Second

21 5 6
                                    

Samar-samar gue mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat. Setelah gue tengok itu ternyata anak pertama tante Sora, kak Halil.

"Excuse me, may I?" Kak Halil bertanya meminta izin untuk duduk di samping gue.

"Sure." Gue menggeser sedikit posisi duduk gue supaya kak Halil bisa duduk disamping gue.

"Kamu kenapa? Kok keluar sih? Gak suka sama pestanya ya?"

"Gak papa kok kak. Kalau masalah pesta, aku emang rada gak suka sih sama pestanya."

Sebenernya gue gak suka sama nyokap lu sih.

"Kamu gak sukanya kenapa?"

Lagian nyokap lu sok kecantikan. Pake acara nikah sama bokap gue lagi.

"There is no music, and I think it's a little weird."

Gue sedikit bohong ke dia. Mungkin kadar bohong gue 50% dan jujur gue 50%. Karena gue emang gak suka sama tante Sora, dan gak suka pesta tanpa musik. So i'm not lie at all.

"Oh, I see. Do you like music so much?"

"Yes, I do." Gue menjawabnya seperti anak murid yang menjawab pertanyaan gurunya.

"So am I."

"Kakak suka musik jenis apa?"

Mendengar ada orang lain yang suka musik sama kayak gue selain Skalar membuat gue antusias.

"Kakak paling suka musik pop. Dan kakak dulu punya band."

"Wah, hebat dong terus kakak jadi apa?"

Gue tambah penasaran mendengar bahwa orang ini pernah jadi personil dari band pop. Seperti yang gue idam-idamkan dari dulu.

"Jadi orang lah..." kak Halil tersenyum lebar.

"Ya, maksud Azula itu kakak jadi vokalis, apa personil band yang lain?"

"Kakak jadi gitaris."

"Wuih.... aku pengen banget dari dulu jadi gitaris band gitu dan ikut kompetisi Indonesian Sound Soul."

Gue dari dulu berkhayal bisa jadi personil band dan ikut kompetisi band SMA taraf Nasional, Indonesian Sound Soul. Hadiah juara 1 itu bikin album. Dan album itu bakal dipajang di toko kaset langganan gue. Gue pengen banget ikut kompetisi itu, but I can't. Soalnya band sekolah gue udah lama punah.

"Kak, band kaka pernah ikut Indonesian Sound Soul Music Competition?"

"Pernah. Tapi cuman sampai 5 besar."
Wajah kak Halil seketika berubah menjadi muram.

"Band kakak kalah sama band terkenal itu. Apa ya namanya? Oh iya,  Black Sky. Dia juara 1-nya" Kak Halil tampak kesal mengingat nama band tersebut.

"Kak, kok kakak kayaknya dendam banget sama band itu?"

"Ada kisah asmara yang menyelimuti rasa dendam ini. Kamu tau kan drumer-nya? satu satunya personil perempuan."

Gue hanya mengangguk mengingat wajah drummer cantik itu.

"Setiap kompetisi itu pasti ada persyaratannya dong?"

Gue kembali mengangguk.

"Jadi dulu persyaratannya itu lagu buatan sendiri bertema cinta tanpa ada kata 'sayang' didalamnya."

"Terus?"

"Kakak nembak dia pakai lagu buatan kakak sendiri."

Gue mulai bisa nebak arah pembicaraan kak Halil.

"Dia pakai lagu kakak buat dilombain?"

"Yap, dan itu dia gak izin dulu sama kakak. Dan setelah menang, dia ngebuang kakak kayak sampah San malam pacaran sama vokalisnya."

"Judul lagunya itu 'Sebelah Mata', ya kan kak?" Gue mencoba menebak judul lagu karangan kak Halil.

"Ia bener."

"Pasti kakak ancur banget tuh perasaannya." Gue mulai serius mendengar cerita kak Halil yang ngenes aned menurut gue.

"Hati kakak hancur banget sampai jadi butiran tanah. Terus Nicole datang memberikan cintanya yang mengalir membasahi setiap sela jiwa kakak. Dan dia membentuknya menjadi hati yang utuh lagi."

Kak Halil mengumpamakan hatinya seperti tanah liat yang hancur dan dibentuk kembali oleh kak Nicole menjadi utuh. Sampai membuat air mata gue menggenang.

"Aduh.... indah banget sih kisah cinta kak Halil dan kak Nicole. Jadi mau punya Love story kayak gitu."

"Masih kecil, gak usah mikirin pacar-pacaran dulu deh..."

"Iya-iya." Gue tersenyum sambil mencoba menahan genangan air mata gue.

Kak Halwa datang mendekati gue dan kak Halil yang tengah sibuk bercengkrama.

"Excuse me. Am I disturbing you guys?"

Kak Halwa langsung mengambil posisi duduk di sandaran tangan bangku disebelah kak Halil.

"Gak kok kak."

"Eh, kalian tadi cerita apa?"

"Itu Wa, cerita tentang Indonesian Sound Soul Competition."

"Oh, kalau itu sih kakak juga pernah ikutan. Kakak jadi Vokalisnya, dan sampai di 10 besar."

"Wuih..."

Gue terkesima sampe mulut gue nganga mendengar pengalaman kedua orang dihadapan gue ini. Mereka musisi yang hebat menurut gue. Karena buat masuk 50 besar kompetisi ini itu susah banget. Apalagi sampai 10 besar dan 5 besar. It's EMEJING bray.

"Udah ah mingkem. Nanti ada laler masuk aja. Hahaha...."

Kak Halil mengatupkan mulut gue dengan tangannya sambil tertawa. pembicaraan gue dengan mereka terus berlanjut hingga langit mulai menguning.

※※※

Itu lagu yang 'Sebelah Mata' itu sebenernya lagu Armand Maulana. Tapi gue membuatnya disini jadi lagu Black Sky yang dikarang kak Halil.

Hope you Like and Comment in my story.

AzulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang