Pernahkah kalian mempunyai seorang sahabat yang sangat dekat dengan kalian, bak sepasang belahan jiwa yang tak mudah dipisahkan dalam berbagai hal?
Tapi dengan mudahnya terpisahkan oleh sebuah hal monoton yang seharusnya tidak dinomersatukan pada sebuah hubungan persahabatan.
.
.
.
Egoisme.
.
.
Aku mempunyai seorang sahabat. Kami tumbuh dan besar bersama. Dia sudah seperti saudara bagiku. Mungkin dia juga menganggapku seperti itu.
Ya, seperti pada cerita-cerita novel, aku dan dia selalu berada pada sekolah yang sama dan selalu melakukan hal-hal unik dan gila bersama.
Kami sama sekali tidak pernah terlibat dalam pertengkaran. Bak sebuah kisah dongeng indah tentang persahabatan, kami menguntai kisah demi kisah milik kami sendiri yang lebih berwarna daripada kisah dongeng.
Hingga bangku SMA pun, kami tetap bersama. Aku sangat menyukai hidupku. Memiliki seorang sahabat yang setia dan menyayangiku, tidak pernah bertengkar, membuatku merasa kisahku lebih indah daripada kisah dongeng happy ending manapun.
.
.
Hingga akhirnya
.
.
Laki-laki itu datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jendela Senja
Teen FictionCinta. Untuk apa cinta dihadirkan dalam dunia ini, jika hanya untuk merusak sebuah jalinan persahabatan?