10

6.2K 569 189
                                    


Perempuan didepan Jiwa masih berusaha menyembunyikan rasa paniknya, karna Jiwa dirasa semakin tau dengan niat aslinya.

Meski dalam hati perempuan itu tak dipungkiri, bahwa tak hanya ada niat yang tak baik, tapi juga ada niat sesungguhnya meski dibarenggi suatu yang salah.

"Kenapa tidak dijawab, jadi benar semua ada hubungannya dengan Winta?" Lagi tanya Jiwa.

Yang semakin membuat perempuan didepannya tak kuasa menjawab, yang semakin membuat perempuan didepannya merasa bak maling yang ketauan.

"Ji..Jiwa...ini..ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan nama yang kamu sebut, yang ntah itu nama siapa, sama sekali tak begitu" jawab perempuan itu.

Yang tetap saja tergugup meski dipaksa biasa, karna nyatanya rasa panik dihatinya lebih berkuasa.

"Kenapa tidak jujur saja sedari awal? Kenapa harus melibatkan aku begini?" tanya Jiwa.

Meski dengan nada lirih tapi sarat akan penekanan.

Membuat perempuan didepannya semakin dibuat gelagapan tak karuan, mendapat pertanyaan juga tatap menghujam dari Jiwa.

"Kamu salah faham Jiwa" ucap perempuan itu.

Seolah tak mampu menjawab pasti ucapan Jiwa.

"Kalau begitu benarkan pemahamanku, benarkan sesuai kebenaran yang nyata bukan yang kamu buat-buat" ucap Jiwa.

Tetap berusaha tenang, meski tak dipungkiri emosi makin memenuhi fikiran.

"Jiwa, kita lanjutkan pembicaraan ini dirumahmu saja ya, kurasa itu tempat yang lebih tepat" ucap perempuan itu.

Ntah menghindari ucapan Jiwa atau justru ada maksud lain, tapi meski begitu Jiwa menurut apa ucapan perempuan yang sedang bersamanya, keduanya kini meninggalkan tempat makan tersebut untuk kerumah Jiwa.

Tak butuh waktu lama, karna kini keduanya sudah tepat berada didalam rumah Jiwa.

Keduanya duduk berhadapan disofa, tatapan Jiwa masih seperti tadi tatapan meminta kejelasan, sementara perempuan yang ada didepannya tampak semakin bingung didalam hatinya.

"Sekarang perjelas semua" ucap Jiwa memulai.

Membuat perempuan didepannya jelas makin dibuat tak tenang.

"Jiwa, aku rasa semua sudah cukup jelas sedari pertama" jawab perempuan itu.

Tak memberi jawaban tentang apa yang Jiwa harapkan, malah semakin membuat Jiwa penasaran.

"Apa perlu aku mencari tau semua sendiri?" lagi tanya Jiwa.

Dengan begitu datarnya, coba tahan emosinya yang sebenarnya sudah terkumpul ingin meledak.

"Jiwa, percayalah niatku tak seburuk yang kamu fikir, aku sungguh-sungguh Jiwa" lagi ucap perempuan itu.

Seolah sangat mengharap Jiwa mau percaya pada apa yang diinginkannya, meski nyatanya tak semudah itu membuat Jiwa meyakininya.

"Keluar dari sini Rani, sebelum emosiku tak bisa lagi kutahan!" Ucap Jiwa tegas.

Yang seketika membuat perempuan didepannya merasa kaget juga takut, karna baru sekali ini melihat Jiwa yang biasanya terlihat diam juga cuek kini nampak begitu emosi.

"Dan ingat! Jangan pernah kembali karna aku tidak akan pernah kemanapun!" lagi dengan tegasnya Jiwa berucap.

Membuat perempuan yang dipanggil Rani didepannya dibuat berdebar takut, bahkan matanya tak sanggup menatap tatap tajam Jiwa.

Suci dalam Jiwa (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang