[8] Gone

1.9K 245 32
                                        

Why Must Me? S2
.
.
.
.
.
.
TYPO(S)
.
Happy Reading
.
.

Sehun...

Laki-laki itu tak dapat berbuat apa-apa kini

Setelah kejadian yang menimpa rumah tangganya, ia hidup bagaikan robot tak berguna. Apa yang ia harapkan jika Yoona memilih menutup mata dan telinganya daripada mendengar dan melihat raut wajah penyesalan Sehun. Apa begitu terlambat dirinya untuk mengatakan maaf sambil memohon agar Yoona mau tinggal disisinya?
Kini yang ia rasakan hanyalah sebuha rasa sakit yang terasa abadi di dalam hati dan jantungnya. Seakan tak ada penawar untuk menyembuhkan rasa sakit itu kecuali Yoona seorang.

Ia bisa saja mencari keberadaan Yoona dan memintanya untuk pulang. Namun, Yoona memohon dengan sangat padanya diiringi linangan air mata yang menyayat hatinya lebih dalam lagi. Mau tak mau ia membiarkan wanita itu melangkah pergi dari rumah yang ia hadiahkan khusus untuk keluarga kecilnya kelak.

Tetapi angan itu sepertinya tak akan terwujud saat ini dan entah sampai kapan, rumah ini akan terasa seperti neraka penyesalan tanpa ujung untuknya. Ia bersyukur, Yoona tak mengajukan perceraian untuknya. Wanita hanya berkata ingin pergi untuk menenangkan diri. Tapi, hal itu tak cukuo bukan, pikiran manusia dapat berubah sewaktu-waktu dan bisa saja Yoona mengajukan cerai kepadanya. Jelas saja hal ini begitu menggantung persaan Sehun. Ia tak bisa menghubungi Yoona dengan berbagai cara apapun, mencarinya pun percuma, hanya akan ada tatapan kecewa yang akan diterimanya baik oleh mertua, ayahnya, juga orang terdekatnya.

Hari ini, tepat seminggu kejadian memilukan itu berlalu. Namun, rasa sakitnya masih sama seperti waktu itu. Bahkan lebih sakit karena rasa rindunya yang begitu mendalam pada sang istri.

"Tuan..."
Suara pelayan yang setia menemaninya dikala orang-orang terdekatnya menjauhinya karena rasa kecewanya. Oh...mereka sama saja. Tak mau mendengarkan keluh kesah Sehun dan cerita dari sudut pandangnya. Mereka hanya tahu jika Sehun berbuat licik pada hubungan Minho dan Yoona kala itu. Tanpa mau bertanya sebab ia melakukan hal nekat itu.

"Tuan..sudah saatnya makan. Anda terlambat makan lagi hari ini." Bibi Seo masih saja setia berdiri diambang pintu tanpa merasa lelah sedikitpun. Ia begitu prihatin dengan majikannya ini. Kisah cinta yang ia kira akan terus berlanjut hingga maut memisahkan harus dibumbui pahitnya kenyataan yang ada ditengah perjalanan rumah tangga mereka. Ia hanya dapat berharap dan berdoa, semoga saja hubungan mereka bisa kembali seperti dulu.

"......"

Tak ada jawaban yang menyapa pendengaran bibi Seo. Ia sering bahkan inilah rutinitas tuannya saat ini. Begitu besar dampak dari goyahnya rumah tangga mereka.

"Saya akan meletakkannya di nakas Tuan. Saya harap anda mau memakannya kali ini dan berhenti minum alkohol itu." Dan berlalulah bibi Seo setelah meletakkan makanan baru yang ia letakkan di nakas. Mengambil nampan makanan lama sama sekali tidak di sentuh Tuannya.

Setelah kepergian Bibi Seo, keadaan kembali sunyi. Sampai kapan ia akan seperti ini. Ia pun tak tau

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Wanita itu juga menangis. Menangisi nasib sekaligus takdir yang kini tak berpihak baik padanya. Namun, ia jauh lebih baik daripada suaminya. Ia punya sandaran akan keluh kesahnya. Ia mempunya orang-orang yang mau mendukungnya, menyayanginya dan menjaganya. Namun, jika dia ditanya, apa ia tak rindu pada suamimu? Tak khawatir padanya? Jelas ia sangat-sangat rindu dan khawatir. Tapi, egoisme dalam dirinya menang. Ia ingin Sehun merasakan penyesalan. Ingin tahu bagaimana rasa sakit itu.

WHY MUST ME? SEASON 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang