19

1.4K 144 28
                                    

Siang hari apartemen Kinal nampak sunyi, hanya ada Veranda yang kini tinggal menunggu wisuda dan Zara yang asik bermain boneka pemberian Kinal semalam. Veranda senang dengan sisi romantis Kinal kemarin yang memberikannya boneka beruang super besar

Veranda Pov

Banyak sekali sikap Kinal yang tak terduga oleh ku. Kadang sikapnya datar dan dingin ketika bersama orang lain lalu tiba tiba manis bahkan sisi romantisnya keluar satu persatu

Hari ini seperti biasa aku hanya bersama dengan Zara yang asik bermain boneka baru pemberian Kinal. Kemarin juga Kinal membelikanku boneka besar yang tidak terduga, sungguh romantis

Zara datang dengan boneka Elsanya sambil tersenyum manis. Aku yang memasak ikut tersenyum manis juga seperti anakku

"Bubi kok Pupi sama pala Onty belum pulang, katanya bental lagi pulang. Zala udah kangen sama Pupi mau ajak belmain"sungut Zara sambil memanyunkan bibirnya. Aku tertawa lalu mematikan kompor dan menggendong Zara

"Coba deh telpon Pupinya lagi, Zara ngerti kan caranya?"tanyaku dan ia mengangguk semangat lalu minta turun dari gendonganku. Zara mengambil ponsel ku dan jari jarinya yang mungil memencet nomer 1 yang langsung terhubung dengan nomer Kinal. Aku mendekati Zara untuk melodspeaker agar terdengar jelas ditelingaku

"Halo.."

"Kenapa Zara sayang?Pupi masih dijalan kena macet sabar ya"ucap Kinal diseberang telpon dan nampak Zara manyun

"Ih Pupi belum juga ditanyain udah jawab aja, ati ati ya Pupi Zala tunggu dilumah sama Bubi"

"Iya sayang, Pupi matiin dulu ya. Love you sayang"

"Lope yu Pupi Kinay.."

Tiba tiba ada yang menggedor pintu dengan cukup kencang dan aku langsung berlari membukanya. Kupikir itu Kinal yang berbohong masih dijalan ternyata pilihanku untuk membuka pintu adalah sebuah kesalahan

"Mischa.."ucapku pelan sedangkan ia tersenyum lebar dan langsung masuk bahkan duduk di sofa tanpa kusuruh. Aku lalu berjalan mendekatinya

"Mau apa sih Mischa, aku lagi sibuk dan kamu itu gak sopan langsung masuk aja"ucapku kesal dan dia masih tersenyum sok manis

"Ve jalan yuk, mumpung gak ada Kinal"ucapnya dengan santai, dia pikir aku mau jalan dengannya walaupun gak ada Kinal, sorry saja

"Gak bisa aku sibuk, mending kamu pergi sekarang sebelum nanti Kinal marah dan cekik leher kamu lagi"aku menyuruhnya untuk pergi namun sepertinya ia marah. Dia langsung mendekatiku dan menghimpit tubuhku ke tembok. Zara datang dan memegang kaki Mischa namun Mischa dengan kasarnya menjatuhkan Zara. Aku berontak namun aku kalah, tenaga Mischa jauh lebih kuat

"Jangan sentuh Bubi Ve Om jahat.."Mischa menampar Zara dengan kencang dan membuat pipi anakku memerah sekali. Zara menangis kencang karena seumur umur aku tidak pernah memukul Zara

"Kamu apain anak aku hah!"teriakku dan terlihat Mischa terkejut

"A-anak kamu..?"tanyanya terbata bata, aku menampar pipinya dan mendekati Zara yang masih menangis kencang

"Sayang jangan menangis, Bubi gak bisa liat kamu nangis. Cup cup cup sayang"ucapku sambil mengelus pipi yang ditampar Mischa tadi namun Mischa kembali menarikku dan menghimpit di tembok. Bahkan kedua tangannya memegang erat kedua tanganku

"Zara itu anak kamu?sebenarnya apa yang terjadi?"tanyanya dengan muka sok penasaran, membuatku muak

"Jawab aku Veranda!!"bentaknya dan aku masih terdiam tidak memperdulikannya. Ia lalu menarikku memasuki kamar dan menguncinya. Kini terlihat matanya memancarkan gairah dan menatapku seperti ingin menelanjangiku

Widows Beautiful [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang