1

18.3K 910 347
                                    


Suara tapak kaki yang sedang berlari jelas terdengar, meski sudah tampak kelelahan tapi sepasang kaki munggil itu terus mencari aman.

"Haah..haahh" terdengar nafas kembang kempis seorang gadis.

Yang sedari tadi berlari tak hanya seorang diri.

Saat dirasa sudah cukup aman seorang gadis berhenti sejenak dari acara lari-lariannya,
Bukan sedang olah raga bukan juga sedang lomba lari,
Tapi seorang gadis sedang dikejar-kejar beberapa orang  yang nampaknya preman.

Nafas yang tadinya kembang kempis kini mulai teratur,  membuatnya merasa sedikit lega meski tak berlangsung lama,
Karna kini tiga preman yang tak jelas itu kembali melihatnya,
Dan tentu saja menggejarnya lagi.

Gadis yang tadinya sedang sedikit istirahatpun kembali berlari, terus berlari dari jalan yang sepi menuju jalanan cukup rame.

Lalu dengan tiba-tibanya saking lelah berlarinya saking paniknya gadis itu mencegat salah seorang pengendara motor yang lewat,  tentu saja ulah gadis belia itu membuat sipenggendara dengan reflek kagetnya langsung menginjak rem motornya.

Membuat motornya berhenti cukup mendadak tepat didepan gadis itu, untung saja sipengendara sepeda motor itu cukup mahir sehingga tak sampai membuatnya menabrak gadis bar-bar didepannya.

Tentu saja sipengendara motor itu sangat geram didalam hatinya, ingin rasanya memaki gadis berseragam sekolah didepannya, yang kini nampak tersenyum lucu tanpa merasa berdosa sedikitpun karna ulahnya.

Baru saja sipengendara motor itu ingin membuka mulutnya untuk bicara, tapi sigadis kecil nan cantik itu malah dengan tiba-tiba naik dan duduk dijok belakang motornya.

"Cepatan jalan pleaseeee" ucap gadis berseragam itu memohon.

"Apa-apaan si? turun gak!" ucap sipengendara motor.

Dengan galak, karna emosinya bertambah dengan kelakuan gadis kecil yang sangat aneh menurutnya.

"Jalan cepetan, itu mereka udah deket..cepetannn..cepetan.." lagi ucap gadis itu memohon.

Menunjuk kearah beberapa preman yang masih menggejarnya, terlihat begitu ketakutan, dan jelas sangat memohon agar sipengendara motor mau segera menjalankan motornya.

Sipengendara motor yang melihat kearah yang dimaksud gadis itupun, kini tau apa yang membuat gadis itu seenaknya saja mencegatnya dijalan, tak mau semakin bermasalah sipengendara motorpun segera menjalankan motornya, tentu saja dengan gadis berseragam yang ada diboncengannya.

Setelah dirasa lumayan jauh dari tempat tadi sipengendara motor menepikan motornya dan berhenti.

"Turun!" ucapnya tegas.

Pada gadis berseragam sekolah yang masih berada diboncengan motornya.

Tapi gadis itu seolah tak merespon, atau sengaja pura-pura tak mendengar, atau gadis itu punya alasan lain.

Merasa tak direspon, sipengendara motor itupun turun dari motornya, tapi gadis itu tetap anteng diboncengannya.

Dilepasnya helm yang sedari tadi dipakainya, lalu kini tampaklah wajah gadis manis nan tegas sipengendara motor, yang membuat gadis berseragam itu ntah kenapa tak berkedip menatapnya.

"Turun gak!" lagi ucap gadis itu tegas.

Membuat gadis berseragam yang tadi tampak seperti kagum kini menjadi tampak sendu.

Dengan tangannya yang berusaha menarik tangan gadis berseragam itu untuk turun, tapi sigadis itu tetap tak mau turun tetap kekeh diboncegan motornya.

Dan tiba-tiba gadis berseragam itu memasang tampang sedihnya.

"Jangan turunin aku kak, setidaknya untuk sekarang" ucap gadis berseragam itu.

Pada orang didepannya yang jelas sangat lebih dewasa dibanding dirinya, seorang gadis dengan pembawaan tegas dan cuek yang meski begitu tapi terlihat keren.

"Aku ada urusan, dan aku gak kenal kamu, sudah baik aku nolongin kamu dari preman tadi, jadi sekarang turun dan pulanglah" ucap gadis yang lebih dewasa itu.

"Pleaseee bawa aku kak, setidaknya untuk saat ini" lagi ucap gadis berseragam itu.

Dengan wajah memohonnya  Terlihat begitu berharap orang tak dikenal didepannya mau membawanya.

Benar-benar gadis yang aneh, bisa-bisanya minta dibawa oleh orang yang baru pertama ditemuinya, ntah apa maksudnya.

Membuat gadis pengendara motor itu tampak berkerut heran, bertemu dengan gadis berseragam sekolah yang membuat emosi jiwanya hari ini.

"Maksud kamu apa ha? tanya gadis yang lebih dewasa.

"Jangan bertanya maksudnya kak" jawab gadis kecil itu.

Dengan tampang tak berdosanya, dengan tampang yang dibuat seimut-imutnya.

"Kok bisa ya aku ketemu anak kecil kaya kamu? bikin darah tinggi bisa-bisa" jawab sigadis yang lebih dewasa.

"Apa si kak anak kecil dihhh, aku udah gede kak dan aku punya nama tau, namaku Suci kak, nama kakak siapa?" ucap gadis kecil itu.

Seraya mengulurkan tangannya,  malah memperkenalkan dirinya dengan sok imutnya pada gadis didepannya.

Sementara gadis didepannya menatapnya dengan tatapan malasnya, dengan hati yang ntahlah juga melihat gadis kecil didepannya.

"Terserah kamu anak kecil" jawab gadis yang lebih dewasa dengan malas.

"Ihhh kakak ditanya baik-baik juga" ucap gadis kecil itu.

Dengan tampang sok manyunnya yang lucu.

"Gak punya nama" jawab gadis yang lebih dewasa.

Lalu hendak naik lagi kemotornya, tapi gadis kecil itu menarik tangannya, lalu menjabatnya layaknya orang berkenalan, gadis dewasa itu mau tak mau menoleh kearahnya.

"Kak, nama aku Suci, nama kakak yang baik tapi galak ini siapa?" lagi tanya gadis kecil itu.

Tak menyerah mengajak berkenalan, tanpa takut bahkan berani meledeki, dengan wajah cerianya serta tatapan berbinarnya yang sesungguhnya terlihat imut nan cantik.

"Jiwa" jawab gadis dewasa akhirnya.

Entah kenapa begitu lembut menyebut namanya sendiri, kini ucapnya tak setegas dan sedatar tadi, dengan tatapan teduhnya yang kini bertemu tatapan ceria Suci.

Tatapan yang akan menjadi awal dari sepenggal atau sebanyaknya kisah, keduanya akan mulai memulasi hari-hari dari keduanya.

Membuat gadis berseragam sekolah yang bernama Suci seketika itu tersenyum dengan sangat imutnya.

"Nama yang bagus kak" jawab Suci.

Masih tersenyum riang seperti pembawaannya yang memang begitu.

Membuat gadis didepannya yang bernama Jiwa, seolah sedikit terpaku oleh senyum Suci karna  dirasa sangat ceria dan imut layaknya dedek-dedek gemes seusianya.

Tapi setelahnya dengan perlahan Jiwa menarik tangannya dari tangan Suci, Membuat senyum merekah Suci perlahan terhenti karnanya, seolah tak rela saat jabat tangannya dengan Jiwa terlepas.

Gadis belia itu seketika memasang bibir cemberutnya,  namun terlihat lucu menurut Jiwa karna tak sengaja terlihat dikaca spionnya.

Ntah kemana Jiwa akan membawa Suci, si gadis kecil yang malah meminta dibawanya kemana saja.

Jika saja Jiwa orang jahat mungkin Suci tak akan selamat, tapi mengingat Jiwa orang baik harusnya Suci akan merasa nikmat, Harusnya...........

TBC

Suci dalam Jiwa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang