Laut Yang Baru

7.2K 389 0
                                    

Mendengar pengakuan Coral, Theo terkejut. Dia selalu menyukai Coral. Coral gadis tercantik yang pernah dia lihat sejak kecil dan sekarang Coral tumbuh menjadi wanita dewasa. Tubuhnya indah, kulit mulus, rambut panjang yang indah, wajah lembut dengan mata yang memabukkan.

Theo menatap mata Coral dengan lembut, membuat jantung Coral berdebar dengan keras dan wajah Coral merona. Pemandangan yang membangkitkan gairah Theo. Lalu dengan perlahan Theo berbisik.

Theo : "di mata kakak hanya ada Coral. Dari kecil yang kakak lihat hanya Coral."

Coral : "syukurlah."

Lalu dengan perlahan Theo menyentuh pipi Coral, melihat mata dan bibir Coral yang merekah, mendekatkan wajahnya ke wajah Coral. Dengan lembut Theo mengecup bibir Coral lalu Coral membalas kecupan Theo. Tidak lama kemudian, ciuman mereka berubah menjadi lebih bergairah dan sore itu menjadi sore yang tidak terlupakan bagi mereka. Perasaan Theo yang terpendam selama ini terbalaskan oleh Coral. Mereka bercinta hingga malam datang. Setelah itu Theo mengantar Coral pulang.

Coral merasa luka hatinya telah terobati oleh Theo. Dia tidak sedih seperti sebelumnya.

Esok harinya, Coral kembali ke pantai. Dia ingin memastikan satu hal, dia ingin berenang di laut. Dia ingin tahu, apakah dia akan benar-benar berubah menjadi putri duyung.

Sesampainya di pantai, dia pergi ke dekat karang tempat biasa dia bertemu bibi Nere atau ibunya. Lalu dia mulai berenang ke laut, semakin lama semakin dalam dan perlahan, tuba-tiba kakinya berubah menjadi sirip ikan, dimulai dari pinggangnya, ada selaput di jarinya. Dan di leher Coral timbul insang, sehingga dia bisa bernafas di dalam air. Coral sangat terkejut, meskipun dia memang beberapa kali berimajinasi bahwa dia seorang putri duyung. Coral terdiam dan menangis, dirinya bukanlah yang selama ini dia kira, Coral merasa tidak mengenal dirinya sendiri. Setelah berhasil menenangkan dirinya, Coral memutuskan untuk berenang. Tapi setelah berenang beberapa lama di laut itu, dia menyadari satu hal, air laut di tempat itu sudah tercemar, membuatnya terbatuk-batuk. Tidak lama kemudian dia kembali ke pantai dan dengan segera kakinya kembali.

Coral mulai berpikir, jika dia menjadi putri duyung, dia tidak dapat hidup di air kotor seperti itu. Dia harus menemukan laut yang lebih bersih. Lalu dia memutuskan untuk meminta bantuan Theo.

Coral : "hai kak Theo"

Theo : "hai Coral"

Coral : "kak, bawa Coral berlayar. Coral mau lihat laut yang lain."

Theo : "kenapa tiba-tiba kamu mau lihat laut lain? Sudah bosan sama laut ini?"

Coral : "Coral mau pergi lihat laut yang lain sama kakak, laut yang bersih."

Theo : "baiklah. Besok kita pergi yah sayang."

Coral : "terima kasih kak Theo."

Esok harinya Coral meminta ijin pada orang tua nya untuk berlayar dengan Theo. Annabeth senang karena Coral dekat dengan Theo. Dia sudah menganggap Theo seperti anaknya sendiri karena Theo selalu menjaga Coral.

Coral dan Theo pun pergi pagi-pagi. Theo membawa Coral pergi ke laut yang jauh, dengan air sebiru kristal. Coral ingin sekali berenang di laut itu, tapi dia tidak ingin Theo melihatnya dalam wujud putri duyung. Coral hanya bisa menghafal tempatnya, agar suatu saat dia bisa berenang kesana. Mereka pun menghabiskan waktu dengan ber mesraan diatas kapal berdua.

Madeline mengetahui kepergian Coral dan Theo, hal itu membuatnya marah. Dia khawatir jika Coral akan mencampakan Theo seperti Harry. Dia tidak ingin kakaknya terluka.

Pada malam hari, setelah Theo mengantar Coral pulang, Madeline menghampiri Theo.

Madeline : "kak Theo pacaran sama Coral?"

Theo : "iya. Kakak tidak pernah sebahagia ini."

Madeline : "kakak belum tahu seperti apa sebenarnya Coral. Kakak harus hati-hati padanya."

Theo : "Maddie, kita sudah bersama Coral seumur hidup kita. Kakak tidak akan lebih mempercayai orang lain daripada Coral jika kakak jadi kau."

Madeline : "kakak tidak mengerti. Jika terjadi apa-apa jangan bilang aku tidak memperingatkan kakak."

Madeline semakin kesal karena kakaknya sendiri lebih mempercayai Coral daripada dia. Semakin lama Madeline semakin tidak menyukai Coral.

Di sisi lain, Coral semakin banyak menghabiskan waktunya di laut. Sepulang sekolah jika Theo sedang pergi melaut, Coral akan berenang di tempat yang sepi atau pergi ke laut yang bersih yang Theo tunjukan padanya. Dia semakin nyaman berada di laut.

Lalu dua bulan kemudian Coral tiba-tiba merasa mual dan tidak enak badan. Dia coba mengingat semua makanan yang dia makan seminggu terakhir, tapi tidak ada yang aneh. Semua makanan sudah dicoba oleh pelayan sebelum dia makan atau sebelum dia bawa ke sekolah. Akhirnya Coral memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Dokter : "Coral, kamu hamil."

Coral : "apakah dokter yakin? Yakin aku hamil? Aku benar-benar hamil dok ?"

Dokter : "Coral, pemeriksaan kehamilan bukanlah hal yang rumit. Dan hasilnya juga jelas. Apakah kau akan memberitahukan orang tua mu tentang ini?"

Coral : "Tidak! Jangan. Kumohon jangan kasih tau mama ataupun papa tentang ini. Coral akan melakukannya dengan cara Coral sendiri."

Dokter : "bagaimana dengan sekolahmu Coral ?"

Coral : "aku akan memikirkannya dok. Pokoknya jangan kasih tau siapa-siapa. Please dok."

Dokter : "baiklah, tapi jangan berbuat hal bodoh. Beritahu aku kalau kau membutuhkan bantuan. Apapun itu. Kau harus berjanji."

Coral : "iya dok. Janji. Terima kasih, aku akan pulang."

Coral terkejut mendengar pernyataan dokter bahwa dirinya hamil. Dia panik, tidak mampu memberitahukan hal ini kepada orang tua nya maupun Theo. Apa jadinya nanti jika dia melahirkan seorang putri duyung? Bagaimana cara menjelaskannya pada mereka? Lagipula setelah anak itu lahir nanti, waktu nya di darat hanya tinggal beberapa bulan.

Terima kasih sudah membaca, tolong vote kalau kalian suka ceritanya yah :)

Silahkan comment kritik dan saran jika ada..

With Love
Nie 😘

[COMPLETED] Putri Duyung TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang