r

4.2K 651 33
                                    

suara ketukan dari pintu kamar arin, berhasil mengalihkan konsentrasi gadis itu dari buku kimianya. kepala kakaknya yang menyembul ke dalam kamarnya membuat arin tersenyum tipis.

"aku baru saja membeli camilan di supermarket. ini aku belikan untuk menemanimu belajar." jimin menyodorkan satu plastik penuh camilan ke arah arin.

arin beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil kantung tersebut. "kau membelikanku satu kantung camilan karna kau sayang padaku atau karna kau ingin melihatku gendut, hm?" tanya arin yang langsung dibalas kekehan oleh jimin.

"oh ayolah, kau selalu makan dalam porsi yang banyak selama 16 tahun kau hidup dan tubuhmu masih seperti itu saja. kurus dan pendek." celetuk jimin.

"apa perlu aku belikan cermin? kau tidak sadar diri kalau kau juga pendek?" arin bertanya pada jimin dengan nada yang mencemooh.

dengan gemas, jimin mengacak-acak rambut adiknya. "sudahlah. kita syukuri saja badan kita yang mungil ini. jangan tidur malam-malam, arin. gak baik." ujar jimin sebelum menutup pintu kamar arin, membiarkan adiknya untuk kembali sibuk dengan tugas sekolahnya.

arin membuka kantong plastik di depannya dan mengambil salah satu snack dari dalamnya. dia kembali duduk di kursi meja belajarnya ketika handphone-nya bergetar. dia pun beranjak menuju tempat tidurnya untuk mengambil handphone-nya yang tergeletak disana. rasa terkejut langsung melandanya begitu tau dia baru saja mendapatkan LINE dari orang yang tak dia duga.

wonwoo : arin
wonwoo : ikut lomba debat bahasa inggris kan?
wonwoo : kita satu tim :)

jatuh → wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang