mereka tentunya dan ia tampak sangat bahagia sementara Sehun malah menampilkan wajah murungnya seakan memikirnya suatu hal yang berat.
Ya, sebentar lagi mereka akan menyambut keluarga baru mereka. Dan ia sangat bahagia dengan hal itu. Namun, ia memikirkan pembicaraannya dengan Yoona tadi malam ia menjadi merasa bersalah
Flashback on
"Hun-ah."
"Hmm."
"Hunnaaa."
"Hm."
Yoona bersungut mendengar jawaban Sehun yang hanya berupa gumaman.
Sehun yang awalnya berbaring dengan posisi terlentang menghadapkan badannya ke posisi samping. Dan kini ia dan Yoona dalam posisi saling berhadapan.
"Ada apa?" Sehun kini memainkan tangannya disekitar pipi Yoona. Membuat Yoona sedikit terbuai dan hampir melupakan tujuan awalnya memanggil Sehun.
"Emm...kau tahu, mungkin hal ini bukan yang perlu kita bahas tapi...tapi..menurutku ini penting." Yoona berhenti sejenak dan menatap kedua mata Sehun yang kini menatapnya lembut. Ia tersenyum menamdakan Yoona untuk melanjutkan pembicaraannya.
"Katakan saja Yoona. Aku tak ingin kau stess karena hal ini." Yoona mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Sehun
"Kita adalah pasangan suami istri sekarang. Tapi, kita belum pernah membicarakan mengenai kejujuran satu sama lain. Em..seperti tidak ada hal-hal yang disembunyikan diantara kita."
Yoona memandang Sehun yang memandangkan dalam dia. Matanya tertuju padanya. Namun, pikirannya entah berkelana kemana. Ia sedikit terpukul dengan permintaan Yoona. Akal dan hatinya segera merespon kaku. Rasanya beku. Lidah Sehun terasa kelu hanya untuk menanggapi dan mengatakan 'ya' kepada Yoona. Tapi, mengingat rencananya dulu, apa ia bisa mengatakan 'ya'. Jujur ia belum siap, tidak siap. Tapi semakin menumpuk bukankah semakin membuat Yoona sakit. Bukan salah sepenuhnya mengenai putusya hubungan Minho dan Yoona, tetapi ini rencananya. Ia dalangnya, maka ia tetap bersalah.
"Sehun?" Yoona memanggil Sehun yang tak kunjung merespon dirinya. Apa ia salah meminta hal itu? Tapi bukankah kejujuran dan kepercayaan adalah kunci suatu hubungan. Apalagi mereka telah melangkah sejauh ini.
"Hm? Y-ya?" Sehun tergagap mendengar panggilan Yoona. Ah..ia kembali memutar waktu mengingat rencananya dulu.
"Kau tak apa?"
Sehun tersenyum terkesan dipaksakan, "Tentu saja. Jadi, kau ingin kita bagaimana?" Ia tak tau mengapa ia menjadi gugup. Rasa kantuknya hilang digantikan rasa cemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHY MUST ME? SEASON 2 [END]
FanficSECOND BOOK OF WHY MUST ME? Kebohongan tak akan selamanya mengendap di dasar. Suatu hari akan muncul kepermukaan dan berujung rasa tidak percaya