Wake up

1.5K 81 8
                                    


Eunha terdiam sendiri di sebuah Cafe dekat rumah sakit dimana Wonwoo dirawat, ia sedari hanya mengaduk-aduk minuman yang sebelumnya ia pesan. Ia sedang melamunkan sesuatu yang terus terngiang di dalam kepalanya.

"Masih belum cukup kau menyakitinya ?! Apa tujuanmu kemari hanya ingin menambah kesedihannya saat ini ?! Kumohon Eunha-ya biarkan dia bahagia."

Saat Eunha sedang melamunkan sesuatu, tiba-tiba saja kursi yang ada dihadapannya di duduki oleh seorang pria yang sangat Eunha kenal. Ia adalah Seungcheol, kakak dari orang yang sangat mencintainya dengan tulus.

"Eung..oppa.."

Seungcheol hanya memandang Eunha dengan tatapan bertanya. Eunha melihat wajah Seungcheol yang terlihat lelah, terdapat kantung mata dibawah mata lelaki tersebut.

"Bagaimana keadaan..-"

Ucapan Eunha terpotong oleh ucapan Seungcheol. "Untuk apa kau menanyakan keadaannya ? Apa kau belum cukup membuat adikku menderita ? Kau masih belum puas, setelah melukai hati adikku ?!!"

"An..ani oppa, aku hanya ingin menjenguknya, kau ja..jangan salah paham."

"Bagaimana aku tidak salah paham dan asal menebak tujuanmu kemari, seharusnya kau dapat mengerti mengapa aku menuduhmu yang tidak-tidak. Kau yang telah membuat adikku kini harus terbaring lagi di ranjang pesakitan itu." Ucap Seungcheol sinis, ia terus menatap tajam Eunha yang sedari tadi hanya menunduk.

Eunha memberanikan diri menatap Seungcheol. "Tapi, aku kesini benar-benar ingin menjenguk Wonwoo, apa aku diperbolehkan melihat keadaannya ?."

"Maaf aku tidak akan pernah membiarkanmu untuk melihat keadaan adikku, aku terlalu takut kau akan menyakiti hatinya." Seungcheol beranjak dari tempat duduknya. Tanpa terasa air mata Eunha menetes begitu saja melewati pipinya yang mulus.

Sementara itu Mingyu dan Woozi kini tengah duduk di sebuah taman dekat campus mereka. Mereka sedang membicarakan kenangan yang telah mereka berdua lalui atau lebih tepatnya bertiga, bersama Wonwoo.

"Ming, apakah kau mengingat kejadian yang membuatmu menangis sangat keras hingga telingaku dan telinga Wonwoo kesakitan ?." Tanya Woozi, kini ia merebahkan tubuhnya di atas rerumputan yang hijau dan segar. Ia terus menatap pemandangan dihadapannya.

Mingyu hanya menjawabnya dengan anggukan kecil. "Ne, aku mengingatnya.." Mingyu memikirkan kejadian yang menimpanya dulu saat mereka bertiga masih berhubungan baik.

FLASHBACK

Saat itu Mingyu sedang duduk sendiri di bangku taman dekat rumahnya. Ia duduk dengan tenang sambil memegang buku gambar dan juga beberapa bungkus permen kapas. Ia sedang menunggu kedua sahabatnya yaitu Woozi dan Wonwoo. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Woozi dan Wonwoo datang sambil membawa sebungkus permen ditangan mereka berdua masing-masing.

"Annyeong Gyu-ah..." Panggil anak kecil berkacamata bulat tersebut. Mingyu menolehkan kepalanya kearah orang yang memanggilnya. Dilihatnya dua orang anak kecil seusianya yang satu memakai baju panjang berwarna pink dan juga celana pendek berwana putih dan satunya lagi memakai baju yang dilapisi oleh jaket dan tidak lupa pipinya yang bulat menambahkan kesan lucu kepada kedua anak kecil tersebut.

"Mianhae Gyu-ah kami berdua terlambat, tadi kami harus membeli sesuatu untukmu." Sahut namja kecil bernama Woozi.

Mingyu beranjak dari duduknya dan menghampiri mereka berdua. "Aku menunggu kalian berdua cukup lama, mengapa kalian lama sekali." Mingyu mempoutkan mulutnya.

Tak tahan dengan keimutan Mingyu, Wonwoo mencubit pipi bulat Mingyu dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Woozi dan Mingyu hanya melihat semua gerakan yang dilakukan oleh temannya itu. Wonwoo membuka tas gendong yang bergambar Pororo, ia mengambil dua buah kotak bekal makan siang yang sudah disiapkan oleh eommanya, Joohyun. untuknya dan juga kedua temannya.

Don't Leave Me [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang