u

3K 425 51
                                        

baik arin maupun mingyu, kini keduanya terdiam. mereka berdua sedang duduk di salah satu kursi yang berada di luar restaurant. restaurant ini memang memiliki dua area makan. indoor dan outdoor. berhubung mereka membutuhkan tempat yang sepi, akhirnya mereka memilih area outdoor yang tidak ditempati siapapun.

"dia seulgi. pacarnya wonwoo sejak satu tahun yang lalu. dia lebih tua 2 tahun dan lagi kuliah di hm lupa dimana. mungkin karena itu juga kamu gak tau kalau wonwoo udah punya pacar," ujar mingyu memberikan penjelasan.

arin menghela nafas. "kak, maaf aku nanya kayak gini. tapi, berarti, maksud dari kak wonwoo ngirim surat itu ke aku apa? kakak tau kan surat yang aku maksud yang mana?" arin memainkan jarinya mencoba menjernihkan fikirannya yang kini sedang kalut.

"itu, cuma dare."

ingin rasanya arin kabur dan mengurung diri di dalam kamar mandi. karena sebanyak apapun dia mengelak, dia tau, kalau sebenarnya dia jatuh cinta dengan wonwoo. dia jatuh cinta dengan kakak kelasnya yang sampai rela datang ke rumahnya hanya untuk meminta izin agar arin diperbolehkan ikut lomba debat.

sekarang arin mulai bertanya-tanya, apakah semua perlakuan wonwoo selama ini hanya didasarkan atas dare yang dia dapatkan? atau mungkin arin saja yang terlalu mengharapkan sesuatu yang sebenarnya tidak mungkin terjadi?

"rin, aku yang ngasih dare itu ke wonwoo. tau karena apa? karena aku suka sama kamu. aku takut buat ngedeketin kamu, makanya aku fikir dengan wonwoo dekat sama kamu, aku juga bisa dekat dengan kamu." tangan mingyu bergerak untuk mengenggam tangan mungil arin.

"maaf udah bikin kamu berfikir kalau wonwoo suka kamu. maaf," ujar mingyu menatap arin. yang ditatap hanya menundukka kepalanya. terlalu takut untuk mendongak dan menghadapi kenyataan.

*

hari pelepasan kelas 12 atau yang biasa disebut wisuda pun tiba. arin yang ditunjuk sebagai perwakilan adik kelas untuk menyampaikan pidato, sekarang lagi duduk di barisan paling depan, diantara kakak kelasnya. parahnya lagi wonwoo dan mingyu duduk di barisan tepat di belakangnya.

arin sedari tadi hanya memainkan jari-jarinya, menghilangkan rasa bosan yang dia rasakan. kalau kalian bertanya tentang hubungan 3 orang yang satu tim waktu lomba debat itu, sebenarnya tidak banyak yang berubah. namun, mereka jarang saling menyapa. mungkin karena kelas 12 yang sudah jarang ke sekolah mengingat ujian mereka sudah berakhir atau karena arin yang selalu berusaha menghindari dua kakak kelasnya itu.

waktu arin menyampaikan pidatonya di depan puluhab kakak kelasnya, arin tak bisa mencegah matanya untuk melihat wonwoo dan mingyu. kedua orang itu melihatnya dengan senyuman manis. senyuman sebagai tanda perpisahan karena kemungkinan besar, mereka tidak akan pernah bertemu lagi.

sejauh yang arin ingat, mingyu dan wonwoo akan melanjutkan pendidikan di luar kota. sedih? memang. namun arin tak akan bisa mengubahnya bukan?

setelah acara wisuda selesai, mingyu meminta bertemu arin. setidaknya itu lah alasan mengapa mingyu dan arin kini berada di luar gedung wisuda berdua.

"nih buat kamu," mingyu memberikan arin boneka, "kenang-kenangan."

"makasih kak."

tanpa meminta izin dari arin, mingyu menarik tubuh gadis yang dia sukai itu ke dalam pelukannya. "kamu yang semangat ya belajarnya. kita harus sama-sama jadi orang sukses." bisik mingyu. arin mengangguk pelan.

"arin!"

suara familiar itu menyeruak ke dalam gendang telinga arin. "kak wonwoo?"

wonwoo berlari kecil mengampiri arin yang kini sudah lepas dari pelukan mingyu. "wih boneka, dari mingyu ya? ceritanya udah ngaku nih, gyu?" tanya wonwoo menyenggol mingyu. mingyu hanya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"ini aku ada kenang-kenangan buat kamu." wonwoo memberikan buku tebal.

"buku kumpulan soal?" tanya arin bingung.

"iya. tapi ini gak sembarangan kumpulan soal. semua soal yang ada di buku ini, udah aku jawab semua dan ada pembahasannya. hitung-hitung buat kamu belajar pas kelas 12." ujar wonwoo dengan senyum bangga.

arin terkekeh. dia bahkan tak menyangka akan mendapatkan hadiah seperti ini dari seorang jeon wonwoo. "ya udah. aku pulang duluan ya. gyu, gue pulang duluan." pamit wonwoo.

ingin sekali rasanya arin memanggil wonwoo. ingin sekali rasanya arin menyatakan perasaannya kepada wonwoo. namun yang dia lakukan kini hanya diam. menatap wonwoo yang sedang menghampiri seorang gadis yang sedari tadi menunggunya. iya, seulgi. kekasih wonwoo.

"kamu pulang sekarang? udah dijemput?" tanya mingyu melirik jam tangannya.

"iya, kakakku udah di parkiran."

"ayo aku anterin," mingyu menarik tangan arin untuk menemani gadis itu menuju parkiran.

dan setidaknya begitu lah kisah arin, mingyu dan wonwoo. tidak ada yang tau apakah suatu hari nanti kisah mereka akan berlanjuya atau tidak.

sedikit menyedihkan. karena bahkan di akhir cerita ini, saat mingyu menarik tangan arin ke parkiran, arin masih belum bisa mengalihkan pandangannya dari wonwoo dan seulgi yang sedang berpelukan.

what a happy ending, batin arin perih.

*

hehe akhirnya selesai, maaf kalau endingnya mengecewakan kawan-kawan. terimakasih sudah mau membaca. selanjutnya cerita wonwoo lagi ya! ditunggu hehe c:

jatuh → wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang