y

2.5K 428 11
                                    

hari perlombaan debat dilaksanakan pun tiba. arin gak bisa membantah kalau dia merasa sangat gugup sekarang. dia takut dia akan melakukan kesalahan nanti.

di sisi lain, mingyu dan wonwoo malah terlihat santai. mereka berdua kini lagi sibuk bercanda berdua, seakan lupa dengan kehadiran arin yang berjarak sekitar 60 cm dari mereka.

sejak kejadian malam itu, gak ada yang berubah dari mingyu dan arin. seperti tidak ada yang terjadi diantara mereka, pengakuan mingyu kepada arin seperti tidak terjadi.

begitu sadar arin hanya diam sedari tadi, wonwoo lah orang pertama yang menghampiri gadis itu. "rin, gugup ya?" tanya wonwoo memegang punggung arin.

arin mengangguk lemah. "begitu lah, kak. aku bahkan bisa merasakan perutku yang mulai terasa mulas," keluh arin memegang perutnya.

"jangan gugup. kita harus yakin kalau kita bisa. menang atau kalah itu urusan belakangan. tapi yang terpenting adalah kita harus berikan yang terbaik demi sekolah kita," wonwoo memberikan nasihat seperti orang tua kepada arin.

walaupun terkesan sedikit aneh, tapi arin merasa lebih baik sesudah wonwoo mengatakan hal tersebut. "makasih ya kak." ujar arin tulus.

wonwoo baru saja ingin pergi untuk menghampiri gurunya ketika dia teringat sesuatu. "oh iya arin, aku cuma mau bilang kalau aku merasa sangat senang karena mengikuti lomba ini," wonwoo tersenyum manis, "bersama kamu."

setelahnya, wonwoo melenggang pergi begitu saja. deg deg deg deg. arin memegang dadanya, merasakan detak jantungnya. "gila," gumam arin.

"siapa yang gila?" tanya seseorang. arin langsung menoleh ke arah kiri dan bertemu wajah mingyu yang sedang menatapnya. oh ayolah, baru saja wonwoo pergi dan sekarang arin sudah dihadapkan dengan mingyu? ini benar-benar tidak baik untuk jantung arin.

"aku yang gila."

"kamu? gila karenaku?" tanya mingyu dan cengirannya. arin hanya diam, malas menanggapi mingyu dan mingyu malah tertawa.

"rin," panggil mingyu lembut. "selesai lomba debat, boleh kita ngomong berdua?"

arin terdiam. entah kenapa, cara mingyu berbicara dan menatapnya, membuat arin tak bisa mengatakan apa-apa. dan akhirnya yang arin lakukan hanyalah mengangguk.

"ayo, kita semangat lomba ya." mingyu memberikan semangat kepada arin untuk menutupi kecanggungan yang mulai menyelimutinya dan arin. arin pun mulai meninggalkan rasa penasarannya akan apa yang akan dikatakan mingyu dengan fokus menghadapi lomba yang sebentar lagi dimulai.

*

ya, dan akhirnya aku melanjutkan cerita ini hehe. gila emang, terakhir update itu September 2016 dan sekarang udah April 2017. maafkan aku kawan-kawan:")

btw, ini ceritanya sebenernya udah mau habis. jadi mohon bersabar ya ehe.

jatuh → wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang